Sebenarnya sudah sejak lama saya ingin menulis sebuah "rahasia" ini, namun saya mulai sedikit berani membuka sedikit saja. Ya meskipun banyak sekali hal - hal yang sebenarnya tidak diketahui publik tapi sebenarnya sangat menarik untuk diceritakan. Perjalanan bekerja bersama hampir 4 tahun bersama Bu Risma, hampir setiap hari mengikuti semua agenda walikota membuat saya mengerti banyak cerita.
Cerita ini saya dedikasikan untuk Bu Risma yang tidak kenal lelah, bahkan sabtu minggu, siang dan malam. Jujur, di tahun pertama saya sakit terkena tipes di akhir tahun mengikuti semua agenda Bu Risma. Tapi itu bukanlah menjadi halangan. Bahkan hal itu menjadi motivasi saya, mengingat saya bertugas menjadi Social Media Specialist yang mau tidak mau selalu mengupdate kegiatan pemerintah kota.
Salah satu hal yang paling saya ingat adalah Bu Risma tidak pernah punya akun sosial media apapun. Dipastikan, jika ada akun sosial media bernama Tri Rismharini bukan milik Bu Risma, tidak resmi. Beberapa kali saya selalu mengingatkan entah itu teman atau akun - akun besar jika walikota perempuan pertama di Surabaya ini tidak memiliki akun. Termasuk saat pelantikan beliau sebagai Menteri Sosial.
Bagaimana saya tahu anomali ini? Jika diingat - ingat, awalnya saya kaget saat tahu hal ini. Tahun 2017, saat pertama kali gabung, saya diberikan tanggung jawab untuk incharge handle sosial media yang bisa dibilang "baru". Keputusan untuk ada yang handle sosial media ini juga dikarenakan keputusan dari Bu Risma yang ingin Surabaya "hadir" di sosial media.
Tidak sekadar "hadir" untuk masyarakat, tapi juga "memantau" apa yang sedang ramai diperbincangkan oleh netijen. Apa yang sedang viral hari ini, apa yang sedang membuat heboh sosial media pagi, siang, sore dan malam hari ini. Awalnya tugas ini saya lakukan seorang diri, hingga akhirnya banyak teman - teman yang membantu meringankan tugas ini.
Hal ini saya laporkan ke pimpinan hingga akhirnya disampaikan langsung ke Bu Risma. Ini sebabnya, Bu Risma tahu ketika sepatu boot dr martens-nya rame diperbincangkan netijen. Ini juga menjadi alasan Bu Risma juga tahu jika Tabebuya Surabaya dikenal banyak orang. Termasuk saat Wakil Wali Kota Liverpool yang senang sekali posting terkait Surabaya, Bu Risma juga tahu hal itu. Oleh sebab itu, kenapa Bu Risma bisa menjawab yang terkini terkait hal ini.Â
Namun, itu hanya sisi lain. Sisi besarnya adalah fungsi dari hal ini adalah agar Bu Risma bisa membuat kebijakan yang tepat untuk Surabaya. Misalnya saja di sosial media sedang ramai adanya cuaca buruk yang melanda Indonesia. Pasti Bu Risma  membuat kebijakan untuk antisipasi ini terlebih dahulu agar Surabaya tetap "berdiri".Â
Maka dari itu, kenapa Surabaya selalu bisa antisipasi dalam banyak hal karena informasi sosial media yang cepat tanpa batasan waktu inilah yang membuat Bu Risma merasa "kepo" dan bisa mengubah Surabaya. Lalu kenapa Bu Risma gak mau punya akun sosmed? Jawabannya satu, Bu Risma merupakan pribadi yang workaholic, tidak ada waktu untuk itu. Bu Risma menganggap lebih baik dirinya bekerja turun ke lapangan daripada buka akun sosmed dan baca semua komentarnya.
Meskipun begitu, bukan berarti Bu Risma tidak mau dekat dengan warga Surabaya secara langsung melalui sosial media. Namun, Bu Risma menyiapkan "pasukan" untuk bisa jadi jembatan kedekatan antara Pemerintah Kota dengan warganya. Beberapa contohnya adalah Bangga Surabaya, Sapawarga Surabaya, Command Centre dan sebagainya.
Akun - akun resmi inilah pasukan Bu Risma untuk jalin kedekatan dengan warganya. Setiap ada laporan yang masuk, selalu cepat direspon, terlebih jika ada laporan warga yang butuh bantuan dan rame mendapat perhatian netijen. Kedekatan - kedekatan ini terkadang memang ada intrik - intrik kecil di dalamnya, tapi itu masih wajar. Tapi kedekatan itu bisa berbuah manis.
Tagar Surabaya Mendunia pernah menjadi Trending Topic no 4 di Indonesia, saat warganet ikut merayakan Surabaya yang mendapatkan penghargaan bergengsi tingkat dunia dari Lee Kwan Yew World City Prize saat tahun 2018. Warganet Surabaya tentu sangat senang dengan pencapaian - pencapaian yang sudah dilakukan oleh Surabaya.Â
Tentu saja mereka ikut senang dan bangga, mengingat warga Surabaya tahu dengan mudah apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya selama ini melalui sosial media. Respon tanggap aduan netijen juga patut diacungi jempol. Salah satunya saat Komplek Ruko Vida yang berada di Jalan Mayjen Sungkono Surabaya terendam di awal tahun lalu. Lokasinya memang berada di cekungan. Namun, terendamnya salah satu kawasan elit itu berlangsung cepat hanya 2 jam saja.
Ya memang itulah kehebatan Bu Risma, Surabaya dan media sosial. Karena meskipun Bu Risma tidak pernah main sosmed, tapi Bu Risma tidak sendiri. Selain pasukan sosmed pemerintahan, netijen Surabaya benar - benar backup Bu Risma selama menjabat jadi Wali Kota Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H