Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Melihat Perkembangan Sosial Media Kekinian Berdasarkan Data Digital 2022 : Global Overview

7 Februari 2022   08:10 Diperbarui: 7 Februari 2022   08:20 2066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan dunia sosial media global kini terus berkembang mengikuti berbagai upgrade teknologi yang beredar saat ini. Selain itu, masa pandemi juga turut mempengaruhi bagaimana kita menggunakan sosial media.

Lalu bagaimana perkembangan dunia sosial media kekinian saat ini? Berdasarkan Data Digital 2022 : Global Overview, total pengguna sosial media dunia saat ini berjumlah 4,62 juta.

Jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 10% alias 424 juta pengguna baru sosial media dalam setahun. Bahkan saat ini 74,8% pengguna sosial media dunia adalah mereka yang berumur 13 tahun ke atas.

Sebenarnya pertumbuhan pengguna baru sosial media di tahun ini tidak sebegitu banyak saat awal pandemi. Tahun kemarin, pertumbuhan pengguna baru mencapai 13,2%.

Artinya, masyarakat mulai bisa beradaptasi dengan yang sudah ada saat ini, terlebih masa pandemi yang memasuki tahun keduanya. Ada sejumlah perbedaan terhadap umur pengguna sosial media.

Pertama, perubahan grup umur yang digunakan oleh Data Reportal. Kini umurnya semakin muda, jika tahun kemarin dimulai sejak umur 13-19 tahun, kini pengukuran umur dimulai dari umur 13-17 tahun.

Karena perbedaan grup umur ini, maka umur tertinggi pengguna sosial media juga turut berubah. Jika tahun kemarin umur terbanyak pengguna aktif sosial media berada di umur 25-34 tahun, tahun ini umur terbanyak pengguna aktif sosial media berada di umur 20-29 tahun.

Untuk durasi penggunaan sosial media sehari-hari, rata-rata penduduk dunia membutuhkan waktu sebanayk 2 jam 27 menit. Sedangkan Indonesia berada di urutan ke 10 negara dengan penggunaan waktu sosial media terbanyak.

Rata-rata penduduk Indonesia menghabiskan waktu 3 jam 17 menit untuk menggunakan sosial media. Alasan pertama pengguna warganet dunia mengakses sosmed dikarenakan ingin terhubung dengan teman dan keluarga.

Kedua, sebagai alasan mengisi kekosongan waktu. Sedangkan alasan ketiga adalah membaca berita. Menemukan konten dan mengetahui apa yang viral adalah alasan berikutnya.

Bagi konten kreator, ini adalah hal yang menarik karena berdasarkan data di atas, para warganet dunia senang menghabiskan waktunya bermain sosmed dan mencari konten yang menarik.

Peluang melebarkan jangkauan mereka pun jauh lebih terbuka. Terlebih alasan berikutnya adalah mengetahui yang sedang viral. Tentu ini sangat membantu konten kreator yang sedang "burn out".

Mereka bisa memanfaatkan yang sedang viral untuk dijadikan konten alias "riding the wave". Cara ini ternyata masih efektif untuk netizen global.

Laporan Data Digital ini juga menunjukkan jika Facebook berada di urutan pertama sosial media yang paling banyak digunakan oleh para netizen global. Youtube, Whatsapp dan Instagram menyusul di belakangnya.

Tapi ketika ditanya apa sosial media yang menjadi favorit para netizen global, jawabannya adalah whatsapp. Sedangkan Instagram, Facebook, menyusul di belakangnya.

Meski twitter sudah tidak lagi digunakan banyak orang, tapi ternyata pengguna twitter dunia, menggunakan platform untuk men-tweet ini selama 5,1 jam/bulan.

Jumlah ini cukup tinggi, mengingat pengguna instagram saja menghabiskan waktu 11,2 jam/bulan. Tapi yang menarik adalah pengguna tiktok, mereka bisa menghabiskan waktu sebanyak 19,6 jam/bulan. Durasi yang sama dengan pengguna facebook.

Malah 35% dari pengguna Tiktok sudah tidak lagi menonton tv analog maupun layanan tv streaming. Ini karena kebanyakan isi dari Tiktok menyajikan cerita melalui layanan video Tiktok.

Tentu ini seperti bilah pedang. Di satu sisi, ini peluang baik bagi konten kreator bisa membuat konten storytelling yang menarik terhadap suatu cerita.

Di sisi lain, ini juga buruk. Seperti halnya yang sempat viral beberapa waktu yang lalu terkait makam upin dan ipin. Jika membuat konten storytelling hoax ini tentu tidak akan berakhir baik.

Data yang menarik lainnya adalah Filipina adalah negara yang 51,4% warganetnya mengikuti para influencer. Indonesia berada di posisi 4 dengan 34,5% warganet menggikuti para influencer.

Dominasi pengikut akun influencer adalah mereka yang masih terbilang muda, berumur 16-24 tahun. Semakin bertambahnya umur, semakin sedikit mengikuti influencer.

Tidak dipungkiri juga, sosial media saat ini juga digunakan sebagai bagian dalam pekerjaan. Oleh karena itu, rata-rata sebanyak 22,9% warganet dunia menggunakan sosmed sebagai bagian dari pekerjaan.

Indonesia berada di atas rata-rata dunia, yaitu 31%. Namun jumlah ini masih kalah dengan negara ASEAN lainnya, seperti Filipina dan Vietnam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun