Disebuah negeri  antah berantah
Ikankecil diujung tahta
Berharap lanjut di singgasana
Kumpulkan tenaga mencari suara
Â
Di pusat kota singa meraung
Menggalang massa pilihan utama
Ikan kecil janganlah diberi ruang
Untuk kembali duduk di tahta
Â
Pertarungan seakan tak berujung
Antara ikan kecil dan singa jantan
Para sepuh turun gunung
Ikut teriak tak peduli panas dan hujan
Â
Disudut kota singa meringis
Ketika asa hampir pupus
Melihat ikan kecil semakin eksis
Datanglah kabar  membawa kasus
Â
Ikan kecil membuat ulah
Kata kata suci dibuat masalah
Dipulau seberang tempat perkara
Pedang pun tak setajam kata kata
Â
Di pojok kota yang gulita
Singa jantan berbuat ulah
Berbincang lepas seolah bersama harim
Tapi ternyata bukanlah muhrim
Â
Ikan kecil dan singa jantan
Berdua mereka terlibat pelanggaranÂ
Ikan kecil pelecehan keyakinan
Singa jantan tersandung syahwat tak tertahan
Â
ikan kecil tetap berenang
kepala tegak meski di kerangkeng
hadapi resiko ulah sendiri
pantang lari menyelamatkan diri
diseberang sana singa yang garang
tersandung ulah ocehan birahi
bukan muhrim tidaklah berpantang
di negeri orang selamatkan diri
kalau bukan ulahnya tuan
hadapi saja seperti ikan
biar semua jadi tak menebak
fitnahpun pasti akan tertolak
ikan kecil tetap berenang
didalam negeri dia lebih senang
singa mengendap di negeri orang
entah menghindar kejaran pamong
kalau begitu siapakah jadi pemenang
dimata halayak biarlah terbayang
siapa yang terpandang
siapa yang jadi pecundang
disini saya cukup merenung diri
hadapi kenyataan yang tak terpikirkan
terlanjur kagum pada sosok pribadi
ternyata hasilnya mengecewakan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H