Mohon tunggu...
Tito Laurens
Tito Laurens Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta 2021 dengan hobi bermain sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rasisme dalam Fenomena Piala Dunia 2022

10 Januari 2023   09:41 Diperbarui: 10 Januari 2023   10:29 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tito Laurens (20210110400044) 

#antarbudayakomunikasiumj

#ilkomfisipumj 

Piala Dunia yang digelar oleh FIFA tahun 2022 ini adalah kompetisi sepak bola tingkat internasional yang berlangsung dari tanggal 20 November-18 Desember 2022. Ke-32 tim nasional yang berpartisipasi dalam kompetisi tersebut harus memasukkan maksimal 26 pemain, termasuk tiga penjaga gawang. 

Dalam pelaksanaan pertandingan, tentunya akan membutuhkan adanya komunikasi yang baik. Dikarenakan pertandingan tersebut merupakan sebuah liga internasional yang diikuti oleh banyak negara, maka komunikasi antar budaya diperlukan di sini untuk menunjang efektivitas para pemain maupun elemen lain yang berperan di dalamnya untuk berkomunikasi terhadap satu sama lainnya. 

Komunikasi antar budaya merupakan jenis komunikasi antarpribadi yang terjalin antara budaya dan latar belakang yang berbeda bahkan dalam negara yang sama. Sehingga bentuk komunikasi antar budaya yang kemudian digunakan ini memiliki fungsi untuk mengungkapkan integritas sosial, identitas sosial, serta menjembatani relasi antara etnis maupun kelompok yang berbeda. Pada perjalanan proses komunikasi antar budaya, terdapat beberapa tindakan individu yang dipakai untuk mengekspresikan identitas sosial. Contohnya saja pada penerapan model teori komunikasi antar budaya yakni komunikasi internasional, komunikasi antar ras, serta komunikasi antar etnis (Karim, 2015: 328).

Qatar, tuan rumah Piala Dunia 2022, adalah negara kecil yang penuh dengan sumber energi. Namun dalam praktiknya, Qatar telah dikritik karena perilakunya terhadap para pekerja dalam membangun segala kebutuhan untuk Piala Dunia FIFA 2022. Qatar pun telah dikritik karena perlakuannya terhadap perempuan dan komunitas LGBTQ. Ada juga spekulasi tentang bagaimana negara mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Piala Dunia. 

Selain itu terdapat juga perilaku komentator di dalam dan di luar Qatar kemudian bertanya-tanya mengapa negara tersebut dikritik sebegitu kerasnya dengan beropini bahwa itu cenderung dikaitkan terhadap orientalisme hingga mencapai Islamofobia. Rasisme sendiri menjadi sebuah kepercayaan bahwa ras yang berbeda mempunyai sifat, kualitas, atau kemampuan yang berbeda. Ada banyak ulasan media mengenai acara olahraga di negara ini yang bocor ke luar lapangan. 

Salah satu majalah Prancis merilis kartun tim sepak bola Qatar yang berpakaian seperti teroris. Selain itu juga, sebuah surat kabar bernama British Times mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Qatar tidak terbiasa melihat wanita bergaya Barat, namun gambaran itu salah dan telah diperbaiki menunjukkan ketidaktahuan lengkap.

Komunikasi antar budaya paling tidak berfungsi untuk memastikan bahwa setiap orang memahami bahwa tidak ada seorang pun yang dapat memilih ras atau etnis yang dimiliki oleh setiap individu. Beberapa konflik di atas harus dimitigasi dengan pemahaman perdamaian dunia yang dapat dimulai dengan saling menghormati melalui komunikasi yang baik. Tidak ada sudut pandang lain, latar belakang, sudut pandang hidup, cita-cita, atau bahkan bahasa lain yang menghalangi orang untuk berkomunikasi satu sama lain. Tentunya untuk mengungkapkannya, kita harus selalu menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, dan ambigu agar dapat dipahami dengan baik saat berkomunikasi antar budaya. Komunikasi verbal bukanlah satu-satunya hal yang harus diwaspadai latar belakang saat berhadapan dengan orang lain. Komunikasi yang benar yang digunakan dalam masyarakat multikultural adalah komunikasi antarbudaya yang menghargai dan mengakui perbedaan budaya yang ada dalam masyarakat. Komunikasi antar budaya membantu kita memahami adanya perbedaan budaya antar bangsa (Nasrullah, 2018: 25).

Metode komunikasi antar manusia yang memiliki perbedaan budaya membutuhkan pemakluman dalam hal ini khususnya terdapat pada ranah pertandingan Piala Dunia 2022 yang melibatkan banyak budaya. Mendalami budaya orang lain adalah salah satu cara dalam mengaktualisasikan pandangan tersebut. Pemakluman antara orang-orang dari budaya yang berbeda membuat komunikasi lebih efektif dan mencapai tujuan komunikasi. Alangkah baiknya jika kita bisa mengelola dengan baik respon terhadap keragaman di setiap negara. 

Lima aspek yang memengaruhi proses dalam komunikasi: (1) Tindakan, biasanya menggunakan simbol-simbol dalam bahasa atau konteks tertentu. (2) Adegan untuk mengejawantahkan terhadap apa yang sedang dilakukan, simbol-simbol apa yang digunakan, makna seperti apa yang dilakukan, dan makna apa yang disampaikan. (3) Agen, penerima, dan pengirim yang terlibat dalam hubungan komunikasi adalah contoh komunikator, dan peran tersebut dapat dipertukarkan dalam perkembangan situasi komunikasi. (4) Mediator adalah alat yang dapat menjalin komunikasi, dapat membangun kesadaran mediator, dan juga merupakan alat komunikasi tertulis. (5) Tujuan yang digunakan untuk memungkinkan seseorang untuk benar-benar mengekspresikan perasaan mereka (Heryadi & Silvana, 2013: 104). 

Jelas terlihat bahwa dengan menerapkan komunikasi multikultural yang baik akan menjadi solusi dari berbagai permasalahan rasial. Strategi dalam berkomunikasi yang baik diperlukan karena tujuan dalam berkomunikasi merupakan tindakan untuk menyampaikan kepada orang lain akan pesan yang disampaikan oleh komunikator. Informasi yang masuk dari luar belakangan ini cenderung negatif dalam kekakuan terhadap adat budaya asing. Sirkulasi pesan yang tepat dapat mencegah informasi negatif tersebut. Selain itu, kepekaan yang diekspresikan oleh orang-orang dalam satu budaya terhadap hak-hak orang lain menciptakan sebuah interaksi yang harmonis antara kedua budaya dan pemahaman bersama tentang makna terhadap pesan yang diterima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun