Padahal di kontrak, pihak studio menulis jika rilis film dilakukan secara eksklusif di bioskop. Sedangkan kenyataannya, Disney melakukan perilisan secara sepihak dengan cara hybrid.
Layanan streaming premiere access ini memiliki biaya tambahan kepada para penontonnya di luar biaya langganan layanan streaming. Biaya tambahan ini lah yang dituntut oleh Scarlett Johansson.
Masalah produksi film ini disadari oleh beberapa pihak. Contohnya saja sutradara Russo Brothers. Mereka mengalami jalan buntu usai gugatan Scarlett Johansson.
Duo bersaudara itu pikir-pikir masa depannya, bagaimana film itu akan tayang dan bagaimana mereka akan dibayar. Bahkan mereka berpotensi tidak akan garap film Marvel lagi. SELENGKAPNYA KAMU BISA BACA DI SINI.
Aktor Marvel lainnya, Benedict Cumberbatch juga menyoroti hal yang sama. Dia mengatakan jika masa pandemi ini mengubah paradigma industri dunia hiburan. Oleh karena itu harus ada perlakuan adil. SELENGKAPNYA KAMU BISA BACA DI SINI.
Di sisi lain, para pecinta film sudah sangat jenuh dengan pandemi ini dan butuh hiburan baru. Film box office menjadi salah satu hiburan di tengah kepenatan berita tentang pandemi.
Harapan bioskop dibuka tidak bisa jadi patokan. Beberapa fans tidak mempermasalahkan jika harus membayar biaya tambahan untuk menonton film baru dirilis secara online.
Namun, tidak bisa dipungkiri. Rilis secara online rawan pembajakan. Bahkan tidak butuh waktu lama bagi film yang tayang secara online sudah beredar di situs-situs download film.
Film Black Widow salah satu korbannya. Pendapatan ticketing bioskop langsung jeblok di awal-awal perilisan. Ini semua karena rilis bioskop dan layanan streaming di waktu yang sama.
Ketika film tersebut sudah beredar di situs ilegal, pastinya banyak orang lebih memilih menonton film tersebut secara ilegal. Anggapan kenapa harus bayar jika ada gratis tentu menjadi semboyan.
Film Indonesia pun juga tidak luput dari hal ini. Contohnya saja film Selesai yang diperankan oleh Anya Geraldine dan Gading Marten. Film ini juga dirilis secara online.