Sayangnya, jabatan Parker sebagai presiden Facebook hanya bertahan singkat. Pada tahun 2005, polisi menemukan kokain di rumah yang disewa Parker. Meskipun ia dibebaskan, peristiwa ini membuat investor Facebook kecewa, dan Parker tidak punya pilihan selain lengser. Namun, ia tetap aktif berhubungan dengan Zuckerberg dan terus membantu Facebook.
Parker tidak pernah kuliah, menentang harapan orang tuanya. Ia terlalu sibuk dengan pemrograman dan mengembangkan Napster. "Melawan harapan orang tuanya, Parker memutuskan tidak mendaftar kuliah dan ketika Fanning memberitahu soal niatnya membangun Napster, Parker meminta terlibat dan ikut menjadi pendirinya," sebut sebuah artikel di Vanity Fair.
Pengakuan Mengejutkan tentang Facebook
Pada akhir tahun 2017, Parker membuat pengakuan mengejutkan tentang Facebook. Ia menyatakan bahwa sejak awal, Facebook dirancang untuk membuat pengguna menghabiskan waktu selama mungkin di situs tersebut. "Proses pemikiran ketika membuat aplikasi itu adalah tentang bagaimana kami bisa menarik waktu dan perhatian kalian sebanyak mungkin," ujar Parker.Â
Instingnya terbukti benar, dan kini Facebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia. Parker, dengan kekayaan ditaksir mencapai USD 2,8 miliar, masih aktif mendirikan perusahaan dan menjalankan yayasan kemanusiaannya, Parker Foundation. Telah menikah dan dikaruniai dua anak, Parker terus menjadi sosok penting dalam dunia teknologi, meski tanpa gelar sarjana.