Mohon tunggu...
Titin Widyawati
Titin Widyawati Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Kehidupan

Suka melamun dan mengarang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tidak Dimengerti

18 Oktober 2023   10:11 Diperbarui: 18 Oktober 2023   10:40 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukannya dingin, justru tambah berontak. Mendang kursi dan meja. Memukul kaki Ibu setengah renta. Mendorong hendak mengusir. Tenaganya dikeluarkan semua. Di sudut ruang tamu ia melampiaskan segenap penderitaan jiwanya yang hendak protes. Perlakuan tidak adil membuatnya semakin brutal.

"Bu sudah! Jika Ibu berbuat kasar kepadanya ia akan semakin beringas, kasihan!"

"Dia anak yang tidak tahu sopan santun!"

Bagaimana seorang anak yang cacat akan tahu sopan-santun sementara perhatian dari orang yang lebih dewasa darinya jarang diberikan? Aku sering mendengar jeritan yang menyakitkan. Pukulan diterimanya oleh perbuatan yang belum dipahaminya baik atau buruk. Ia tidak sekolah. Ia juga tidak mampu berbicara.

Anak itu diseret paksa. Tangannya ditarik. Tubuh digeret ke dalam kamar. Aku melihat dengan mata kepala sendiri sebuah pintu ditutup keras. Suaranya nyaring membuat jantung tersentak. Perlakuan yang mengenaskan. Pintu ditendangi, teriakan yang menyayat hati. Ibu itu acuh.

"Maaf Mbak, dia memang suka ngamuk!'

'Dia marah dengan perlakuan yang Ibu berikan. Pada dasarnya ia hanya ingin hidup normal seperti anak yang lain.' Gumamku dalam hati.

Aku diam saja. Pamit melanjutkan perjalanan menuju sekolah. Selalu kutemui tragedi mencengangkan di pagi hari.

Kawan, bagaimana dengan hidupmu? Masihkah tidak berarti?

23/02/1/7

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun