Memasang stiker "Pilot In The Car", setidaknya memberitahu bahwa mobil tersebut milik pilot, yang akan lebih afdol lagi jika ditambah tulisan besar-besar "Pilot Masih Bujangan" dengan tambahan huruf kecil-kecil yang nyaris tidak terbaca, "dua puluh tahun lalu".
Sedangkan untuk kelas atas, dengan nomor khusus, yang acapkali mempunyai hak-hak istimewa, bukan lagi sekedar ekspresi diri dan pamer, melainkan sudah mengarah kepada intimidasi dan pertunjukan kekuasaan.
Nyaris sama dengan pengendara rombongan, mereka menganggap mempunyai hak istimewa untuk didahulukan dan diberi jalan khusus. Apalagi jika jumlah rombongannya sudah mencapai belasan mobil, seperti rombongan besan tadi.
Sesungguhnya, tulisan-tulisan unik di belakang kendaraan bisa menjadi hiburan segar di tengah panas terik dan sesaknya jalan raya, sepanjang dapat membuat orang yang membacanya terhibur, tercerahkan, sejuk hati, ataupun sekedar rileks. Â
Dalam hal ini, jujur saja kita bisa belajar banyak kepada pengemudi truck dan sopir angkutan kota. Oleh karena di kendaraan-kendaraan merekalah banyak ditemui kata-kata unik, bersahaja, jenaka dan menyejukkan.
Untuk kendaraan-kendaraan menengah ke atas, ekspresi dirinya sudah mengarah kepada pamer dan unjuk kedigjayaan, yang memang tak bisa dipungkiri bisa membuat terinspirasi orang-orang yang optimis namun membikin muak bukan kepalang bagi orang-orang pesimis.
Celakanya, kita tak tahu di negeri ini jenis individu mana yang dominan, optimiskah, atau sebaliknya.
Tangerang, 21 Februari 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI