Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Cerita Perjalanan Lima Kompasianer Bersama Kemenkomaritim di Lombok

15 Februari 2016   19:31 Diperbarui: 17 Februari 2016   11:03 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="."][/caption]Jakarta – Sebelum bercerita tentang perjalanan kami selama di Lombok. Yuk kita intip alasan koq bisa ya kami pergi berwisata ke Lombok bersama Kemenkomaritim secara gratis pula. Pasti kalian penasaran kan gimana sih caranya?

Oke..oke… Jadi begini ceritanya.. Awal mulanya kami mengikuti acara kompasianival 2015 di Gandaria City, Jakarta dimana pada acara tersebut hadir Bapak Menko Maritim sebagai salah satu pemateri pada acara tersebut.

Di sesi acara Talkshow dimana Menko Maritim Rizal Ramli sebagai narasumbernya. Nah disitulah ada sesi pertanyaan namun pertanyaan tersebut harus dijawab di kertas selembar dan dikumpulkan ke Pak Efrimal selaku Staf Menko Maritim yang waktu itu berada di samping panggung.

Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh moderatornya pada waktu itu adalah pertanyaan-pertanyaan dari materi yang sudah disampaikan oleh Pak Menko yaitu tentang kemaritiman dan tentang pandangan Pak Menko mengenai mental juara.

Pada waktu itu Pak Menko juga berjanji akan mengajak para kompasianer untuk berwisata ke lima destinasi pariwisata yang ada di Indonesia. Yaitu, Danau Toba, Gunung Bromo, Kepulauan Seribu, Lombok, dan Flores.

Oleh moderatornya, kita disuruh menuliskan identitas diri seperti nama, no hp dan email serta salah satu destinasi yang ditawarkan Pak Menko yang ingin kita kunjungi. Lalu dikumpulkan ke Pak Efrimal.

Dan tak disangka-sangka, dua bulan kemudian kami lima kompasianer mendapat telpon dari Pak Efrimal dan terpilih untuk pergi ke Lombok bersama Kemenkomaritim. Perasaan kaget, senang dan tak percaya pun tercampur aduk pada waktu itu hingga sampai-sampai kami merasa sedikit takut dan curiga kalo ini adalah penipuan.

Namun setelah di konfirmasi lebih lanjut ternyata ini bukanlah penipuan dan rasa curiga serta takut yang sempat terselip itu pun langsung sirna seketika. Hehehe….

Dan kemudian 3 hari setelah mendapat telpon dari Pak Efrimal tepatnya Minggu sore, 7 Februari 2016 akhirnya kami pun berangkat melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta. Dan disini lah pertama kalinya kami bertemu dan saling mengenal satu sama lain.

Sekitar pukul 21.15 kami tiba di Bandar Udara Internasional Lombok. Sesaat setelah tiba di bandara kami pun langsung berfoto di depan tulisan bandara-nya. Hehe… Maklum… namanya juga baru pertama kali ke Lombok jadi pengen pamer dikit lah ke orang rumah.. hohoho…..

Tak lama kemudian driver yang menjemput kami pun datang. Kami diantarkan ke hotel dengan selamat dan sesampainya di hotel, kami disambut oleh Staf Humas Kemenkomatim Mas Fauzan dan Mba Ida.

Masing-masing dari kami langsung diberikan kunci kamar dan kami pun segera menaruh barang-barang di dalam kamar. Tak langsung beristirahat tapi kami langsung diajak makan malam diluar oleh Mas Fauzan dan Mba Ida. Malam itu kami makan ayam taliwang yaitu makanan khas Lombok yang mana kata orang-orang kalau belum makan ayam taliwang maka kita belum datang ke Lombok.

Tak terasa malam semakin larut dan kami pun segera balik ke hotel untuk beristirahat. Dan keesokan paginya sekitar pukul 8 pagi, kami bergegas ke Hotel Lombok Raya untuk mengikuti acara Konvensi Nasional Media Massa yang mana konvensi ini di hadiri oleh berbagai kalangan.

Seperti Gubenur Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Pariwiasata Arif Yahya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, KSAL Ade Supandi, Pengamat media dari Universitas Airlangga Dr. Herlambang P Wiratraman, serta anggota Dewan Pers Imam Wahyudi. Selain itu, para insan pers dan wartawan senior juga hadir dalam acara ini.

Acara konvensi ini merupakan inti dari Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang diselenggarakan di Nusa Tenggara Barat sejak tanggal 6-9 Februari 2016. Pada acara tersebut Menko Maritim Bapak Rizal Ramli mengatakan “Kalo saya lihat mungkin ini peringatan hari pers yang paling heboh. Sampe semua sibuk, Pangab sibuk, KSAL sibuk, Menko sibuk, presiden juga ikut sibuk besok akan datang kesini”.

Dalam kesempatan itu, Bapak Rizal Ramli juga memaparkan kondisi kekinian bidang kemaritiman Indonesia. Kepada insan pers yang hadir dalam konvensi itu, ia menguraikan kondisi kelautan Indonesia, kondisi perkapalan Indonesia dan pemberdayaan nelayan untuk meningkatkan hasil tangkap nelayan.

Setelah Pak Menko selesai memberikan sambutannya di acara konvensi, kemudian ia bergegas menuju Pelabuhan Lembar. Kami pun segera mengikuti Pak Menko ke lokasi yang dituju. Disana, Pak Menko mendengarkan pemaparan yang disampikan oleh Dirut Pelindo 3 Bapak Rahmat Satria tentang planing pelabuhan baru yang akan didirikan di Pelabuhan Lembar.

Selain itu Pak Menko juga mendengarkan pemaparan yang disampaikan oleh Pelaksana Tugas (plt) Bupati Lombok Barat H.Fauzan Khalis tentang integrasi program sektor kemaritiman dalam rangka pengentasan kemiskinan di wilayah Sekotong dan lembar kabupaten Lombok Barat.

Di acara itu Pak Menko juga menyampaikan bahwa pelabuhan yang mau dibangun harus melihat segala faktor mulai dari faktor pendukung sampai faktor lainnya agar pembangunan pelabuhan ini nantinya tidak mengalami sebuah masalah dan bermanfaat bagi semua orang.

Selain itu Pak Menko juga menyampaikan jika ingin mengembangkan potensi yang ada di wilayah sekotong dan lembar ini maka pemerintah setempat harus dapat menciptakan wilayah yang nyaman dan aman terlebih dahulu. Jika wilayahnya sudah nyaman dan aman dan potensi wilayahnya sudah dikembangkan maka secara tidak langsung akan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Ketika agenda pertemuan Pak Menko di Pelabuhan Lembar ini sudah selesai, kami pun kembali ke Hotel Lombok Raya dan berfoto bersama Pak Menko Rizal Ramli sebelum akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Senggigi.
Di Pantai Senggigi kami habiskan waktu sore dengan berkeliling pantai, bersantai, bercengkrama dan menikmati indahnya pemandangan sore hari.

[caption caption="Dokumentasi Pribadi"]

[/caption]

Suasana ombak yang tenang, sejuknya udara yang terhirup serta pantainya yang begitu indah membuat kami senang dan betah untuk berlama-lama disini. Namun apa daya, waktu pun sudah semakin sore sehingga kami harus segera kembali ke hotel.

Selanjutnya pada hari Selasa (9/2/2016) kami pergi mengunjungi ke 3 tempat objek wisata. Pertama, kami mengunjungi tempat penenunan khas Lombok di Desa Sukerare. Disana kami diajarkan cara menenun songket dan dikasih tau cara pembuatan tenun mulai dari awal hingga akhir. Disana juga kami melihat-lihat hasil kerajinan warga Desa Sukerare ini, mulai dari tenun songket, tenun ikat, selendang, syal, taplak meja, hingga satu pake tas yang harganya cukup fantatis.

Setelah itu kami lanjutkan perjalanan dengan mengunjungi Suku Sasak yang ada di Dusun Sade. Disini kami baru tahu kalau ada tradisi unik yang masih dipegang teguh warga Suku Sasak. Yaitu tradisi kawin culik yang mana perkawinan ini dilakukan oleh seorang pria dengan menculik terlebih dahulu wanita yang di suka dan bermalam selama maksimal 3 malam.

Tapi meskipun wanita itu tidak suka sama sekali sama si pria itu, tapi tetap harus menikah dengan pria yang telah menculik dia. Karena menurut tradisi Suku Sasak, jika seorang wanita sudah diculik dan bermalam maka ia sudah dianggap menikah dan setelah itu wanita tersebut akan segera dinikahkan oleh pria yang menculiknya.

Setelah dari tempat Suku Sasak kami melanjutkan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang merupakan salah satu dari delapan KEK yang berbasis pariwisata yang ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan master plan yang dibuat, target pembangunan KEK Mandalika ini akan dimulai dari tahun 2015 sampai tahun 2030 dengan jumlah hotel yang akan dibangun sebanyak 36 hotel . Selain itu, rencananya KEK Mandalika ini juga akan dibuat konsep seperti di Nusa Bali. Yaitu nantinya akan dibuat kavling-kavling, lalu kaving-kavling tersebut akan disewakan kepada investor.

Di KEK Mandalika ini memiliki objek wisata unggulan yaitu Pantai Kuta Lombok dan Pantai Tanjung Aan. Ketika kami berada di KEK Mandalika, kami disarankan untuk mengunjungi Pantai Tanjung Aan yang mana pantai ini belum banyak di jamah orang.

Lalu kami pun penasaran dan langsung tancap gas menuju Pantai Tanjung Aan. Dan tak lama diperjalanan akhirnya kami sampai di Pantai Tanjung Aan dan kami pun langsung takjub dengan keindahan, keunikan dan kemegahannya.

[caption caption="Pantai Tanjung Aan"]

[/caption]

Ternyata keunikan Pantai Tanjung Aan ini terdapat pada jenis pasir pantainya yang berbeda. Sekilas warna pasir tersebut sama-sama putih, namun jika kita cermati ada satu wilayah di tepi pantai yang warna pasirnya agak kekuningan.

Setelah kita menginjakkan kaki di atas kedua pasir tersebut, akan terasa perbedaan yang cukup mencolok. Pasir yang berwarna putih terasa lembut di kaki seperti tepung atau bedak bayi, sedangkan pasir yang warnanya putih kekuningan terasa menggelincir di telapak kaki.

Dan ternyata butiran pasir putih kekuningan tersebut memiliki ukuran sebesar biji merica. Keunikan ini membuat Pantai Tanjung Aan mendapatkan julukan sebagai pantai merica dan pantai tepung.

Setelah puas menikmati semua keindahan, keunikan dan kemegahan dari Pantai Tanjung Aan ini, lalu kami kembali ke hotel untuk beristirahat. Malam itu kami merasa begitu lelah sehingga saat itu kami tidur dengan sangat nyenyak.

Dan tidak terasa kini sudah berganti hari. Rabu, 10 Februari 2016 adalah hari terakhir kami bisa mengunjungi tempat-tempat wisata di Pulau Lombok ini. Hari ini adalah hari yang sedikit berbeda dengan hari sebelumnya karena biasanya sebelum berpergian kami tidak lah perlu menyiapkan apa-apa. Namun pagi ini kita harus mempersiapkan dan membawa pakaian ganti dan harus memesan KFC yang cukup banyak sebagai bekal disana.

Di hari terakhir ini kami berwisata air ke 3 Gili, yaitu Gili trawangan, Gili meno dan Gili Air. Di tempat ini banyak sekali cerita dan kejadian-kejadian yang lucu dari para kompasianer mulai dari ada yang mabuk laut, berteriak-teriak minta tolong padahal dia sudah memakai pelampung dan perlengkapan snorkeling yang lengkap, sampai ada yang muka nya pucat karena takut padahal ada banyak orang-orang yang jago berenang yang berada di sekelilingnya untuk memeganginya. Sehingga dari 5 orang kompasianer hanya 2 orang yang berani berlama-lama untuk snorkeling.

Pemandangan laut di Gili ini sangat lah indah dan memukau. Banyak sekali terumbu karang yang indah dan ikan-ikan yang warna-warni dengan berbagai bentuk dan ukuran. Ombaknya yang tenang dan airnya yang jernih juga membuat kami merasa senang untuk bersnokeling disini. Dan setelah puas bersnokeling kami pun kembali naik ke kapal dan kembali pulang ke hotel.

Lalu keesokan harinya tepat pukul 5 pagi kami chek out dari hotel dan menuju bandara. Tepat pukul 06.50 pagi kami take off ke Jakarta dari Bandar Udara Internasional Lombok menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Setelah sekitar 2 jam berada di udara akhirnya kami sampai di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Dan sesaat setelah itu kami pun harus berpisah satu sama lain untuk kembali ke rumah masing-masing.

Ini adalah perjalanan yang sangat berkesan bagi kami, banyak ilmu dan pengalaman yang kami dapatkan dari perjalanan ini. Terima kasih kami ucapkan kepada Menko Maritim (Pak Rizal Ramli), Staf Menko Maritim (Pak Efrimal), Kabag Humas Kemaritiman (Pak Shahandra) dan Staf Humas Kemaritiman (Mas Fauzan dan Mba Ida) serta teman-teman kompasiana semua.

Semoga the next para kompasianer juga bisa merasakan berkunjung ke tempat-tempat destinasi wisata lainnya dengan gratis tentunya. Hehehe
Next kami tunggu untuk perjalanan gratis-nya lagi ya pak. Hihihi….

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun