Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Menebak Kenapa Kompasiana Kini Banyak Akun Spam "Pencari Pacar"

16 Oktober 2021   17:30 Diperbarui: 16 Oktober 2021   17:30 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam hampir setahun aktif menulis di Kompasiana, saya jarang sekali bahkan hampir tidak pernah menulis uneg-uneg tentang Kompasiana.

Uneg-uneg itu lebih baik saya pendam saja dan saya biarkan menguap supaya waktu saja yang menjawab. Tapi kali ini, saya agak gatal ingin menulis tentang hal ini.

Tentu kita (para Kompasianer) tahu jika Kompasiana adalah media platform blogging alias menulis berbagai ide, berbagi informasi berupa artikel kepada pembaca.

Tapi baru - baru ini, ada hal yang menyentil pertanyaan saya. Apakah Kompasiana sudah bergeser sebagai media sosial pada umumnya, punya akun untuk mencari gebetan?

Beberapa waktu terakhir, sekitar semingguan ini, saya banyak sekali mendapatkan notifikasi pertemanan dari akun-akun baru Kompasiana dan semuanya perempuan paruh baya.

Sempat saya menggoda diri saya sendiri, apakah saya masih dilirik oleh wanita muda paruh baya? Lah wong foto profil saya jelas-jelas pegang foto usg 4D anak pertama saya.

Ada alasan kenapa saya menggoda diri saya sendiri begitu. Pertama, akun-akun baru itu mencantumkan umur mereka, rata-rata berumur 24-25 tahun.

Kedua, ada beberapa kesamaan mereka lainnya, yaitu nama. Nama mereka rata-rata hanya satu kata. Contohnya, Ria, Vera, dan sebagainya.

Ketiga, info profil mereka juga sama. Mereka perempuan muda yang sedang mencari pacar, dengan link website lain di luar Kompasiana. Tentu saya tidak akan klik, khawatir spam.

Kekhawatiran itu terbukti saat artikel saya kemarin mendapatkan komentar dari salah satu akun baru itu, tepatnya di kolom komentar artikel "Sudah Tayang di Disney+, Film Black Widow Jadi Tontonan Alternatif Akhir Pekan".

Menurut saya link yang ada di kolom jelas itu bagian dari scam. Gimana gak scam kalau link itu berisi kata kunci "sex". Dugaan saya berasal dari luar negeri.

Kenapa saya kok berpikir begitu, kalimat komentarnya mengindikasikan ke sana. Entah kenapa, bagi saya melihat para Kompasianer kalau berkomentar rata-rata seragam, 'polite words'.

Tapi akun perempuan-perempuan muda ini aneh, contohnya "Halo anak laki-laki". Bagi orang indonesia ini akan terasa aneh. Saya yang terbiasa nonton film berbahasa inggris langsung paham.

Pasti ini dari luar negeri, coba kalimat sapaan itu diubah menjadi kalimat sapaan luar negeri, "Hello boys...". Apalagi kalimat itu diucapkan oleh wanita-wanita yang menggoda.

Keempat, kenapa harus menyertakan link dari website lain di luar Kompasiana yang berbau sex. Padahal, kalau Kompasianer asli pastinya seperti saya, share link artikel atau profil Kompasiana saya.

Sebagai Kompasianer, share link artikel itu wajib hukumnya. Dengan share link artikel, pembaca kita jadi banyak, hasilnya tentu akan mendatangkan cuan berbentuk K-Rewards bagi kita.

Ya meskipun kabar K-Rewards bulan September belum ada kabar, he he he.... Tapi bagi K-Rewards bagi Kompasianer itu seakan jadi oase di padang gurun, terlebih di tanggal tua seperti sekarang.

Meski K-Rewards saya tidak sebanyak Kompasianer penulis manga yang berjuta-juta. Saya tetap bersyukur dengan rejeki saya. Saya tidak akan iri, ataupun dengki.

Karena menurut saya ceruk rejeki tiap orang sudah ada yang atur. Jika mereka konsisten menulis khusus manga, saya sendiri konsisten menulis film Marvel, media sosial, viral dan keluarga.

Balik ke laptop, eh ke topik tulisan. Artikel ini saya tulis karena keresahan saya dengan artikel perempuan mencari pacar ini. Awalnya hanya berteman di Kompasiana.

Kini, mereka sudah berani komentar di artikel dengan link spam atau phissing. Link berbau sex ini sangat identik dengan hal-hal begituan. Bagi saya yang bergerak di dunia digital sangat hapal.

Sudah berapa kali teman, influencer, pejabat yang terkena phissing link atau spam. Gak semua phissing atau spam dari link sex, banyak bentuknya.

Namun, kebanyakan memang dari link berbau esek esek ini. Kini pertanyaan kembali saya lontarkan, apakah admin Kompasiana sudah tahu hal ini? Lalu, apa tindakannya?

Selain itu, pertanyaan lainnya, apakah hanya saya atau ada Kompasianer lain yang mendapatkan hal serupa? Jika ada yang menerima hal yang sama, JANGAN KLIK link tersebut!

Semoga artikel saya ini bisa bermanfaat untuk para Kompasianer lainnya dan terkhusus untuk admin Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun