5. Interaksi yang lebih intens
Belajar online atau edukasi online, bisa menguatkan interaksi antara siswa dengan instrukturnya. Tidak seperti belajar secara konvensional, siswa yang kadang masih malu untuk bertanya, dengan kesempatan yang terbatas.
6. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
Dalam perjalanannya, sistem belajar online atau edukasi online lebih mudah untuk diperbarui. Pihak penyelenggara bisa merevisi materinya kapan saja, sehingga informasi yang disajikan selalu up to date. Begitupun dengan berbagai fasilitas yang disediakan akan terus berkembang, untuk membantu mempermudah pengembangan bahan belajar. Dengan cara ini, maka siswa akan dimudahkan untuk memahami materi pengajaran yang diberikan. Cara ini juga memungkinkan siswa untuk sumbang saran dalam hal perbaikan metode maupun kurikulum yang diajarkan.
Harus ada komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.
7. Motivasi yang berkelanjutan
Dalam sistem belajar online atau edukasi online, instruktur diharapkan memahami bahan pengajaran dengan baik, dan mentransfernya melalui bahasa yang mudah dipahami. Hal yang tidak kalah penting, motivasi yang terus menerus bisa dilakukan instruktur untuk menyemangati siswa agar tidak bosan untuk terus belajar. Dengan cara ini, maka kesuksesan menjadi tantangan bersama.
PENDIDIKAN KARAKTER
1. Defenisi Pendidikan Karakter
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan ialah : “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.
Ki Hajar Dewantara menyatakan : “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.
Jamin Shaliba dari lembaga bahasa Arab Damaskus mengemukakan bahwa “pendidikan ialah pengembangan fungsi-fungsi psikis melalui laihan sehingga mencapai kesempurnaannya sedikit demi sedikit”.
Menurut Wynne kata karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkaraktek jelek, sementara orang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang, dimana seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character) jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral.
Sedangkan menurut Jakoep Ezra, MBA, CBA, seorang ahli Character, “Karakter adalah kekuatan untuk bertahan dimasa sulit”. Tentu saja yang dimaksud adalah karakter yang baik, solid, dan sudah teruji. Karakter yang baik diketahui melalui “respon” yang benar ketika kita mengalami tekanan, tantangan & kesulitan.