Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dokumenter "The Rescue", Penyelamatan Dramatis 12 Anak Terjebak di Dalam Gua Selama 18 Hari di Thailand

28 Maret 2022   10:28 Diperbarui: 28 Maret 2022   11:02 4527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu dokumentasi penyelamatan 13 korban yang terjebak banjir di dalam gua. Sumber : CBC

Pada Juni 2018, ada momen yang cukup menghebohkan dunia, asalnya dari Thailand. Sebanyak 12 anak dan satu orang pelatih yang tergabung dalam klub sepak bola lokal di Provinsi Chiang Rai, Thailand Utara, terjebak dalam Gua Tham Luang yang dibanjiri air.

Butuh waktu 10 hari untuk bisa menemukan mereka dan butuh 16 hari untuk bisa mengeluarkan mereka dalam waktu 3 hari. Tidak ada dari mereka yang meninggal. Hanya saja, Saman Gunan seorang penyelam AL Thailand meninggal dalam misi penyelamatan.

Penyelamatan dramatis itu ditampilkan dengan baik oleh National Geographic dalam film dokumenter "The Rescue" dengan durasi 1 jam 47 menit. Sepanjang film dokumenter kita benar-benar diajak menyelami cerita hari per hari dengan cukup detil.

Gua Tham Luang adalah salah satu gua terpanjang di Thailand dengan panjang sejauh 10 kilometer. Gua ini memiliki tiga pintu masuk dengan bentuk yang menantang. Jarak pintu masuk lokasi penyelamatan hingga pertigaan gua sejauh 1,5 kilometer.

Dari semua orang yang dipanggil dalam penyelamatan ini di hari pertama, Vern Unsworth dikenal sebagai 'Cave Explorer' lokal di sana meski dia bukanlah warga Thailand. Bersama dengan AL Thailand misi dilakukan.

Namun Vern sadar, tanpa menganggap remeh AL Thailand, penyelaman gua membutuhkan keahlian khusus dan peralatan khusus. Oleh karena itu, Vern memberikan nama penyelam gua terbaik sedunia.

Rick Stanton dan John Volanthen adalah dua nama yang disodorkan ke Menpora Thailand. Mereka sebenarnya tidak berprofesi sebagai penyelam. Rick Stanton adalah pensiunan Damkar, sedangkan John adalah seorang konsultan IT.

Mereka berdua memiliki beberapa kesamaan. Mereka berasal dari Inggris, kegiatan menyelam di gua adalah hobi mereka. Mereka juga mengaku tidak pandai dalam berosialisasi dengan orang lain.

Bagi mereka, kegiatan menyelam di dalam gua adalah tempat terbaik, tenang dan penuh kedamaian bagi mereka. Kedua orang ini juga memiliki kesamaan tidak mahir dalam kegiatan olahraga seperti sepakbola pada umumnya.

Tapi mereka menyadari, dulu mereka tidak pernah dianggap orang sebelumnya. Kegiatan menyelam mereka bahkan dianggap berbahaya meski dari keluarga mereka sendiri. Kini mereka adalah orang pertama yang dibutuhkan dalam misi penyelamatan ini.

Meski mereka tidak mendapatkan bayaran sepeser pun, mereka tidak mempermasalahkan karena mereka menjadi tenaga volunteer dalam kegiatan penyelamatan ini.

Di hari ke-5 pasca 13 orang terjebak di dalam gua Tham Luang, Rick dan John akhirnya datang ke lokasi. Di sana mereka dikelilingi banyak media yang berharap banyak pada mereka.

Sayangnya, perdebatan terjadi saat mereka tiba di lokasi. Tim AL Thailand tidak perbolehkan mereka menyelam hari itu mengingat hujan mulai turun dan berbahaya menyelam. Bahkan sempat mengancam jika mereka meninggal, jangan minta tim AL untuk evakuasi jenazah mereka.

Mereka baru memulai penyelaman tandem keesokan harinya hingga Chamber 3 yang berjarak 500 meter dari pintu gua. Di sana mereka bertemu dengan 4 orang yang mereka pikir adalah anak-anak pesepak bola yang terjebak.

Ternyata mereka adalah pekerja pompa yang tertidur sehingga melewatkan saat evakuasi pekerja dilakukan ketika gua terkena banjir. Tidak ada yang tahu jika 4 orang itu terjebak di dalam gua.

Untungnya saja mereka berdua masing-masing membawa satu regulator menyelam, meski menggunakan tabung oksigen yang sama. Saat misi awal ini, keempat orang pekerja pompa ini melakukan 'kesalahan' yang sama.

Dilanda ketakutan, mereka mencoba naik ke atas melepaskan regulator saat mengira ada ruang udara yang cukup untuk bernapas. Padahal belum tentu di atas mereka ada ruang udara yang cukup.

Jelas ini beresiko bagi penyelam maupujn korbannya. Menurut penyelam asal Inggris ini, membawa korban yang melakukan gerakan membabi buta ini ibarat seakan sedang bergulat.

Padahal jaraknya hanya 500 meter. Kejadian ini tentu membuat para penyelam ini mulai berpikir bagaimana membawa 12 anak dan 1 orang dewasa dengan kondisi yang sama. Tentu akan beresiko bagi anak-anak tersebut.

Ada kesamaan antara Thailand dan Indonesia, sama-sama percaya dengan hal mistis, kepercayaan kuno dan turun - temurun. Contohnya saja, di Mandalika kemarin, percaya dengan pawang hujan yang belum tentu kebenarannya.

Mereka percaya jika Gua Tham Luang adalah perwujudan putri raja yang bunuh diri karena tidak direstui dengan kekasihnya. Sedangkan pemuka agama Kruba Boonchum adalah keturunan ayah sang putri. 

Harapannya, dengan pemuka agama itu datang, putri dan raja bisa berdamai agar anak-anak bisa pulang. Upaya penyelamatan anak-anak yang terjebak tidak hanya dilakukan dengan cara penyelaman di dalam gua saja.

Tetapi juga dilakukan berbagai upaya di luar gua. Mulai dari membuat tanggul, menyedot air dan mencari retakan yang berpotensi membuat air masuk ke dalam gua, serta mengalihkan airnya.

Upaya ini dilakukan melibatkan ribuan orang, termasuk sukarelawan dari berbagai negara penjuru dunia, mulai dari beberapa negara Eropa, Cina, termasuk tentara Amerika.

Sam Gunan pensiunan AL Thailand yang turut menjadi volunteer dalam misi penyelamatan ini. Dia adalah orang yang cukup terlatih, bersama-sama dengan teman-temannya dia menuju lokasi kejadian.

Di hari 8 upaya penyelamatan, hujan deras turun, membuat penyelamatan menjadi sulit. Selain itu, keyakinan semua orang mulai hilang. Para ibu-ibu dari anak yang menjadi korban juga mulai pingsan.

Tidak terkecuali tentara AS, mereka merasa sudah kehilangan harapan. Rick dan John juga kehilangan keyakinan yang sama, mereka bahkan sudah berniat untuk pulang kembali ke Inggris.

Di hari ke-10, Rick dan John akhirnya kembali muncul dan meminta ijin kembali untuk melakukan pencarian. Dalam penyelaman ini, mereka mulai ada perkembangan positif. Mereka berada di pertigaan gua yang berjarak 1,5 km jauhnya dari pintu masuk.

Untuk mencapai pertigaan ini dibutuhkan waktu 2-3 jam penyelaman yang cukup melelahkan. Sedangkan 12 anak-anak dan 1 orang pelatih diyakini berada di tempat yang disebut dengan Pattaya Beach.

Lokasinya berada sekitar 2 kilometer dari pintu utama. Keyakinan ini didasarkan informasi dari Vern sang penjelajah Gua Tham Luang yang mengatakan Pattaya Beach berada di ketinggian yang cukup untuk menyelamatkan diri.

Di lokasi, John tidak menemukan siapapun dan apapun. Tetapi dia hanya menemukan bau yang tidak sedap saat mencoba menghirup udara di dalam gua.

Dia merasa itu saatnya untuk melanjutkan perjalanannya, meski dia tahu persediaan oksigennya mulai terbatas. Keyakinan ini akhirnya berbuah hasil, dia menemukan 13 orang dengan selamat.

Demi membuktikan ini, dia yang sudah membawa kamera merekam kejadian ini. Di video yang akhirnya tersebar ke seluruh penjuru dunia ini, John berdialog dengan anak-anak dan semangat serta motivasi.

Para pemain sepak bola ini sempat mengatakan jika mereka kelaparan dan hanya meminum air gua. Mereka juga sempat bertanya apakah bisa untuk dibantu keluar hari itu juga.

John menolak permintaan itu dan mengatakan mereka akan mengabarkan hal ini. Dia juga berjanji akan segera kembali untuk menyelamatkan mereka, meski mereka sendiri tidak yakin bisa membawa mereka keluar.

Seketika mereka kembali, berita ini tersebar dan dunia senang dengan kabar ini. AL Thailand pun merespon akan mengambil alih mulai dari sekarang. Rick dan John kini hanya akan menjadi penasehat.

Hari ke-12, satu tim AL Thailand yang berisi 4 orang AL ditugaskan untuk menyelam memberikan makanan dan support kepada 13 orang yang terjebak. Ternyata hingga 10 jam kemudian mereka tidak kembali.

Tim kedua kemudian ditugaskan untuk melakukan misi ini. Ternyata tim pertama terjebak bersama anak-anak karena mereka tidak punya penyelaman di gua sebelumnya. Sebanyak 4 orang menghabiskan oksigen sehingga mereka tidak bisa kembali ke lokasi aman.

Di sisi lain, pemerintah Thailand mempertimbangkan banyak opsi lain mulai dari mencari celah untuk bisa menembus lokasi tempat anak-anak, bahkan juga mengebor gunung demi bisa menyelamatkan anak-anak tersebut.

Salah satu opsi cukup mencengangkan, yaitu membiarkan anak-anak di dalam gua hingga akhir musim penghujan pada bulan Oktober dan mensuplai makanan kepada mereka.

Tetapi Rick dan tentara AS cemas dengan usaha itu, mereka berdiskusi bagaimana jika melakukan penyelaman bersama anak-anak. Tapi Rick menolak, dia teringat saat menyelamatkan 4 orang pekerja pompa yang panik saat dievakuasi.

Rick kemudian bertanya kepada temannya seorang dokter di Australia dan juga merupakan seorang penyelam gua, Richard Harris. Dia bertanya, apakah mungkin menyelam bersama anak-anak dalam kondisi dibius.

Esoknya, Rick dan John mulai mengirimkan suplai makanan kepada anak-anak. Membawa kantong besar berisi makanan sejauh itu adalah penyelaman yang berat baginya.

Saat sampai di lokasi, mereka ternyata mulai terasa pengap. Saat mereka mengeluarkan alat pengukur oksigen, ternyata kadar oksigen di sana hanya tinggal 15% saja.

Suasana bertambah tegang, pensiunan AL Saman Gunan meninggal kehabisan oksigen saat misi penyelamatan berlangsung. Dia kehabisan oksigen saat dalam perjalanan menuju Chamber 3, markas AL Thailand di dalam gua.

Kematian Saman membuat pihak otoritas setempat memutuskan jika AL Thailand tidak akan lagi melakukan melebihi Chamber 3. Suasana bertambah tegang mengingat waktu sangat krusial dalam penyelamatan ini.

Richard Harris akhirnya memastikan jika penyelamatan anak-anak dengan bius bisa dilakukan, meski sebenarnya dalam hati dia tidak yakin karena hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya.

Rick dengan otoritas Thailand talik ulur terkait cara yang dilakukan untuk menyelamatkan anak-anak itu. Otoritas Thailand masih ngeyel untuk membiarkan anak-anak di dalam gua dan terus mensuplai kebutuhannya.

Namun, Rick dengan tegas menolak dan mengatakan cara yang bisa dilakukan adalah membius anak-anak itu. Rick pun memanggil semua teman-temannya dari seluruh penjuru dunia untuk membantu.

Mereka adalah orang-orang yang memang hobi dan terbiasa melakukan penyelaman di dalam gua. Mulai dari Richard Harris yang seorang dokter hingga pekerja tambang.

Pada akhirnya, kondisi cuaca memaksa otoritas Thailand akhirnya menyetujui ide Rick. Di momen ini sebenarnya Richard Harris bingung, untuk membius anak-anak itu membutuhkan obat bius apa dan berapa banyak dosis yang dibutuhkan.

Berbekal "kenekatan" dan bersaing dengan waktu, di hari ke-16 otoritas Thailand memberikan ijin. Rencananya, penyelamatan dilakukan selama tiga hari, setiap hari 4 orang diselamatkan.

Penyelamatan ini dilakukan secara bergiliran satu per satu. Upaya penyelamatan ini berlangsung cukup tegang, karena cara ini belum pernah dilakukan sebelumnya oleh siapapun.

Satu per satu anak-anak yang diselamatkan muncul di tempat aman. Para relawan langsung sigap membantu menandu, seketika anak-anak itu muncul dari kedalaman air.

Penyelamatan hari pertama sukses. Di hari kedua mulai tegang. Hujan deras mulai turun, muncul kekhawatiran jika tanggul sederhana di atas gunung sudah tidak mampu lagi menahan derasnya air.

Bahkan, beberapa anak yang diselamatkan sempat mengalami kendala. Mereka hampir saja terdeteksi tidak bernapas. Upaya penyelamatan ini adalah "one way".

Ketika penyelam membawa anak-anak ini dari Pattaya Beach ke Chamber 3, mereka tidak boleh kembali ke lokasi awal. Jika di tengah jalan mereka sadar, penyelam harus menyuntikkan obat bius sendiri.

Apalagi jika di tengah jalan anak-anak tersebut gagal napas, mereka harus tetap jalan dan membawa jenazahnya keluar. Di hari kedua ini akhirnya berhasil. Sudah 8 orang berhasil diselamatkan.

Tinggal 5 orang yang tersisa dan sudah hari ke-18 mereka terjebak di dalam gua yang dibanjiri air. Hari ketiga, suasana tidak kalah tegang. Satu orang penyelam tersesat usai melepaskan tali pemandu yang memandunya kembali ke tempat aman.

Semua orang mulai khawatir. Pada akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan kabel lainnya untuk memandunya keluar. Tidak diduga, ketika dia keluar, dia tidak berada di tempat seharusnya.

Seharusnya penyelam harus keluar di safety zone yaitu Chamber 3 yang digunakan sebagai markas sementara. Ternyata dia berada di Chamber 4. Untung saja ada penyelam lainnya muncul dan membantunya.

Ketegangan bertambah ketika 5 orang yang tersisa berhasil diselamatkan, pompa di Chamber 3 rusak dan memuntahkan air ke seluruh gua. Gua seketika mulai tenggelam.

Sedangkan dua AL Thailand masih berada di belakang untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Berbarengan dengan gua yang penuh dengan air, kedua orang AL itu muncul.

Seakan itu menjadi pertanda, "kalian sudah mendapatkan yang kalian mau, ayo segera keluar dari tempat ini".

Suasana haru saat misi penyelamatan ini berhasil di saat yang tepat. Semua orang tua mengucapkan terima kasih kepada semua penyelam sukarelawan yang membantu misi ini dengan menangis.

Misi penyelamatan ini melibatkan sekitar 5.000 orang thailand turun tangan dan ratusan orang dari seluruh penjuru dunia ikut membantu.

Beberapa hari setelah penyelamatan, gua sepenuhnya tenggelam. Beberapa minggu kemudian, wilayah sekitar goa banjir. Butuh 8 bulan untuk gua tersebut bisa diakses kembali.

Pada akhirnya, Rick dan John mendapatkan Royal Honors George Medal atas keberaniannya sebagai warga sipil. Penghargaan dari kerajaan Inggris dan langsung diberikan oleh Ratu Elizabeth II.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun