Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penghuni Surga yang Merusak Surganya Sendiri

5 Maret 2020   00:01 Diperbarui: 5 Maret 2020   01:01 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam sebuah dialog film produksi Hollywood, seorang manajer toko marah-marah kepada pegawainya, yang melakukan kesalahan dan mengakibatkan kekacauan.  Yang membuat miris, kalimatnya adalah: "Baru sehari saya tinggalkan toko ini, pulang-pulang ia sudah jadi seperti Indonesia.".  

Dialog yang lain dari sebuah film Hollywood, seorang ibu memarahi anak remajanya yang kamarnya centang perenang tak karuan, "Bersihkan dan rapihkan kamarmu nak, jangan berantakan seperti Indonesia.". 

Benar, itulah yang dilakukan oleh rakyat negeri ini, terutama di daerah perkotaan, yang diprakarsai oleh penduduk kelas menengah bawahnya oleh sebab demi mencari nafkah dalam sektor informal.  

Pedagang kaki lima yang berjualan sekehendak hatinya di fasilitas publik, membuat bangunan-bangunan semi permanen untuk berjualan di atas got-got, saluran air yang seharusnya dibebaskan agar mudah mengontrol aliran airnya.  

Betapa sulitnya para polisi pamong praja mengawasi mereka, menertibkan mereka, karena selalu berulang-ulang melakukan pelanggaran.  Ditertibkan, baik sebentar, begitu pengawasan lengah balik lagi.  

Jika diambil tindakan tegas, mereka berlagak sebagai korban kesewenang-wenangan petugas, akibatnya petugas jadi salah tingkah dan tampak buruk rupa di mata masyarakat.  

Di saat hujan tiba, maka dapat dipastikan bencana banjir melanda nyaris semua kota yang penataan saluran airnya tidak beres, ketidak beresan mana sebetulnya disebabkan oleh warganya sendiri.  

Namun yang jadi bulan-bulanan caci maki yah kepala daerahnya sendiri, akibatnya sang kepala daerah hanya bisa terbengong-bengong seperi orang kehilangan akal.

Di daerah pedesaan, terutama yang memiliki sumber daya alam melimpah, maka alamnya tak luput dari eksploitasi yang dilakukan oleh penduduk perkotaan yang kaya raya, bahkan acapkali bekerja sama dengan pengusaha dari luar negeri. 

 Jadi penduduk kota yang miskin merusak kotanya sendiri, penduduk kota yang kaya merusak kampung orang lain.  Semuanya demi mencari nafkah.

Dalam hal tidak mencari nafkah, perilaku warga negeri indah ini, juga tak lebih baik.  Seorang manajer HRD di sebuah perusahaan pernah menegur seorang karyawannya yang membuang sampah sembarangan, jawabannya: "Yang membuang sampah sembarangan bukan saya sendiri kok pak, tuh yang lain juga banyak.  Kok hanya saya yang ditegur.".  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun