Tayangan film atau series asli Netflix kembali menyita perhatian banyak penonton, termasuk penonton dari Indonesia. Menurut Netflix, series Squid Game menjadi Top 10 tontonan di Indonesia.
Series ini menghadirkan cerita tentang 456 orang yang melakukan permainan survival demi mendapatkan hadiah 45,6 miliar Won. Mereka harus memainkan berbagai mainan tradisional Korea Selatan.
Ada 6 permainan yang harus dimainkan, dan bagi yang terseleksi atau melanggar peraturan, peserta akan dibunuh. Selama 9 episode, banyak adegan kekerasan dan seksual ada di dalamnya.
Meski begitu, nampaknya banyak yang menyukai series ini. Malah beberapa postingan 'guyonan' bertema Squid Game juga banyak beredar di media sosial.
Namun siapa sangka, senang menonton video kekerasan seperti Squid Game ternyata malah beresiko terhadap psikologi mental penonton. Tentu ini merupakan efek jangka panjang.
Seperti diungkapkan Dokter spesialis kedokteran jiwa Agung Frijanto, seperti diberitakan oleh CNN Indonesia. Agung mengatakan ada sejumlah kelompok yang memang rentan untuk terkena dampak psikologis tontonan tersebut.
Tontonan dengan genre slasher, horor, thriller, dan sejenisnya akan berdampak kepada kelompok usia balita, anak-anak, dan remaja awal.
Seperti yang kita tahu, kita sering kali melihat edukasi bagaimana ketika anak kecil sering melihat orang dewasa bertindak kasar secara terus menerus, dia akan menirukan hal tersebut.
Dia akan menganggap hal ini menjadi hal biasa yang dilakukan semua orang. Sehingga dia pun akan berperilaku yang sama hingga dia dewasa nanti.
Masalah kesehatan mental dari tontonan kekerasan seperti yang dimunculkan pada Squid Game memang berdampak pada anak di bawah umur. Namun bukan berarti tidak ada masalah bagi usia dewasa.