Mohon tunggu...
Charlie
Charlie Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ikan Kecil dan Singa Jantan

22 Mei 2017   15:10 Diperbarui: 22 Mei 2017   15:21 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Disebuah negeri  antah berantah

Ikankecil diujung tahta

Berharap lanjut di singgasana

Kumpulkan tenaga mencari suara

 

Di pusat kota singa meraung

Menggalang massa pilihan utama

Ikan kecil janganlah diberi ruang

Untuk kembali duduk di tahta

 

Pertarungan seakan tak berujung

Antara ikan kecil dan singa jantan

Para sepuh turun gunung

Ikut teriak tak peduli panas dan hujan

 

Disudut kota singa meringis

Ketika asa hampir pupus

Melihat ikan kecil semakin eksis

Datanglah kabar  membawa kasus

 

Ikan kecil membuat ulah

Kata kata suci dibuat masalah

Dipulau seberang tempat perkara

Pedang pun tak setajam kata kata

 

Di pojok kota yang gulita

Singa jantan berbuat ulah

Berbincang lepas seolah bersama harim

Tapi ternyata bukanlah muhrim

 

Ikan kecil dan singa jantan

Berdua mereka terlibat pelanggaran 

Ikan kecil pelecehan keyakinan

Singa jantan tersandung syahwat tak tertahan

 

ikan kecil tetap berenang
kepala tegak meski di kerangkeng
hadapi resiko ulah sendiri
pantang lari menyelamatkan diri

diseberang sana singa yang garang
tersandung ulah ocehan birahi
bukan muhrim tidaklah berpantang
di negeri orang selamatkan diri

kalau bukan ulahnya tuan
hadapi saja seperti ikan
biar semua jadi tak menebak
fitnahpun pasti akan tertolak

ikan kecil tetap berenang
didalam negeri dia lebih senang
singa mengendap di negeri orang
entah menghindar kejaran pamong

kalau begitu siapakah jadi pemenang
dimata halayak biarlah terbayang
siapa yang terpandang
siapa yang jadi pecundang

disini saya cukup merenung diri

hadapi kenyataan yang tak terpikirkan

terlanjur kagum pada sosok pribadi

ternyata hasilnya mengecewakan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun