Mohon tunggu...
Titi Saraswati
Titi Saraswati Mohon Tunggu... Akuntan - Musafir

cuma seseorang yang ingin menuliskan apa yang ada di pikirannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tamyiz Online

28 April 2021   07:57 Diperbarui: 28 April 2021   09:02 2827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Singkat cerita, Abaza menerima anak lelaki tersebut "nyantri" di rumahnya. Selama 3 hari anak itu didiamkan saja di rumah, tidak diajari apapun, karena Abaza juga tidak tahu mau mengajari apa. Akhirnya di hari ke 4, beliau mau tidak mau harus mengajari anak itu, dan diajarilah apa yang pernah beliau pelajari waktu kecil di sebuah tajug (mushola) di kampung halamannya di Indramayu. Dahulu yang mengajar di tajug tersebut adalah Kyai Anas Tamyiz. Beliau adalah ulama dengan keilmuan yang luar biasa. Beliau hafal beberapa kitab hadis. Beliau juga ahli ilmu nahwu shorof. Bahkan saat itu, Kyai Anas Tamyiz menemukan sendiri metode untuk mengajarkan nahwu shorof kepada anak-anak di kampungnya, di Indramayu. Maka berbekal ingatan pelajaran di masa kecil itulah, Abaza mulai mengajarkannya ke anak tersebut. Ilmu yang sudah bertahun-tahun lamanya tidak terpakai karena kesibukan bekerja. Namun, ilmu dari Kyai Anas Tamyiz memang cukup menancap di benak muridnya, karena dominan menggunakan otak kanan dalam teknik penyampaiannya. Dan.. MasyaAllah... genap 1 bulan belajar, anak SMA yang tidak punya background bahasa Arab itu, ternyata sudah bisa menterjemah Al Quran! Abaza begitu takjub dengan kemampuan anak tersebut. Tapi rasa takjubnya berubah jadi kaget, saat melihat anaknya yang usia 7 tahun pun bisa...! Anak Abaza ini selalu ikut menemani ayahnya saat sedang mengajari si anak SMA tadi. Akhirnya Abaza mulai berpikir bahwa yang hebat itu adalah metodenya. Untuk itulah mulailah dilakukan uji coba terhadap anak-anak sekitar. Terkumpullah 11 anak yang mau belajar Tamyiz. Mereka diajari Tamyiz selama 2 minggu. Setelah itu dites, dan hasilnya... anak-anak itu bisa menterjemah Al Quran...! Belum puas sampai di situ. Berikutnya anak-anak ini diajarkan materi Tamyiz lanjutan yaitu baca kitab Arab gundul. Mereka diajarkan materi nahwu shorof ala Tamyiz selama 2 bulan. Setelah di tes. Hasilnya... mereka semua lulus tes dalam membaca kitab kuning (kitab bertuliskan Arab tanpa harokat.) MasyaAllah... ! Hanya dalam waktu 2 bulan mereka bisa membaca kitab kuning, sementara pada umumnya dibutuhkan waktu 3-4 tahun untuk santri di pesantren. Maka dilakukan riset terhadap metode Tamyiz, dari bulan Mei-Desember 2009, meliputi 1.000 responden dengan berbagai latar belakang usia dan pendidikan. Uji validasi terakhir dilakukan secara massal kepada 56 santri cilik peserta pesantren liburan tengah semester tahun ajaran 2009-2010, mereka belajar metode Tamyiz selama 12 hari, di Pesantren Bayt Tamyiz Indramayu. Hasilnya ditashih oleh DR M. Akhsin Sakho Muhammad Al Hafiz. Beliau adalah Rektor Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta dan Sekretaris Lajnah Pentashhih Al Quran Kementrian Agama RI.

Dasar Metode Tamyiz

Kecanggihan komposisi kosa kata yang digunakan di Al Quran, menjadi dasar dikembangkannya metode ini. Kosa kata bahasa Arab yang digunakan oleh Al Quran hanya 2.065 kata saja, yang diulang-ulang terus dalam Al Quran.

Huruf: ada 175 kata, yang diulang-ulang.

Isim: ada 146 kata yang sama terjemahnya, dan 383 kata yang diulang-ulang.

Fiil: ada 68 kata yang sama terjemahnya dan 167 kata yang diulang-ulang.

Dari data di atas, maka bisa disimpulkan bahwa: Menterjemah Al Quran itu MUDAH.

Semoga Allah meridhoi niat baik kita semua.

Aamiin Yaa Robbal 'Aalamiin..

Disclaimer:

Sebagian dikutip dari beberapa sumber.

Syukron kepada:

Ustz Lut

Ustz Cit

Ustz Sun

Rekan Iffa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun