Mohon tunggu...
Travel Story Pilihan

Cerita Perjalanan Lima Kompasianer Bersama Kemenkomaritim di Lombok

15 Februari 2016   19:31 Diperbarui: 17 Februari 2016   11:03 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana ombak yang tenang, sejuknya udara yang terhirup serta pantainya yang begitu indah membuat kami senang dan betah untuk berlama-lama disini. Namun apa daya, waktu pun sudah semakin sore sehingga kami harus segera kembali ke hotel.

Selanjutnya pada hari Selasa (9/2/2016) kami pergi mengunjungi ke 3 tempat objek wisata. Pertama, kami mengunjungi tempat penenunan khas Lombok di Desa Sukerare. Disana kami diajarkan cara menenun songket dan dikasih tau cara pembuatan tenun mulai dari awal hingga akhir. Disana juga kami melihat-lihat hasil kerajinan warga Desa Sukerare ini, mulai dari tenun songket, tenun ikat, selendang, syal, taplak meja, hingga satu pake tas yang harganya cukup fantatis.

Setelah itu kami lanjutkan perjalanan dengan mengunjungi Suku Sasak yang ada di Dusun Sade. Disini kami baru tahu kalau ada tradisi unik yang masih dipegang teguh warga Suku Sasak. Yaitu tradisi kawin culik yang mana perkawinan ini dilakukan oleh seorang pria dengan menculik terlebih dahulu wanita yang di suka dan bermalam selama maksimal 3 malam.

Tapi meskipun wanita itu tidak suka sama sekali sama si pria itu, tapi tetap harus menikah dengan pria yang telah menculik dia. Karena menurut tradisi Suku Sasak, jika seorang wanita sudah diculik dan bermalam maka ia sudah dianggap menikah dan setelah itu wanita tersebut akan segera dinikahkan oleh pria yang menculiknya.

Setelah dari tempat Suku Sasak kami melanjutkan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang merupakan salah satu dari delapan KEK yang berbasis pariwisata yang ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan master plan yang dibuat, target pembangunan KEK Mandalika ini akan dimulai dari tahun 2015 sampai tahun 2030 dengan jumlah hotel yang akan dibangun sebanyak 36 hotel . Selain itu, rencananya KEK Mandalika ini juga akan dibuat konsep seperti di Nusa Bali. Yaitu nantinya akan dibuat kavling-kavling, lalu kaving-kavling tersebut akan disewakan kepada investor.

Di KEK Mandalika ini memiliki objek wisata unggulan yaitu Pantai Kuta Lombok dan Pantai Tanjung Aan. Ketika kami berada di KEK Mandalika, kami disarankan untuk mengunjungi Pantai Tanjung Aan yang mana pantai ini belum banyak di jamah orang.

Lalu kami pun penasaran dan langsung tancap gas menuju Pantai Tanjung Aan. Dan tak lama diperjalanan akhirnya kami sampai di Pantai Tanjung Aan dan kami pun langsung takjub dengan keindahan, keunikan dan kemegahannya.

[caption caption="Pantai Tanjung Aan"]

[/caption]

Ternyata keunikan Pantai Tanjung Aan ini terdapat pada jenis pasir pantainya yang berbeda. Sekilas warna pasir tersebut sama-sama putih, namun jika kita cermati ada satu wilayah di tepi pantai yang warna pasirnya agak kekuningan.

Setelah kita menginjakkan kaki di atas kedua pasir tersebut, akan terasa perbedaan yang cukup mencolok. Pasir yang berwarna putih terasa lembut di kaki seperti tepung atau bedak bayi, sedangkan pasir yang warnanya putih kekuningan terasa menggelincir di telapak kaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun