Mohon tunggu...
Titip Elyas
Titip Elyas Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar, pendakwah, wartawan, penulis, wirausahawan muda, dan bisnisman

Menulis, membaca, traveling, dan bisnis/menarik dan energik/positif, indah, politik, sosial budaya, humaniora, kesehatan, bisnis, pengusaha, dan jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apel Pagi Perdana Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua Sungai Sariak

6 Juni 2024   21:29 Diperbarui: 7 Juni 2024   17:34 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apel Pagi di Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua Sungai Sariak.

 Penulis : Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd., C.CT

Pagi itu hari Jum'at tanggal 24 Mei 2024, udara segar menyelimuti Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua Sungai Sariak. Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd., C.CT, seorang guru Bahasa Inggris, bergegas menuju pondok dengan semangat yang membara. Hari itu adalah hari penting, apel pagi perdana untuk persiapan belajar kesetaraan tingkat wustha dan ulya.

Jam menunjukkan pukul 08.00 WIB ketika Titip Elyas Tuanku Sulaiman,S.Pd, C.CT tiba di gerbang pondok. Ia melangkah cepat melewati koridor yang dipenuhi santri yang sudah bersiap-siap. Pandangannya menyapu sekitar, melihat para santri dan rekan-rekan guru mulai berkumpul di lapangan utama.

"Selamat pagi, Ustadz Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd, C.CT!" sapa seorang santri dengan senyum lebar.

"Selamat pagi! Siap untuk apel pagi?" balas Titip Elyas Tuanku Sulaiman,S.Pd,C.CT dengan antusias.

"Siap, Ustadz!" jawab santri itu dengan semangat.

Pukul 08.30 WIB, semua telah siap di tempatnya. Titip Elyas Tuanku Sulaiman,S.Pd, C.CT berdiri di barisan guru bersama rekan-rekannya, seperti Ustadz H. Erfendi Saputra, S.PdI, Tk. Alhusni Mubarak, S.PdI, Tk. Yusra Malin Basa, Tk. Danil Aditya, Tk. Masriizal, Isa Anshari, Tk. Bagindo Mudo selaku Ketua OSIP, Ustadzah Rosalinda, dan Ustadzah Syifa Fauziah. Matahari pagi yang mulai meninggi memberikan kehangatan, menambah semangat pagi itu.

Di depan barisan, Afrizal Arif Tuanku Mudo, berdiri dengan wibawa. Dengan suara tegas dan penuh kharisma, ia membuka apel pagi.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," sapanya dengan lantang.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab seluruh santri dan guru serempak.

Afrizal Arif Tuanku Mudo kemudian memberikan nasihat yang penuh makna. "Santri-santriku, hari ini kita memulai perjalanan baru dalam belajar kesetaraan. Penting bagi kita semua untuk mematuhi tata tertib dan aturan yang telah ditetapkan di pondok pesantren. Disiplin adalah kunci kesuksesan kita," ujarnya dengan bijak.

Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd, C.CT mendengarkan dengan seksama, meresapi setiap kata yang diucapkan. Ia tahu bahwa pesan ini sangat penting untuk membangun karakter para santri.

Afrizal Arif Tuanku Mudo melanjutkan, "Ingatlah selalu untuk membayar iuran kesantrian tepat waktu. Iuran ini penting untuk kelangsungan operasional pondok pesantren kita. Namun, bagi yang mengalami kesulitan, jangan ragu untuk melapor dan bermusyawarah dengan guru-guru. Kami siap membantu mencari solusi terbaik."

Seorang santri mengangkat tangan, wajahnya tampak cemas. "Ustadz Afrizal Arif Tuanku Mudo, bagaimana jika ada yang benar-benar tidak mampu membayar iuran?"

Afrizal Arif Tuanku Mudo tersenyum lembut. "Jika ada yang tidak mampu, kami bisa memberikan keringanan atau pembebasan iuran. Tapi ingat, kalian harus tetap mengikuti pelajaran dan mematuhi aturan pondok."

Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd, C.CT merasa bangga dengan sikap bijaksana Afrizal Arif Tuanku Mudo. Apel pagi diakhiri dengan doa bersama, memohon keberkahan dan kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar. Setelah itu, para santriwan dan santriwati bergegas memasuki kelas masing-masing. Suasana penuh semangat memenuhi udara, menandakan antusiasme para santri dalam mengikuti pelajaran kesetaraan.

Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd, C.CT melangkah menuju ruang kelasnya dengan hati yang penuh kebanggaan. Sebagai guru Bahasa Inggris, ia merasa memiliki tanggung jawab besar untuk membimbing para santri. Setiap hari, ia berusaha memberikan yang terbaik, tidak hanya dalam mengajarkan bahasa, tetapi juga dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan dan disiplin.

Di dalam kelas, para santri sudah siap dengan buku dan alat tulis. Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd,C.CT memulai pelajaran dengan senyum hangat.

"Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita akan belajar tentang simple past tense. Siapa yang bisa memberi contoh kalimat?" tanyanya.

Seorang santri mengangkat tangan. "I went to the market yesterday, Ustadz."

"Bagus sekali! Ada lagi yang mau mencoba?" Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd, C.CT mendorong para santri untuk berpartisipasi aktif.

Pelajaran berlanjut dengan penuh interaksi dan tawa. Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd, C.CTmerasa hari itu adalah awal yang baik untuk perjalanan panjang mereka dalam mencapai kesetaraan pendidikan.

Saat menjelang sholat Jum'at akan dilaksanakan , Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd, C.CT duduk di bangku taman pondok pesantren. Ia merenung tentang hari yang telah dilalui. Setiap nasihat yang diberikan, setiap pelajaran yang diajarkan, semua adalah bagian dari usaha bersama untuk mencetak generasi yang berilmu dan berkarakter. Dengan senyum tipis di wajahnya, ia merasa yakin bahwa masa depan para santri di Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua Sungai Sariak akan cerah dan penuh harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun