Aku menyanyangimu, Sayang, dengan marahku. Dengan teriakku. Dengan menyakitimu. Dengan mengingat wajah pagimu di seluruh wajah anak yang kutemui di sepanjang perjalananku, dengan atau tanpamu. Aku menyayangimu, dengan doa-doa yang kupanjatkan saat lelapmu. Semoga mimpimu indah selalu, dan selalu bangun pagi dengan senyum. Karena detik itulah, hariku dimulai.
Catatan yang tertulis di sepanjang Jl. Gatot Subroto-Karawaci. 12 Juni 2014. 10-11.30 PM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!