Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penghuni Surga yang Merusak Surganya Sendiri

5 Maret 2020   00:01 Diperbarui: 5 Maret 2020   01:01 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak jelas, apakah ramah atau sekedar rasa ingin tahu.  Selain dikenal ramah tamah, sebagian besar warga dunia juga mengenal penduduk negeri ajaib ini sebagai individu yang gemar tersenyum.  

Jika orang Mesir mengatakan, jika kita masih bisa tersenyum, maka kita belumlah miskin.  Maka penduduk bumi pertiwi ini, yang gemar tertawa-tawa nyaris semuanya dapat dianggap sebagai orang yang kaya raya jika dilihat dari sudut pandang orang Mesir.  

Seorang pengamat dari Amerika Serikat, sempat terkaget-kaget dan bingung bukan buatan tatkala mengunjungi korban gempa dahsyat di Yogyakarta tahun 2006.  

Alih-alih mendapati para penduduk korban gempa yang sedang bersedih, malah ia disambut hangat oleh penduduk di tenda-tenda pengungsian yang sedang riang gembira.  

Tertawa-tawa seperti tak kurang suatu apa, padahal sebagian besar rumah tempat tinggalnya telah porak poranda, dihantam gempa tektonik pada suatu pagi yang dingin.

Khusus untuk sebutab gemar tersenyum, memang rakyat negeri ini sulit untuk didefinisikan penyebabnya, sebab mereka bisa tersenyum atau tertawa tergantung keinginannya sendiri, tanpa memikirkan akibatnya bagi orang lain.  

Orang yang sudah jelas-jelas melakukan kesalahan sebagai koruptor kelas kakap, yang merampok uang negara hingga triliunan rupiah pun, masih berani tersenyum bahkan tertawa-tawa sambil melambai-lambaikan tangan ke depan khalayak di layar kaca.  

Bahkan acapkali menyiapkan diri untuk berpose di hadapan wartawan, sambil tersenyum seolah-olah seperti orang baru saja melakukan perbuatan yang sangat berguna bagi bangsa dan negara, atau setidaknya tersenyum riang seperti orang yang sedang mendampingi putrinya yang baru selesai wisuda, dengan nilai summa cum laude.  

Tak bisa dibayangkan jika kejadian tersebut terjadi di Jepang, bisa-bisa seluruh kerabat, family dan handai taulan pelaku beramai-ramai memaksanya  melakukan harakiri di hadapan kaisar.

Bayangkanlah, sekelompok orang, dianugerahi alam yang indah dengan segala isinya.  Diberikan iklim yang bersahabat, seolah-olah Tuhan menciptakan negeri yang indah dan satu-satunya tersebut hanya khusus untuk mereka, namun apa yang dilakukan para warganya.

Kekacauan Buatan Sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun