Mohon tunggu...
Titut Sutyani
Titut Sutyani Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Orang Indonesia di Gaziantep

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tanggapan atas "Mau Menikah dengan Pria Turki? Pertimbangkan Hal Ini"

28 September 2015   15:37 Diperbarui: 28 September 2015   20:01 4499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum. 

Kemarin saya menemukan sebuah tulisan: http://www.kompasiana.com/empuratu/mau-menikah-dengan-pria-turki-pertimbangkan-hal-ini_5600103e99937378048b4568 yang ditulis oleh mba Muthiah Alhasany. Tulisan itu berisi hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menikah dengan pria Turki. Tulisan yang menarik dan membuat saya tergerak untuk menanggapinya.

Nama saya Titut, seorang perempuan yang menikah dengan pria Turki. Saya tinggal di Gaziantep bersama suami dan anak-anak. Di kota kami, ada sekitar lima keluarga Indonesia-Turki dan kami semua alhamdulillah dalam keadaan baik.

Sebelum menanggapi tulisan mba Muthiah, saya ingin juga menyampaikan bahwa tulisannya merupakan rangkuman dari tulisan yang dijadikan status FB oleh seorang perempuan yang juga menikah dengan pria Turki. Tulisan tersebut juga dimuat di blog pribadinya: http://srizehraddc.blogspot.com.tr/2015/09/nasihat-untuk-wanita-calon-istri-bule.html 

Tulisan pertama yang terdapat di FB itu menurut saya merupakan sebuah tulisan yang penuh dengan generalisasi sehingga perlu kita cermati, apakah semua perempuan Indonesia yang menikah dengan pria Turki mengalami hal seperti itu? Menurut si penulis:

Tulisan ini bukan hanya apa yang saya alami saja tapi juga berdasarkan pengalaman dari bbrp teman seperjuangan

Berapa banyak teman seperjuangan? Berapa banyak jumlah perempuan Indonesia yang sudah menikah dengan pria Turki? Apakah semua merupakan teman seperjuangan? Apakah ada yang nasibnya berbeda, berarti bukan teman seperjuangan?

Maka, untuk memberikan nasihat akan sesuatu hal yang belum tentu dialami semua perempuan Indonesia yang menikah dengan pria Turki, adalah bagaikan pars pro toto. Satu peristiwa yang terjadi pada sebagian orang dianggap terjadi pada semua orang.

Selain soal generalisasi, yang juga menjadi masalah dalam tulisan tersebut adalah diksi atau pilihan kata. Ada beberapa kata yang terkesan berlebihan, contoh, "cucian piring segunung", "menjadi inem setiap hari".

Apakah menjadi istri orang Turki itu lantas membuat perempuan Indonesia jadi "inem"? Pembantu? Bukankah istri adalah sebuah kedudukan yang mulia? Kalau istri harus mengurus rumah dan segala pekerjaan rumah tangga, bukankah itu hal yang wajar? Salah satu kewajiban istri adalah mengurus rumah suaminya. Lagipula, seorang istri tak mesti "jadi inem setiap hari", karena urusan bersih-bersih tak harus dilakukan setiap hari. 

Ada banyak hal yang saya tangkap dari tulisan tersebut yang akhirnya mengesankan "nasihat" yang ditulis salah kaprah (misleading). Mungkin ada baiknya tidak menggunakan kata "nasihat" karena isinya bukan merupakan nasihat melainkan sebuah peringatan. Selain itu, bukankah nasihat harus disampaikan dengan rahasia?

Imam Syafi’i dalam syairnya mengatakan:

Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri,

dan jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian

karena nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk satu jenis pelecehan

yang aku tidak suka mendengarkannya

jika engkau menyelisihi dan menolak saranku

maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti.

Kembali ke tulisan http://www.kompasiana.com/empuratu/mau-menikah-dengan-pria-turki-pertimbangkan-hal-ini_5600103e99937378048b4568 yang dirangkum oleh mba Muthiah. Saya menyayangkan rangkuman tulisan tersebut karena sumber yang dirangkum tidak didasari oleh bukti-bukti yang kuat. Yang terjadi pada si penulis belum tentu terjadi pada saya walau kami sama-sama perempuan yang menikah dengan pria Turki. Yang terjadi pada kami berdua belum tentu pula terjadi pada perempuan-perempuan Indonesia lain yang kelak menikah dengan pria Turki. Belum lagi soal generalisasi terhadap pria-pria Turki.

Ada begitu banyak perempuan Indonesia yang sudah menikah dengan pria Turki dan mereka tinggal tersebar di seluruh Turki, bahkan di negara-negara lain di dunia, bukan hanya Istanbul dan Ankara saja. Membuat tulisan atau rangkuman yang tanpa cek dan ricek seperti di atas adalah sesuatu yang sangat ceroboh.

Untuk mengimbangi tulisan beserta rangkumannya tersebut, silakan baca tulisan perempuan Indonesia yang juga menikah dengan pria Turki: http://www.kompasiana.com/yanahanim/ingin-punya-suami-turki-tapi-masih-ragu_5607a6ebf09673aa050351b8 

Selamat membaca. Semoga bermanfaat.

*foto dari Muslim Designer Community

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun