Perjalanan saya mengenal radio diawali saat masih SMP sekitar tahun 2005, gara - gara almarhum bapak saya senang dengerin radio. Entah, saya selalu senang meniru kesukaan bapak saya, saat SD saya senang untuk dengerin lagu dari kaset juga karena bapak saya punya kebiasaan memutar kasetnya setiap jelang tidur.
Dari sering mendengar radio, akhirnya saya punya beberapa stasiun radio favorit. Semuanya stasiun radio yang sering putar lagu - lagu pop yang lagi hits saat itu. Hingga akhirnya mulai tertarik dan memberanikan diri untuk gabung request lagu. Lama - lama mulai "cinta" dengan radio saat sering telepon untuk kirim pesan buat teman - teman, buat doi, he he he...
Karena kuliah jurusan Broadcasting, membuat saya semakin dekat dengan radio. Saat itu, di tengah siang hari saat berkumpul bersama teman - teman sekolah SMA, teman kuliah yang kukenal meneleponku. Saat itu dia bertanya, apakah aku bisa editing audio dan menulis script? Lalu akun pun menjawab, ya saya bisa!
Dua hari kemudian saya datang ke Radio Sonora Surabaya, salah satu radio member of KG. Aku diuji kemampuanku apakah memang aku bisa memenuhi kriteria mereka dan bekerja dikejar deadline. Ujian ini tidak terlalu susah bagiku, dikarenakan sebelumnya saya sudah memiliki pengalaman editing audio visual selama 3 tahun, sejak 2010.Â
Yup, tahun 2013 saya resmi menjadi bagian dari keluarga radio dan keluarga dari Kompas Group, saudara sepupu dari Kompasiana tempat saya mulai sering nulis sekarang. Beda genre, beda tayang. Satunya genre audio, satunya genre visual berupa teks. Sedangkan satunya tayang on air melalui sinyal FM, satunya melalui online.
Selama dua tahun saya bergabung di Radio Sonora Surabaya. Dalam dua tahun itu, saya belajar banyak hal. Bahkan dari radio ini, saya diberikan sebuah amanah yang membuat saya bersyukur pernah mengukir pencapaian di sana.
Salah satunya adalah menjadi Produser Program lagu cover, nama programnya SOCLAT Sonora Cover lagu Terpilih. Saat itu, lagu cover tidak seperti sekarang yang sangat gampang ditemui.Â
Ada beberapa nama besar yang dulu memulai karirnya di lagu cover dan saya merasa terhormat memutar suara merdunya secara on air di awal karirnya. Saya masih ingat betul, Rendi Pandugo memulai karirnya di Soundcloud, salah satu "sosial media" khusus untuk audio sebelum ada spotify.
Bahkan saya "menemukan" banyak talenta penyanyi baru yang menarik saat memutar lagu - lagu cover yang saya temukan di internet. Di tahun itu, belum ada radio yang memutar lagu - lagu cover. Saat itu, juga dibilang susah susah gampang mencari materi untuk program acara ini. Karena saya juga harus mendengarkan lagu cover tersebut mulai dari awal sampai akhir. Apakah memang penyanyi cover tersebut bersuara merdu atau tidak.
Gak jarang saya ketemu suara yang kadang cempreng di tengah lagu atau bahkan sejak dia menyanyi. He he he...
SOCLAT saat itu cukup mampu dikenal publik. Buktinya banyak yang tertarik mengirimkan lagu covernya lewat email. Saya waktu itu juga membuat sebuah "perubahan", menggabungkan siaran radio dengan sosial media. Utamanya menggunakan twitter, karena saat itu twitter masih barang baru dan banyak penggunanya.
Memori tidak terlupa adalah saat saya memutar lagu cover seorang perempuan asal Sidoarjo yang memang bersuara merdu. Saat saya memutar lagu covernya, tidak lupa saya mention akun twitter perempuan yang masih bersekolah itu.Â
Ternyata dia dan teman - temannya sangat senang. Bahkan menunggu saya memutar lagunya. Beberapa bulan kemudian, saya membaca berita online, perempuan remaja itu memenangkan juara 1 lomba lagu cover tingkat nasional di salah satu tv nasional. Saya merasa ikut bangga.
Mungkin karena saya mendengarkan lagu dari hati, saya sempat diberikan tanggung jawab menjadi seorang MD alias Music Director di radio tersebut. Meskipun sebentar, tapi momen ini juga sangat berkesan bagi saya. Saya menjadi orang pertama yang mendengarkan sebuah lagu yang akan launching dan diperdengarkan pertama kali kepada publik. Salah satunya saat rilis lagu Terlatih Patah hati milik The Rain dan Endank Soekamti, band favorit saya.
Di radio inilah saya diajari bagaimana meningkatkan traffic website, sosmed di internet dan belajar tentang SEO alias Search Engine Optimization di mesin pencarian Google. Tidak hanya itu, saya juga dilatih bagaimana menjadi seorang jurnalis radio yang harus turun di lapangan dan menyampaikan kabar tersebut langsung lewat telepon secara on air.
Dua tahun. Selama itu saya bergabung dengan Radio Sonora hingga tahun 2015, tapi ini bukan yang terakhir.
Saya belajar tentang evolusi radio dari keluarga e100, begitu kami menyebutnya. Dari teman - teman e100, saya mendapatkan pencerahan bagaimana sosial media yang respon cepat dan tanggap.
Gara - gara ilmu dari dua keluarga radio ini saya bisa menjadi sekarang, 4 tahun bekerja sebagai Social Media Specialist di pemerintahan. Saya belajar banyak bagaimana saya harus respon cepat dan tanggap terhadap keluhan warga. Saya belajar bagaimana menulis yang baik, benar dan real time.
Dari dua radio ini, saya mengenal bagaimana media harus bisa selalu beradaptasi dan berevolusi agar tidak kaget, tidak tergerus jaman yang perubahannya sangat cepat!
Selamat Hari Radio Sedunia untuk kawan - kawan, sahabat dan keluargaku!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI