Mohon tunggu...
Titip Elyas
Titip Elyas Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar, pendakwah, wartawan, penulis, wirausahawan muda, dan bisnisman

Menulis, membaca, traveling, dan bisnis/menarik dan energik/positif, indah, politik, sosial budaya, humaniora, kesehatan, bisnis, pengusaha, dan jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sean Parker: Presiden Pertama Facebook yang Hanya Tamatan SMA

30 Juni 2024   13:54 Diperbarui: 30 Juni 2024   13:55 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2004, sebelum Facebook meraksasa, ada seorang pemuda jenius dan kaya raya bernama Sean Parker yang menjadi presiden pertama media sosial ini. Walaupun tidak setenar Mark Zuckerberg, kontribusi Parker sangat signifikan dalam perkembangan awal Facebook. Uniknya, Parker tak pernah mengenyam bangku kuliah, karena memang dia enggan.

Awal Mula Kehidupan dan Karier Parker

Sean Parker lahir 44 tahun lalu di Virginia, dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya, Bruce Parker, adalah seorang PNS, sedangkan ibunya bekerja di bisnis periklanan. Ketika Parker berusia 7 tahun, sang ayah sudah mengajarkannya pemrograman komputer di Atari 800.

Menginjak usia 16 tahun, Parker sudah menjadi seorang hacker. Ia bukan hacker sembarangan, mampu menjebol jaringan perusahaan-perusahaan raksasa hingga menjadi buron FBI. Beberapa kali lolos, akhirnya Parker terlacak melalui alamat IP karena tidak sempat log out, setelah komputernya mendadak disita oleh ayahnya. FBI pun menangkapnya, namun ia kemudian dibebaskan karena masih di bawah umur dan hanya dikenai sanksi pelayanan sosial.

Napster dan Awal Mula Dunia Teknologi

Pada usia 19 tahun, bersama Shawn Fanning, Parker membuat situs musik free sharing bernama Napster. Napster sempat sukses besar dengan jutaan pengguna, meskipun akhirnya diakuisisi oleh perusahaan Roxio setelah terlibat kesulitan hukum terkait pelanggaran hak cipta. Namun, Napster dianggap berjasa sebagai pelopor layanan file sharing peer-to-peer.

Pada tahun 2004, Parker pertama kali melihat Facebook di komputer pacar temannya di kampus Harvard. Parker, yang tidak asing dengan dunia jejaring sosial, sebelumnya adalah penasihat pendiri Friendster, Jonathan Abrams, dan bahkan pernah memiliki saham di sana.

Menjadi Presiden Pertama Facebook

Setelah bertemu dengan Mark Zuckerberg dan Eduardo Saverin, para pendiri Facebook, Parker diangkat menjadi presiden pertama Facebook. "Sean Parker adalah yang pertama melihat potensi perusahaan ini untuk menjadi sungguh-sungguh besar," sebut Peter Thiel, investor pertama Facebook. Jasa Parker dalam perkembangan awal Facebook sangat besar, mulai dari mendorong tampilan bersih Facebook hingga fungsi berbagi foto. "Sean sangat vital dalam membantu mentransformasi Facebook dari proyek kampus menjadi perusahaan sesungguhnya," sebut Zuckerberg.

Akhir Jabatan di Facebook dan Kehidupan Setelahnya

Sayangnya, jabatan Parker sebagai presiden Facebook hanya bertahan singkat. Pada tahun 2005, polisi menemukan kokain di rumah yang disewa Parker. Meskipun ia dibebaskan, peristiwa ini membuat investor Facebook kecewa, dan Parker tidak punya pilihan selain lengser. Namun, ia tetap aktif berhubungan dengan Zuckerberg dan terus membantu Facebook.

Parker tidak pernah kuliah, menentang harapan orang tuanya. Ia terlalu sibuk dengan pemrograman dan mengembangkan Napster. "Melawan harapan orang tuanya, Parker memutuskan tidak mendaftar kuliah dan ketika Fanning memberitahu soal niatnya membangun Napster, Parker meminta terlibat dan ikut menjadi pendirinya," sebut sebuah artikel di Vanity Fair.

Pengakuan Mengejutkan tentang Facebook

Pada akhir tahun 2017, Parker membuat pengakuan mengejutkan tentang Facebook. Ia menyatakan bahwa sejak awal, Facebook dirancang untuk membuat pengguna menghabiskan waktu selama mungkin di situs tersebut. "Proses pemikiran ketika membuat aplikasi itu adalah tentang bagaimana kami bisa menarik waktu dan perhatian kalian sebanyak mungkin," ujar Parker. 

Instingnya terbukti benar, dan kini Facebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia. Parker, dengan kekayaan ditaksir mencapai USD 2,8 miliar, masih aktif mendirikan perusahaan dan menjalankan yayasan kemanusiaannya, Parker Foundation. Telah menikah dan dikaruniai dua anak, Parker terus menjadi sosok penting dalam dunia teknologi, meski tanpa gelar sarjana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun