Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Si Kecil Melihat Hal Gaib, Beberapa Pendekatan Ini Perlu Kamu Lakukan

1 November 2021   11:10 Diperbarui: 3 November 2021   16:46 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak takut.| Sumber: Shutterstock via bangka.sonora.id

1. Pendekatan agama

Sebagai manusia dan makhluk ber-Tuhan, tentu pendekatan agama yang harus kita utamakan. Saya sebagai seorang muslim, tentu akan menggunakan pendekatan agama islam dalam menyikapi hal ini.

Dalam ajaran agama, kita wajib untuk percaya dengan yang namanya hal gaib. Lah wong perjalanan Rasulullah Isra Miraj saja diganggu jin ifrit di tengah jalan. Lantas apakah kita memaksa untuk tidak percaya dengan hal gaib.

Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi hal itu dengan baik dan tepat. Jangan sampai kita malah berujung ke perbuatan atau malah ke "orang pintar".

Saya cukup sering bertemu dengan kejadian poltergeist alias kesurupan. Satu kesimpulan yang saya petik, percaya saja kamu punya Tuhan. Bagi saya, cukup hanya Allah sebagai pelindung terbaik.

Oleh karena itu, berdoa dan salat meminta petunjuk terbaik pada Allah adalah jalan terbaik untuk muslim. Begitu juga dengan kamu yang beragama lainnya, kembali lah ke Tuhan-mu.

Jika tidak, sesuatu yang sebenarnya remeh akan menjadi besar dan bisa jadi berujung complicated. Karena pada dasarnya, sesuai dengan note awal artikel ini, indigo ini ibaratnya adalah pisau.

Mungkin akan terdengar klise jika pendekatan agama selalu jadi nomor satu, tapi percayalah ini adalah jalan terbaik. 

2. Pendekatan budaya

Ketika kita sudah bisa berpegang teguh pada pendekatan agama sebagai dasar patokan, selanjutnya kita melakukan pendekatan budaya.

Tidak, saya tidak mengajarkan untuk pendekatan kejawen yang harus menyiapkan sesaji dan sejenisnya. Melainkan, pelajari budaya tempat tinggalmu berada karena itu akan sangat berguna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun