Tak hanya itu, bentuk negara kesatuan (unitaris) dan negara serikat (federasi) memiliki keunikan dan karakteristik masing-masing. Belum lagi pengklasifikasian mana negara maju dan mana negara berkembang, jelas akan berpengaruh pada percepatan pemulihan stabilitas keuangan negara. Berpijak pada solusi yang sama dengan penerapan kebijakan makroprudensial dalam upaya menjaga stabilitas keuangan negara setidaknya memberi harapan untuk keluar dari permasalahan ekonomi global yang kini tengah mengancam. Â
Kebijakan Makroprudensial di Indonesia
Jika dianalogikan, kebijakan mikroprudensial tak ubahnya seperti upaya memantau setiap pohon untuk memastikan pertumbuhan yang sehat. Sedangkan kebijakan makroprudensial menyangkut ruang lingkup yang lebih luas. Yakni, bagaimana strategi menjaga kondisi hutan secara keseluruhan.
Kebijakan makroprudensial mendorong terealisasinya stabilitas sistem keuangan. Dengan adanya sistem ini akan meminimalkan risiko yang ditimbulkan dari perkembangan perekonomian yang ada.
Tujuan utama makroprudensial sendiri adalah mencegah terjadinya guncangan terhadap stabilitas ekonomi. Menghadapi hal tersebut tentunya harus melakukan berbagai upaya mulai dari monitoring terhadap sistem keuangan, identifikasi risiko, penilaian risiko, pemberian sinyal risiko, desain dan implementasi kebijakan hingga evaluasi dan efektivitas kebijakan yang diambil.
Di Indonesia, ketika risiko instabilitas sistem keuangan berasal dari tekanan inflasi dan volatilitas nilai tukar rupiah, maka kebijakan makroprudensial yang diambil oleh Bank Indonesia (BI) akan selalu mengarah kepada usaha untuk menuntaskan kedua masalah tersebut.
Ketika suku bunga acuan naik secara otomatis akan mengerek bunga kredit perbankan. Akibatnya permintaan kredit akan melambat. BI sengaja mengambil kebijakan ini untuk menjaga pertumbuhan kredit agar tidak terlalu tinggi.
Dalam hal ini, BI benar-benar serius untuk mengerem kredit. Selain menaikkan suku bunga juga menaikkan batas pinjaman untuk kredit perumahan dan kendaraan. Sementara, nilai rupiah dijaga agar tetap stabil.
Berperilaku Bijak Upaya Dukung Stabilitas Sistem Keuangan
Hal terpenting menghadapi kondisi pandemi covid-19 adalah berperilaku bijak sebagai upaya menjaga  Stabilitas Sistem Keuangan. Lima perilaku bijak tersebut:
1. Berpartisipasi aktif mengedukasi masyarakat agar turut serta memutus mata rantai pencegahan penyebaran covid-19Â