Mohon tunggu...
Tito Adam
Tito Adam Mohon Tunggu... Jurnalis - Social Media Specialist | Penulis | Fotografer | Editor Video | Copy Writer | Content Writer | Former Journalist

Senang untuk belajar dan belajar untuk senang | Instagram @titoadamp | Email titoadamp@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dari Radio Perjalanan Hidup Saya Dimulai, Cerita Saya untuk Hari Radio Sedunia

13 Februari 2021   09:56 Diperbarui: 13 Februari 2021   10:08 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memori tidak terlupa adalah saat saya memutar lagu cover seorang perempuan asal Sidoarjo yang memang bersuara merdu. Saat saya memutar lagu covernya, tidak lupa saya mention akun twitter perempuan yang masih bersekolah itu. 

Ternyata dia dan teman - temannya sangat senang. Bahkan menunggu saya memutar lagunya. Beberapa bulan kemudian, saya membaca berita online, perempuan remaja itu memenangkan juara 1 lomba lagu cover tingkat nasional di salah satu tv nasional. Saya merasa ikut bangga.

Mungkin karena saya mendengarkan lagu dari hati, saya sempat diberikan tanggung jawab menjadi seorang MD alias Music Director di radio tersebut. Meskipun sebentar, tapi momen ini juga sangat berkesan bagi saya. Saya menjadi orang pertama yang mendengarkan sebuah lagu yang akan launching dan diperdengarkan pertama kali kepada publik. Salah satunya saat rilis lagu Terlatih Patah hati milik The Rain dan Endank Soekamti, band favorit saya.

Di radio inilah saya diajari bagaimana meningkatkan traffic website, sosmed di internet dan belajar tentang SEO alias Search Engine Optimization di mesin pencarian Google. Tidak hanya itu, saya juga dilatih bagaimana menjadi seorang jurnalis radio yang harus turun di lapangan dan menyampaikan kabar tersebut langsung lewat telepon secara on air.

Dua tahun. Selama itu saya bergabung dengan Radio Sonora hingga tahun 2015, tapi ini bukan yang terakhir.

Bersama keluarga Suara Surabaya. Sumber foto : dokumentasi pribadi.
Bersama keluarga Suara Surabaya. Sumber foto : dokumentasi pribadi.
Di pertengahan 2016, saya bergabung lagi dengan radio lain di Surabaya bernama Radio Suara Surabaya. Di sana, saya lebih banyak bertugas sebagai wartawan radio. Umur saya di radio ini juga singkat. Bahkan lebih singkat dari keluarga radio pertama saya. Tapi saya mendapatkan banyak ilmu saat berada di sini.

Saya belajar tentang evolusi radio dari keluarga e100, begitu kami menyebutnya. Dari teman - teman e100, saya mendapatkan pencerahan bagaimana sosial media yang respon cepat dan tanggap.

Gara - gara ilmu dari dua keluarga radio ini saya bisa menjadi sekarang, 4 tahun bekerja sebagai Social Media Specialist di pemerintahan. Saya belajar banyak bagaimana saya harus respon cepat dan tanggap terhadap keluhan warga. Saya belajar bagaimana menulis yang baik, benar dan real time.

Dari dua radio ini, saya mengenal bagaimana media harus bisa selalu beradaptasi dan berevolusi agar tidak kaget, tidak tergerus jaman yang perubahannya sangat cepat!

Selamat Hari Radio Sedunia untuk kawan - kawan, sahabat dan keluargaku!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun