Sebagian dari kita mungkin sudah pernah mendengar istilah ini, bahkan mungkin sudah bergabung dengannya.
Apa itu Tamyiz Online?
Tamyiz Online (TO) adalah kelas belajar menterjemah Al Quran perkata, yang dilakukan secara online via WhatsApp, tanpa zoom sama sekali. Sangat menarik untuk orang-orang yang sibuk dan katanya tak punya waktu, karena bisa diikuti kapanpun di waktu senggangnya tiap orang, tanpa perlu mengkhususkan waktu jam sekian sampai sekian untuk manteng di layar zoom.
TO bisa diikuti oleh pemula yang belum pernah belajar bahasa Arab sama sekali, maupun yang sudah pernah. Tak ada syarat umur, namun tentunya yang sudah bisa baca tulis huruf latin maupun Arab, tanpa perlu tajwid yang sempurna. Dari data TO, range umur peserta yang sudah bergabung, mulai  anak-anak hingga dewasa (usia 8 - 83 tahun), dan tersebar bukan hanya di Indonesia, melainkan sudah merambah ke seluruh dunia, karena hanya dibutuhkan WhatsApp sebagai sarana utama belajarnya.
TO juga tidak memungut biaya pendidikan alias gratis. Meski gratis, kelas belajar SERIUS. Materi pendek diberikan lima kali seminggu, dari Senin sampai Jumat, sedangkan Sabtu dan Ahad serta tanggal merah libur. Cukup luangkan 15 menit sehari, untuk membaca materi pendek dan mengerjakan tugas yang diberikan, yaitu tugas yang mudah, hanya menirukan lagu cara menghafal beberapa kosa kata, dengan melodi menggunakan lagu anak, lagu daerah, lagu sholawat, atau bahkan lagu dari band kekinian, yang telah kita kenal sebelumnya. Jika ada yang keberatan untuk menghapal lewat lagu, dipersilakan untuk hanya dibaca saja hapalannya.
Mengapa harus belajar setiap hari? Tak lain agar terbentuk habits (kebiasaan) belajar dan akrab dengan Al Quran. Jika habits sudah terbentuk, pemahaman akan lebih mudah didapat. Jika ada halangan di tengah jalan, misal: Â kesibukan, rasa malas, safar, pekerjaan... bertahanlah! Jangan menyerah. Ingat, setan selalu berusaha membuat patah semangat orang yang belajar Al Quran.
Keistimewaan lain dari TO adalah adanya pemisahan kelas antara Ikhwan dan akhwat, dan tentu saja ini membuat nyaman hati sebagian besar dari peserta.
Jika sekedar ingin tahu, silakan kunjungi IG kami : Â instagram.com/tamyizonline
 Cikal Bakal TO
Tamyiz adalah nama penemu metode ini, yaitu almarhum Kyai Haji Anas Tamyiz, yang kemudian digunakan sebagai penghormatan kepada beliau. Metode ini dikembangkan oleh keponakan beliau yaitu Abah Zaun atau biasa dipanggil Abaza.
Suatu hari ada seorang bapak mengadu kepada Abaza tentang anaknya yang enggan melanjutkan sekolah, padahal orang tuanya ingin anaknya punya ijazah SMA. Abaza bercanda, "ya sudah, mesantren di rumah saya saja, nanti saya kasih ijazah." Eh, ternyata orang tersebut menganggap ucapan Abaza itu serius. Besoknya sang bapak langsung membawa anaknya dengan beberapa perbekalan untuk diserahkan ke Abaza. Betapa kagetnya Abaza. "Nanti tinggal dimana? Saya kan ngga punya pesantren?", "Katanya bisa nyantri di rumah Abah, dan dikasih ijazah." Dengan polosnya si ortu menjawab.
Singkat cerita, Abaza menerima anak lelaki tersebut "nyantri" di rumahnya. Selama 3 hari anak itu didiamkan saja di rumah, tidak diajari apapun, karena Abaza juga tidak tahu mau mengajari apa. Akhirnya di hari ke 4, beliau mau tidak mau harus mengajari anak itu, dan diajarilah apa yang pernah beliau pelajari waktu kecil di sebuah tajug (mushola) di kampung halamannya di Indramayu. Dahulu yang mengajar di tajug tersebut adalah Kyai Anas Tamyiz. Beliau adalah ulama dengan keilmuan yang luar biasa. Beliau hafal beberapa kitab hadis. Beliau juga ahli ilmu nahwu shorof. Bahkan saat itu, Kyai Anas Tamyiz menemukan sendiri metode untuk mengajarkan nahwu shorof kepada anak-anak di kampungnya, di Indramayu. Maka berbekal ingatan pelajaran di masa kecil itulah, Abaza mulai mengajarkannya ke anak tersebut. Ilmu yang sudah bertahun-tahun lamanya tidak terpakai karena kesibukan bekerja. Namun, ilmu dari Kyai Anas Tamyiz memang cukup menancap di benak muridnya, karena dominan menggunakan otak kanan dalam teknik penyampaiannya. Dan.. MasyaAllah... genap 1 bulan belajar, anak SMA yang tidak punya background bahasa Arab itu, ternyata sudah bisa menterjemah Al Quran! Abaza begitu takjub dengan kemampuan anak tersebut. Tapi rasa takjubnya berubah jadi kaget, saat melihat anaknya yang usia 7 tahun pun bisa...! Anak Abaza ini selalu ikut menemani ayahnya saat sedang mengajari si anak SMA tadi. Akhirnya Abaza mulai berpikir bahwa yang hebat itu adalah metodenya. Untuk itulah mulailah dilakukan uji coba terhadap anak-anak sekitar. Terkumpullah 11 anak yang mau belajar Tamyiz. Mereka diajari Tamyiz selama 2 minggu. Setelah itu dites, dan hasilnya... anak-anak itu bisa menterjemah Al Quran...! Belum puas sampai di situ. Berikutnya anak-anak ini diajarkan materi Tamyiz lanjutan yaitu baca kitab Arab gundul. Mereka diajarkan materi nahwu shorof ala Tamyiz selama 2 bulan. Setelah di tes. Hasilnya... mereka semua lulus tes dalam membaca kitab kuning (kitab bertuliskan Arab tanpa harokat.) MasyaAllah... ! Hanya dalam waktu 2 bulan mereka bisa membaca kitab kuning, sementara pada umumnya dibutuhkan waktu 3-4 tahun untuk santri di pesantren. Maka dilakukan riset terhadap metode Tamyiz, dari bulan Mei-Desember 2009, meliputi 1.000 responden dengan berbagai latar belakang usia dan pendidikan. Uji validasi terakhir dilakukan secara massal kepada 56 santri cilik peserta pesantren liburan tengah semester tahun ajaran 2009-2010, mereka belajar metode Tamyiz selama 12 hari, di Pesantren Bayt Tamyiz Indramayu. Hasilnya ditashih oleh DR M. Akhsin Sakho Muhammad Al Hafiz. Beliau adalah Rektor Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta dan Sekretaris Lajnah Pentashhih Al Quran Kementrian Agama RI.
Dasar Metode Tamyiz
Kecanggihan komposisi kosa kata yang digunakan di Al Quran, menjadi dasar dikembangkannya metode ini. Kosa kata bahasa Arab yang digunakan oleh Al Quran hanya 2.065 kata saja, yang diulang-ulang terus dalam Al Quran.
Huruf: ada 175 kata, yang diulang-ulang.
Isim: ada 146 kata yang sama terjemahnya, dan 383 kata yang diulang-ulang.
Fiil: ada 68 kata yang sama terjemahnya dan 167 kata yang diulang-ulang.
Dari data di atas, maka bisa disimpulkan bahwa: Menterjemah Al Quran itu MUDAH.
Semoga Allah meridhoi niat baik kita semua.
Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin..
Disclaimer:
Sebagian dikutip dari beberapa sumber.
Syukron kepada:
Ustz Lut
Ustz Cit
Ustz Sun
Rekan Iffa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H