Sepenggal puisi di atas teruntuk untuk salah seorang temanku di masa lalu. Puisi ini ku temukan di antara tumpukan email lama.
Lucu juga membaca buncahan perasaan kala itu, penuh dengan imajinasi dan impian.
Dia adalah temanku, dia yang pernah dekat, dia yang suka berpetualang.
Tidak bosan dia merangkai pesona cinta, dari satu bunga ke bunga lain.
Entah apa yang dicarinya…
Jika boleh ku deskripsikan, dia bukanlah sosok yang super, namun dia punya daya tarik kebaikan yang menggoda hawa…
Sederhana sebenarnya, sebagai wanita aku paham bagaimana wanita menilai cinta..
Wanita berpikir dengan hati, lebih tepatnya lebih mengutamakan perasaan dari pada logika.
Perasaannya mudah dibolak balik dengan sedikit sentuhan nyaman pada hatinya..
Sayangnya, kebaikan wanita dalam menilai hidup sering disalahgunakan..
Temanku yang lain, bisa jadi secuplik contoh laki-laki masa kini dengan kemapanan dan gaya hidup metroseksual