Mohon tunggu...
Tito Prayitno
Tito Prayitno Mohon Tunggu... Notaris - Notaris dan PPAT

Ayah dua orang putri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak yang Mampu Memimpin, Pasti Akan Sukses

28 Februari 2020   13:40 Diperbarui: 28 Februari 2020   14:06 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada pertengahan tahun sembilan puluhan, tersebutlah seorang anak laki-laki kelas empat sebuah sekolah dasar negeri di Bandung, tinggal bersama kedua orang tua dan kakak-kakaknya, yang kebetulan mengelola sebuah rumah kost berjumlah belasan kamar. 

Oleh karena yang tinggal di rumah kost tadi, semuanya adalah para mahasiswa, sudah barang tentu anak bungsu si ibu kost tersebut sering bermain bersama dengan anak-anak kost. Namun ternyata, kendatipun sering bermain atau berkumpul dengan para mahasiswa, pelajaran si anak di sekolah lumayan jauh teringgal.

Nilai rapotnya selalu masuk kelompok tiga besar, dihitung dari nilai yang terkecil. Jika sekelas muridnya berjumlah tiga puluh lima orang, ranking si anak tersebut kalau tidak tiga puluh tiga, yah tiga puluh empat.

Setiap habis ulangan, yang hasilnya dinilai oleh wali kelas maka para mahasiswa yang kurang kerjaan tersebut ramai-ramai membaca jawaban si anak, yang acapkali jawabannya mengundang tawa, saking lugunya.

Namun ada yang menarik dari perilaku si anak, kendatipun dalam hal pelajaran si anak tertinggal, tetapi tidak demikian halnya dalam kehidupan sehari-hari. Tekad dan kemauannya sangat kuat sekali, bahkan dapat dikatakan sangat luar biasa.

Salah satu bukti betapa kuatnya kemauan si anak, adalah manakala ia belajar mengendarai sepeda, karena ia hanya butuh waktu satu hari saja.  Pada suatu sore, ayahnya membawa pulang sepeda mini bekas. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali si anak sudah menuntun sepeda berkeliling lapangan di depan rumah.

Sekira jam sepuluhan ia sudah mulai mencoba menaiki, sedikit demi sedikit, dan jatuh berkali-kali. Di sore hari, sekitar jam limaan, dengan muka dan tubuh coreng moreng karena siang harinya kota Bandung sempat diguyur hujan deras, si anak sudah mampu mengendarai sepeda. Perlu diketahui, ia belajar sepeda sendirian tanpa dibantu oleh siapapun.

Setiap kali si anak mendapat pengalaman baru, misalnya sepulang dari pemakaman umum, maka sesampainya di rumah ia akan membuat replica apa yang telah dilihatnya di luar rumah tersebut. Jadilah suatu hari tersebut, ia membuat makam-makam mini lengkap dengan taburan bunga warna-warni.

Pernah juga saat malam harinya ia menonton televisi, kebetulan siaran flora dan fauna tentang hewan ular. Keesokan sorenya ia pulang membawa ular sawah ukuran kecil.  Bayangkan jika yang ia tangkap adalah ular kobra atau ular berbisa lainnya, bisa-bisa sore itu para mahasiswa penghuni kost-kostan dan orang tua si anak harus pergi ke pemakaman betulan.

Selain mempunyai kemauan sekeras baja, anak yang kurang beruntung dalam pelajaran ini mempunyai kemampuan untuk mengkoordinir teman-teman bermainnya. Tak peduli teman bermainnya jauh lebih besar dari pada dirinya.

Dalam satu kesempatan, setelah menyaksikan lomba panjat pinang dalam rangka perayaan agustusan di kampungnya, ia bersama teman-temannya membuat perlombaan panjat pinang juga, dengan ukuran mini.

Yang digunakan juga pohon bambu yang ukurannya tidak setinggi yang dibuat untuk ukuran orang dewasa. Bahkan hadiah yang disediakan juga khas hadiah untuk anak-anak kecil. Semuanya dikoordinir oleh dirinya dan diselenggarakan di halaman depan rumahnya. 

Beberapa tahun berlalu, tak jelas bagaimana ceritanya anak tersebut dapat menyelesaikan pendidikannya hingga selesai sekolah menengah, namun sekarang anak tersebut sudah dewasa berusia empat puluh tahunan, memiliki usaha peternakan ikan yang cukup lumayan.

Dengan caranya yang juga bersahaya, ia mampu mempekerjakan lima orang karyawan untuk mengurus peternakan ikannya. Suatu prestasi yang cukup membanggakan dari seorang anak yang pada masa sekolah dasarnya selalu jadi juru kunci dalam bidang pelajaran apapun di kelasnya.

Kemampuan Memimpin

Kemampuan memimpin, adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk mewujudkan suatu tujuan yang diinginkan baik untuk kepentingan pribadinya sendiri atau demi kepentingan kelompok yang dipimpinnya. Banyak yang mengatakan, pada prinsipnya setiap orang adalah pemimpin, setidaknya sebagai pemimpin untuk dirinya sendiri.

Namun permasalahannya tidak setiap orang memiliki kemampuan untuk memimpin, atau memiliki jiwa kepemimpinan, sebab jiwa kepemimpinan tersebut tidak seiring sejalan dengan kemampuan intelektual seseorang.

Ada kalanya seseorang sangat cerdas, namun tidak memiliki kemampuan memimpin, akhirnya kecerdasan yang dimilikinya hanya dapat digunakan untuk dirinya sendiri. Dalam pekerjaanpun orang-orang demikian biasanya akan terjebak menjadi seorang ahli yang bekerja sendirian. Dirinya seperti kata pepatah, menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri.

Di lain pihak, ada individu yang tidak terlalu cerdas, atau bahkan tidak cerdas sama sekali, namun memiliki kemampuan untuk memimpin orang lain. Dengan segala keterbatasannya ia bisa mempengaruhi orang lain, sehingga bersedia melakukan apa yang diinginkan oleh dirinya baik itu untuk kepentingan dirinya pribadi maupun untuk kepentingan bersama.

Sifat inilah yang dimiliki oleh anak ibu kost tersebut di atas, yang kemampuan akademiknya sangat mengkhawatirkan. Namun dalam perjalanan hidupnya, ia bisa menjadi seorang wirausahawan yang memiliki pekerja sendiri. Otomatis, untuk mengatur para pekerjanya dibutuhkan adanya kemampuan memimpin sekecil apapun itu.

Terlepas dari adanya kecerdasan atau tidak, adanya kemampuan memimpin atau tidak, syarat yang tidak kalah pentingnya dalam menjadi pemimpin adalah kemampuan untuk bekerja keras, ketekunan serta kedisiplinan. Sebab, syarat utama seseorang untuk memimpin dirinya sendiri di samping disiplin adalah kemauan yang kuat. 

Secerdas apapun seseorang, jika ia enggan melakukan suatu pekerjaan, maka orang tersebut dianggap tidak mampu memimpin dirinya sendiri. Orang yang enggan melakukan suatu perbuatan, dengan alasan malas dan segala macam alasan demi penghindaran kewajiban adalah ciri orang yang tidak memiliki kemauan kuat.

Salah satu tanda yang menunjukkan orang tersebut tak akan pernah berhasil menjadi apapun dalam kehidupannya, kecuali sebagai "Tuan bukan siapa-siapa" yang pada akhirnya menjadi parasite atau beban bagi handai taulannya. 

Sejarah mencatat, individu-individu yang namanya tertulis dengan tinta emas sebagai tokoh-tokoh yang berhasil mengubah dunia, nyaris semuanya terdiri dari individu yang memiliki kombinasi antara kecerdasan, ketekunan dan kemauan yang kuat. Khusus untuk tokoh-tokoh di bidang bisnis, nyaris semuanya terdiri dari pribadi-pribadi yang tidak terlalu cerdas, namun memiliki daya juang yang tiada tertandingi.

Hanya di dunia politiklah yang para tokohnya terdiri dari orang yang tidak terlalu cerdas dan malas bukan kepalang, hal itu terbukti dari absensi sidang parlemen yang acapkali nyaris kosong dan dari segelintir anggota parlemen yang hadirpun kerapkali didapati mereka sedang bersidang sambil duduk tertidur. 

Jadi alangkah bahagianya, orang yang dianugerahi kecerdasan dan kemauan yang kuat, sebab orang yang tidak cerdas namun memiliki kemauan yang kuat saja, bisa berhasil dalam hidupnya, apalagi orang yang cerdas disertai dengan kemauan dan ketekunan yang kuat. Pasti akan jauh lebih berhasil.

Bagi orang yang malas, secerdas apapun dirinya, maka sebaiknya undur diri dari kemalasannya karena kehidupan di dunia tidak akan pernah ramah kepada orang-orang yang malas, kecuali mungkin jika ia berniat menjadi politisi di planet lain.

Tangerang, 28 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun