Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Meski Didukung Black Order dan Senjata Terkuat, Tivan The Collector Tak Bisa Gantikan Thanos

21 Agustus 2021   18:46 Diperbarui: 21 Agustus 2021   18:50 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Episode kedua serial What If memberikan cerita baru bagi dunia MCU. Di episode ini, gara-gara Yondu salah culik anak laki-laki, jalan cerita pangeran kerajaan Wakanda berbeda. T'Challa menjadi Star-Lord, menggantikan posisi Peter Quill.

Dengan bergantinya posisi Star-Lord dari Quill menjadi T'Challa, situasi galaksi menjadi berbeda. Pertama, mengubah pemikirian dan kebijakan Yondu sebagai Captain Ravagers.

Kedua, T'Challa bisa menggunakan "kekuatan super" miliknya, yaitu berdiplomasi. Hasilnya, dia bisa membujuk Thanos agar tidak lagi menjadi penjahat dan mengoleksi infinity stone. Jika kamu belum nonton, kamu bisa baca cerita lengkap EPISODE DUA DI SINI.

Karena perubahan Thanos inilah, membuat situasi galaksi berubah. Tidak ada lagi mengivansi planet lain atau menghancurkan separuh populasi skala semesta.

Karena Thanos tidak lagi jahat, Nebula tidak lagi menjadi robot dan bahan percobaan Thanos. Nebula bahkan terlihat memiliki rambut blonde dan ditampilkan cukup seksi.

Selain itu, Thanos juga tidak menginvasi planet yang dihuni oleh Gamora. Malah Thanos kini lebih banyak mengisi waktunya dengan berkebun. Ini merujuk hal yang dilakukan Thanos saat di awal Endgame.

Bahkan, T'Challa membantu melindungi invasi serangan Kree terhadap planet tempat Drax berada. Hasilnya, keluarga Drax selamat meskipun harus bertarung selama 6 hari lamanya. Drax pun berakhir menjadi pelayan pub.

Dengan semua kejadian itu, perubahan Thanos menyebabkan tidak adanya Guardians of The Galaxy. Meski tidak diketahui bagaimana nasib Groot dan Rocket di dalam perubahan timeline ini.

Tentunya dengan perubahan ini pula, menyebabkan Tivan The Collector mengisi kekosongan yang ditinggalkan Thanos sebagai penjahat di antar galaksi. Hal ini bisa dilakukan mengingat The Collector memiliki cara jitu.

Tivan kali ini bukan Tivan yang sama dengan timeline di MCU yang pernah kita lihat. Badannya begitu kekar dengan teknologi yang cukup canggih. Koleksinya jauh lebih banyak dan lebih "berbahaya".

Senjata-senjata yang dia koleksi begitu banyak. Saat bertarung melawan T'Challa di akhir episode, Tivan menggunakan tangan makhluk Kronan yang terbuat dari batu.

Selama ini, ada dua makhluk Kronan yang muncul di MCU dan keduanya muncul di film Thor yang berbeda. Namun, kata kunci "Kronan yang cerewet" yang diucapkan Tivan ini bisa jadi merujuk ke Korg.

Kedua, Tivan juga menggunakan belati yang digunakan oleh Dark Elves yang pernah muncul di Thor : The Dark World. Belati ini begitu tajam. Buktinya, tangan Kronan yang digunakan oleh Tivan bisa hancur.

Ketiga, Tivan menggunakan helm milik Hela. Helm ini bisa mengeluarkan senjata pedang Necrosword. Bahkan T'Challa sempat tertusuk dan tertangkap oleh Tivan. Hampir saja dibunuh, namun beruntung ada Yondu.

Dengan kekalahan Hela, ini juga menjadi indikasi Tivan tidak bisa lagi diremehkan. Bahkan di Thor : Raganarok saja harus Surtur yang mengalahkannya dan menyebabkan Ragnarok.

Ini berarti, jika God of Death Asgard saja sudah bisa dikalahkan dan senjatanya diambil, tentu Tivan menjadi penjahat yang begitu kuat.

Selain ketiga senjata tersebut, Tivan sempat mengeluarkan box senjata dan menunjukkan kepada T'Challa. Ada tameng Captain America, Mjolnir dan beberapa senjata lain yang memiliki "khas kekuatan" masing-masing.

Tidak diketahui, Mjolnir kenapa bisa ada di sana. Jika merujuk helm hela, otomatis kemungkinan Mjolnir tidak dalam genggaman Thor, mungkin saja Odin. Tapi terlepas itu, Mjolnir ada di brankas senjata Tivan sangat menarik.

Tidak hanya memiliki gudang senjata, Tivan juga memiliki pasukan Black Order. Pasukan ini sendiri di MCU utama, merupakan pasukan Thanos yang terkenal bengis dalam menaklukkan berbagai dunia.

Malah di episode kedua ini, Thanos tidak mampu mengalahkan Cull Obsidian dan Proxima Midnight. Dua orang anggota Black Order ini menghajar habis-habisan Thanos dan hampir saja membunuhnya.

Jadi, dengan semua itu, kenapa Tivan masih dengan mudah dikalahkan oleh T'Challa dan Yondu hingga berakhir sama dengan saudaranya Grandmaster di ending Thor : Ragnarok.

Jika merujuk pada MCU sebelumnya, Thanos sendiri adalah makhluk Titan yang besar dan kuat. Bahkan dia tidak bisa dilukai meskipun dipukul berulang kali oleh Hulk.

Tony Stark sendiri hanya bisa menggores sedikit wajah Thanos, meski akhirnya Stark harus ditusuk oleh belati besinya sendiri. Ini menunjukkan Thanos sangat kuat.

Di komik, Thanos sendiri adalah makhluk  ketutunan Eternal yang dikenal kuat. Eternal sendiri merupakan makhluk ciptaan Celestial. Salah satu makhluk kosmik yang menciptakan alam semesta dan beserta isinya.

Bahkan, Eternal memiliki kekuatan yang melebihi kekuatan Avengers yang kita kenal. Karena itu lah Thanos susah untuk dikalahkan dalam Infinity Wars dan Endgame. Jika merujuk berdasarkan komik.

Eternal sendiri juga rencananya akan tayang pada November tahun ini. Di film tersebut juga akan menampilkan Celestial yang menciptakan para Eternal.

Namun, jawaban pasti kenapa Tivan sangat mudah dikalahkan meski didukung oleh banyak senjata dan pasukan adalah karena penulis cerita ingin membuat seperti itu. Hal ini pernah disampaikan penulis komik Marvel Stan Lee yang videonya beredar luas.

"Jawaban sederhana siapa pemenang antara pertarungan antar karakter itu ditentukan penulis. Jika Spider-Man lawan The Thing, siapa pemenangnya tergantung penulisnya. Jika saya menulis Spider-Man menang, ya Spider-Man menang. Jika saya menulis The Thing menang, ya The Thing menang"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun