Marvel Cinematic Universe, film Captain America : Civil War merupakan pengantar penting Marvel sebelum memperkenalkan puncak Avengers : Infinity War dan Avengers : Endgame.
DalamDi film ini, diceritakan jika Avengers terpecah belah antara tim Captain America dengan tim Iron Man dalam menyikapi Perjanjian Sokovia yang membuat mereka harus bertarung satu sama lain.
Gara-gara terpecahnya Avengers di Civil War ini, banyak anggotanya yang mengalami masalah. Sebut saja Scott Lang alias Ant-Man yang harus menjalani hukuman tahanan rumah selama 2 tahun.
Begitu juga dengan Clint Barton alias Hawkeye yang juga menjalani hukuman sama dengan Lang. Bahkan, di saat sedang menjalani hukuman ini, dia bingung karena semua anggota keluarganya hilang.
Belum lagi, gara-gara pertengkaran Avengers ini, saat Thanos datang ke bumi mereka terpecah dan kalah. Membuat separuh populasi satu universe hilang dan berlanjut ke Avengers : Endgame.
Film Civil War juga pengantar Marvel mengenalkan beberapa karakter baru dalam dunia MCU. Contohnya saja Black Phanter, Spider-Man dan juga Baron Zemo, villain yang juga mendukung cerita series The Falcon and The Winter Soldier.
Film ini pun terbilang sukses di pasaran dan mengantarkan Marvel dalam mengenalkan banyak film berikutnya di MCU Phase 3. Tapi siapa sangka, ada cerita menarik di belakangnya.
Dilansir dari laman Comic Book, ternyata sang sutradara film Captain America : Civil War sempat ingin mundur dalam penggarapan film tersebut karena perdebatan tentang pandangan konsep cerita.
Hal ini berdasarkan dalam buku baru yang diluncurkan Marvel The Story of Marvel Studios: The Making of the Marvel Cinematic Universe.
Seperti yang kita tahu, film Captain America : Civil War disutradarai oleh Joe dan Anthony Russo. Mereka mengancam mundur karena jalan cerita film tersebut ditolak Marvel Studios dan Komite Kreatif.
Kedua sutradara itu ingin jalan cerita Captain America memiliki konflik dengan Iron Man seperti yang kita tahu. Alasannya mereka ingin mengadopsi versi komik Marvel Civil War.
Komite Kreatif memveto gagasan tersebut, bersikeras bahwa Avengers bersatu kembali untuk melawan Baron Zemo dan pasukan tentara supernya dalam aksi terakhir film tersebut.
Marvel Studios pada dasarnya bersedia untuk berkompromi. Komite Kreatif juga tidak pernah menuntut perubahan seperti dulu.
Namun, situasi menempatkan Russo pada posisi di mana mereka siap untuk mundur dari penggarapan film daripada tunduk pada tuntutan Komite.
Mereka lebih memilih hal itu karena mereka merasa jalan cerita yang diberikan menjadikan sebagai film yang kurang menarik.
"Kami mencapai titik di mana kami berkata, dengan lantang di sebuah ruangan, 'Kami tidak tertarik untuk melanjutkan sebagai sutradara film ini jika itu tentang mengelola politik dan tindakan lainnya lagi," kata Joe Russo.
Joe juga mengatakan bahwa mereka didukung oleh Kevin Feige dan gara-gara itu menempatkan bos Marvel Studios itu menjadi posisi berpengaruh di perusahaan itu.
"Dan saya pikir Kevin sangat bersemangat dengan itu. Dan juga, mungkin itu memberinya pengaruh dalam situasi ini, karena kami sangat jelas tentang sudut pandang kami," kata Joe Russo.
Ancaman kehilangan sutradara Captain America: Civil War memang menyebabkan pertemuan dengan Ketua Walt Disney Studios Alan Horn, yang akhirnya memihak Feige dan Russo Brother.
Keputusan ini mungkin merupakan langkah pertama Disney untuk merestrukturisasi Marvel untuk membubarkan Komite Kreatif dan menempatkan Feige langsung ke Horn untuk Marvel Studios.
Feige kemudian mengambil alih sebagai chief creative officer Marvel Entertainment, menempatkan televisi Marvel dan bahkan komiknya di bawah kendali kreatifnya.
Kita tentu tahu usai film Captain America : Civil War, Russo Brother kemudian melanjutkan film Marvel lainnya seperti Avengers : Infinity War dan Avengers : Endgame.
Bahkan film Endgame saat itu sempat memecahkan rekor film terlaris sepanjang masa mengalahkan Avatar, sebelum akhirnya direbut kembali oleh Avatar.
Banyak pujian dan rekor yang tercipta dalam film superhero tersebut. Mengingat itu adalah proyek paling ambisius Marvel yang sudah dibangun dalam waktu sekitar 10 tahun.
Dengan begitu, hal itu semakin menempatkan Russo Brother menjadi sosok penting bagi dunia Marvel Cinematic Universe.
Entah berhubungan atau tidak, beberapa waktu yang lalu saat masalah Scarlett Johansson, awalnya sang aktris dan pihak studio menemui jalan buntu terkait gaji yang diterima.
Ketika masalah ini mencapai puncak, Russo Brother muncul dan mendukung Scarlett Johansson. Bahkan mereka juga berpotensi tidak akan melanjutkan garap film Marvel.
Mengingat status pandemi penuh dengan ketidakpastian dan mereka membutuhkan kepastian, bagaimana film mereka akan ditayangkan dan bagaimana mereka akan dibayar.
Tentu di masa pandemi, penayangan film terbuka dalam dua opsi, eksklusif bioskop atau dilakukan secara hybrid dengan tambahan layanan streaming.
Tentu hal ini juga berpengaruh terhadap jumlah pemasukan gaji yang diterima oleh para pekerja kreatif di sana.
Usai memberikan statement itu, tidak berselang lama, Scarlett Johansson dan Disney menemui kesepakatan dan berdamai dengan sang aktris mendapatkan tambahan uang sebanyak 40 juta dari tuntutannya 50 juta.
Belum diketahui ini berhubungan atau tidak, tapi akan sangat menarik ketika pekerja kreatif sangat berperan dan memberikan andil dalam keputusan sebuah studio besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H