Indonesia memiliki kekayaan hayati yang sangat tinggi dan berlimpah. Indonesia terkenal sebagai negara dengan kekayaan biodiversity yang sangat tinggi.Â
Berbagai organisma dari yang makro sampai mikro berlimpah di daratan, perairan darat, hingga laut. Kekayaan hayati belum sepenuhnya teridentifikasi kandungan bahan bioaktifnya untuk dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusiam di bidang kesehatan dan pangan. Ini adalah PR besar bagi kita bangsa Indonesia.Â
Sudah saatnya kita menjadi produsen di negara kita sendiri. Kekayaan alam yang sangat berlimpah ini harus dimanfaatkan dengan sangat arif dan terjaga suistanability- nya, tidak diekploitasi sehingga menjadi punah atau rusak.Â
Ilmu Bioteknologi mengajarkan bagaimana  menjaga keberlangsungan makhluk hidup atau organisma, namun keberadaannya dapat bermanfaat bagi kepentingan hidup manusia.Â
Dengan ilmu Bioteknologi, kita dapat memanfaatkan hayati cukup dengan sampel yang sedikit, dengan metoda kultur sel kita dapat memperbanyak  sel yang kita inginkan. Drai hasil kultur sel kita dapat memperoleh gen dan protein yang kita inginkan untuk dapat kita manfaatkan.
Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal produk Bioteknologi dengan pemanfaatan sumber daya alam hayati. Indonesia masih menjadi konsumen produk Bioteknologi, yang mungkin sumber materialnya berasal dari hayati Indonesia.Â
Ketertinggalan ini salah satunya adalah karena Sumber Daya Manusia di bidang Bioteknologi masih sangat sedikit di Indonesia.Â
Masyarakat awam masih belum memahami, apa itu ilmu Bioteknologi, apa peranannya bagi kehidupan manusia, bagaimana prospek ilmu Bioteknologi di Indonesia?Â
Sehingga banyak mahasiswa tidak tertarik masuk Program Studi Bioteknologi dan menganggap sebagai ilmu yang sulit, dan sulit mencari pekerjaan.
Padahal saat ini mulai bermunculan berbagai start up dan berbagai industri  di bidang obat-obatan dan makanan berbasis Bioteknologi. Industri obat-obatan sudah mulai beralih untuk menggunakan teknologi vaksin, nanoteknologi, stem cell, anti bodi monoklonal, imunoterapi, terapi gen, berbasis rekayasa genetika dan ilmu Bioinformatika.Â
Industri makanan, mulai menggunakan berbagai mikrooragnisma untuk menghasilkan berbagai makanan probiotik yang memperkaya biota usus yang berdampak pada kesehatan.Â
Kualitas tanaman terus dikembangkan untuk menghasilkan tanaman unggul, bebas hama dengan teknologi rekayasa genetika, sehingga diharapkan Indonesia tidak lagi mengimpor pangan dari luar.Â
Berbagai instansi pemerintah pun mulai menyadari kebutuhan mereka akan lulusan Bioteknologi, DVI DNA Forensik POLRI membutuhkan lulusan Bioteknologi yang akan mengidentifikasi DNA korban kecelakaan atau korban kejahatan.Â
Balai karantina tanaman dan hewan membutuhan lulusan Bioteknologi yang akan mengidentifikasi DNA virus pada tanaman atau hewan yang keluar dan masuk dari dan ke Indonesia, sehingga dapat dipastikan bebas virus yang berbahaya.Â
BPOM juga memerlukan lulusan Bioteknologi untuk identifikasi gen dan protein babi sehingga dapat dinyatakan produk obat, makanan, pakaian, kosmetik, sepati dan lain-lain yang digunakan oleh masyarakat dapat dinyatakan halal untuk dikonsumsi dan digunakan. Masih banyak lagi instansi lainnya baik pemerintah atau swasta yang memerlukan SDM di bidang Bioteknologi.Â
Pentingnya pengembangan SDM di bidang Bioteknologi akan mempercepat perkembangan Bioteknologi di Indonesia, sehingga Indonesia tidak perlu lagi mengimpor stem cell, vaksin, dan berbagai produk Bioteknologi dari luar.Â
Saatnya Indonesia bangkit dengan membekali generasi muda dengan ilmu kekinian dan mengadopsi perkembangan ilmu dan teknologi.Â
Titta Novianti
Kaprodi Bioteknologi Universitas Esa Unggul
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI