Menurut saya link yang ada di kolom jelas itu bagian dari scam. Gimana gak scam kalau link itu berisi kata kunci "sex". Dugaan saya berasal dari luar negeri.
Kenapa saya kok berpikir begitu, kalimat komentarnya mengindikasikan ke sana. Entah kenapa, bagi saya melihat para Kompasianer kalau berkomentar rata-rata seragam, 'polite words'.
Tapi akun perempuan-perempuan muda ini aneh, contohnya "Halo anak laki-laki". Bagi orang indonesia ini akan terasa aneh. Saya yang terbiasa nonton film berbahasa inggris langsung paham.
Pasti ini dari luar negeri, coba kalimat sapaan itu diubah menjadi kalimat sapaan luar negeri, "Hello boys...". Apalagi kalimat itu diucapkan oleh wanita-wanita yang menggoda.
Keempat, kenapa harus menyertakan link dari website lain di luar Kompasiana yang berbau sex. Padahal, kalau Kompasianer asli pastinya seperti saya, share link artikel atau profil Kompasiana saya.
Sebagai Kompasianer, share link artikel itu wajib hukumnya. Dengan share link artikel, pembaca kita jadi banyak, hasilnya tentu akan mendatangkan cuan berbentuk K-Rewards bagi kita.
Ya meskipun kabar K-Rewards bulan September belum ada kabar, he he he.... Tapi bagi K-Rewards bagi Kompasianer itu seakan jadi oase di padang gurun, terlebih di tanggal tua seperti sekarang.
Meski K-Rewards saya tidak sebanyak Kompasianer penulis manga yang berjuta-juta. Saya tetap bersyukur dengan rejeki saya. Saya tidak akan iri, ataupun dengki.
Karena menurut saya ceruk rejeki tiap orang sudah ada yang atur. Jika mereka konsisten menulis khusus manga, saya sendiri konsisten menulis film Marvel, media sosial, viral dan keluarga.
Balik ke laptop, eh ke topik tulisan. Artikel ini saya tulis karena keresahan saya dengan artikel perempuan mencari pacar ini. Awalnya hanya berteman di Kompasiana.
Kini, mereka sudah berani komentar di artikel dengan link spam atau phissing. Link berbau sex ini sangat identik dengan hal-hal begituan. Bagi saya yang bergerak di dunia digital sangat hapal.