Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wisata Edukasi Alam, Sarana Belajar Sambil Bermain Mengenal Kehidupan untuk Si Kecil

11 September 2021   14:54 Diperbarui: 11 September 2021   14:57 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat tahun lalu, dia ingin mencoba lagi naik kuda meski awalnya sedikit takut, tapi akhirnya dia mau naik kuda. Ya meskipun rutenya pendek sekali. Sedangkan waktu kemarin mencoba naik kuda, dia begitu semangat dan gak takut sama sekali.

Tidak hanya itu saja, dalam kunjungan serba singkat kemarin, si kecil juga senang sekali memberi makan kelinci dan domba yang ada di wisata edukasi alam. 

Ada ucapan yang menarik saat kemarin bertemu dengan kelinci orange yang ditemuinya. Si kecil mengatakan, jika itu bukan kelinci tapi singa. Saya pun tertawa kecil mendengar ini.

Bukan mendengar karena dia menganggap kelinci itu sebagai singa, tapi penjelasan dan cara dia menjelaskan alasan ucapannya itu. Katanya, rambut kelinci itu berdiri semua di area kepala mirip singa.

Bagi saya, si kecil sudah sangat cerdas. Sejak setahun terakhir, jika dia melihat binatang entah itu kucing atau kelinci, dia selalu bertanya apakah dia boleh pegang.

Cara memegangnya pun juga sudah 'expert' meski tanpa saya ajari. Hanya dengan melihat, dia bisa menirukan apa yang saya lakukan saat memegang hewan-hewan itu.

Selain itu, dia juga akan bertanya nama hewan yang belum dia tahu sebelumnya. Seperti musang, landak atau iguana. Hewan yang memang 'tidak umum' untuk anak-anak.

Namun, saat melihat hewan tersebut berada di kandang kecil, keingintahuan dirinya begitu besar. Malah meski sudah diberitahu, dia pun masih bertanya kembali, 'itu kenapa papa?', sambil menujuk hewan itu di kandang.

Saya pun menjawab, iya hewannya sedang tidur, istirahat. Saya tidak pernah memintanya berhenti bicara saat sedang 'cerewet' untuk bertanya mirip wartawan yang sedang menginterogasi narasumber.

Saya selalu sebisa mungkin menjawabnya dengan tenang, sabar dan menjelaskan dengan sejelas-jelasnya. Bagi saya, dengan dia sering bertanya, itu menjadi bagian dari cara dia belajar.

Saya pun kini sering dibuatnya kaget dengan "diksi" atau cara berpikirnya. Apalagi ketika dia mendadak bisa mengucapkan kalimat berbahasa inggris. Padahal saya tidak pernah mengajari kata itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun