Oleh karena itu, ketika bunda PAUD yang menjadi guru si kecil menyampaikan jika sebentar lagi PAUD akan dilaksanakan secara tatap muka, saya bimbang.
Meski kasus melandai, tapi jika kita lengah tentu risikonya terlalu besar. Kenapa saya begitu khawatir mengenai hal ini, karena satu rumah di keluarga sudah pernah terinfeksi Covid-19.
Untungnya saja waktu itu si kecil tidak tertular. Berkah tersendiri buat saya. Karena prinsip saya, anak yang paling utama. Serasa sama dengan prinsip orang jawa terdahulu, selama sehat seger waras, sudah lebih dari cukup.
Kebimbangan saya hingga hari ini belum mendapatkan jawaban tegas, saya harus seperti apa. Namun, saya sendiri sudah memutuskan.
Saya akan memperbolehkan ikut tatap muka jika kasus Covid-19 sudah "aman" alias cukup terkendali.
Selain itu, selama proses tatap muka si kecil dilakukan pengawasan ketat. Jangan sampai lepas masker atau dekat dengan orang yang tidak memakai masker.
Selain itu, rajin-rajin cuci tangan akan selalu diajarkan kepada si kecil. Selebihnya, kita berdoa, semoga pandemi segera berakhir dan si kecil sehat selalu.
Karena kalau sudah berikhtiar, apalagi kalau tidak berdoa. Manusia boleh berencana, tapi Allah yang menentukan. Oleh karena itu, doa juga penting untuk diajarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H