Mohon tunggu...
Titik Ambarwati
Titik Ambarwati Mohon Tunggu... Guru - ASN/Guru/SD NEGERI KADILANGU 2

Saya suka membaca artikel yang berhubungan dengan peningkatan serta perluasan pengetahuan khususnya di bidang pendidikan. Bagi saya kegagalan adalah penyemangat untuk mencapai keberhasilan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Koneksi Antar Materi Modul 3.3

17 November 2022   12:43 Diperbarui: 17 November 2022   15:13 4408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KONEKSI ANTAR MATERI 

MODUL 3.3

"PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID"

 

Tujuan Pembelajaran Khusus :

CGP dapat melakukan koneksi antarmateri yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemehaman tentang program sekolah yang berdampak pada murid.

Pertanyaan Pemantik :

Bagaimana saya dapat mengaitkan intisari dari materi modul-modul guru penggerak yang telah saya pelajari untuk menjadi landasan teori bagi rencana program/kegiatan yang berdampak pada murid yang saya buat?

Panduan dalam refleksi "Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid"

  1. Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?
  2. Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?
  3. Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?
  4. Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

Perasaan saya setelah memperlajari materi ''Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid'' memberikan kesan tersendiri, karena dalam materi ini memberikan pengalaman baru untuk saya mengenai bagaimana membuat program yang mendorong suara, pilihan dan kepemimpinan murid atau student agency yang berdampak positif bagi murid, serta membentuk karakter murid yang berkesesuaian dengan profil pelajar pancasila,serta dalam modul 3.3 ini memberikan pemahaman kepada saya mengenai pentingnya keterlibatan murid secara aktif untuk menentukan kesepakatan mengenai hal-hal apa saja yang murid ingin lakukan, dan yang lebih membuat saya lebih antusias dalam mempelajari modul ini adalah saya sebagai pendidik lebih menguasai dan memahami kompetensi sebagai guru penggerak dalam hal pengembangan diri dan orang lain. Senang sekali bisa berkesempatan berkenalan dan belajar modul 3.3 ini, yaitu tentang pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang saya dapat dari modul ini. Pertama tentang kepemimpinan murid atau student agency. Dalam modul 3.3 ini dikatakan, bahwa murid yang memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi, maka murid tersebut dapat dikatakan memiliki agency atau kepemimpinan. Murid tersebut dapat mengatur diri sendiri, bersikap proaktif, meregulasi diri sendiri, dan merefleksikan diri. Mereka bukan hanya menjadi penonton dari perilaku mereka sendiri, tetapi adalah kontributor untuk kehidupan mereka sendiri.

Menurut Bandura dalam artikel yang ditulisnya, ada 4 sifat inti dari human agency, yaitu atensi/kesengajaan, visi/pemikiran kedepan, aksi/kereaktifan diri, dan terakhir reflektif atau kereflektifan diri. Mari kita bahas satu persatu apa itu atensi, visi, aksi, dan reflektif.

  • Atensi yaitu kesengajaan. Murid yang memiliki agency bukan hanya memiliki sekedar niat, tapi di dalam niat mereka sudah ada rencana tindakan dan strategi untuk mewujudkannya. Dan dalam dalam mewujudkanniatnya itu, ia juga harus mempertimbangkan keinginan pihak lain, sehingga berupaya bersama-sama mengelola rencana tersebut.
  • Visi atau pemikiran kedepan. Mereka yang berpikiran kedepan menjadikan visi sebagai pemandu dan memotivasi tindakan-tindakan mereka saat ini, hal ini membuat mereka menjadi individu yang bersemangat dan betujuan
  • Kereaktifan diri. Seseorang yang memiliki agency, memiliki kemampuan untuk menkontruksi atau tindakan yang tepat dan untuk memotivasi diri serta mengatur eksekusi. Jadi setelah niat dan rencana, mereka akan berpikir untuk mulai melakukan rencana itu,
  • Refleksi atau kereflektifan diri. Seseorang yang memiliki agency akan memiliki kesadaran yang baik akan fungsi dirinya. Kebermaknaan dari yang mereka lakukan, dan akan melakukan perbaikan jika diperlukan

Peran guru adalah mendorong tumbuhkembangnya murid agar memiliki student agency atau kepemimpinan murid ini. Penting sekali seroang murid memiliki student agency, saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka akan ada perubahan dalam hubungan antara murid dan guru, yaitu menjadi bersifat kemitraan, artinya guru menganggap murid setara sehingga bagi guru tidak ada yang lebih tinggi atau rendah. Apa tujuan dengan menganggap murid adalah mitra, tujuannya agar lebih terjalin keakraban dan welbeing dalam interaksi antara guru dan murid. Apa yang bisa kita dapat dengan menciptakan hubungan yang bersifat kemitraan ini? Pertama yaitu murid berusaha untuk memahami tujuan pembelajaran uang ingin di capainya, kedua murid akan menunjukkan keterlibatan dan tanggung jawabnya dalam proses pembelajaran. ketiga murid akan menunjukkan rasa ingin tahu dan inisiatif, dia mampu membuat pilihan-pilihan tindakan serta memberikan umpan balik kepada satu sama lain.

Disisi lain, guru yang akan mengambil peranan sebagai mitra murid dalam belajar akan berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati, dan menanggapi ide-ide, pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif murid-murid mereka, guru akan memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan minat murid-murid mereka untuk memastikan proses pembelajaran sesuai untuk mereka, mendorong murid untuk mengeksplorasi minat mereka dengan memberi mereka tugas-tugas terbuka, menawarkan kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas dan mengambil risiko, mempertimbangkan sejauh mana tingkat bantuan yang harus diberikan kepada murid berdasarkan informasi yang mereka miliki serta menunjukkan minat dan keingintahuan untuk mendengarkan dan menanggapi setiap aktivitas murid untuk memperluas pemikiran mereka .Saat murid memiliki kepemimpinan, mereka sebenarnya memiiliki suara, pilhan, dan kepemilikkan. Suara adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas dan sistem pendidikan mereka yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya. Tugas kita dalam hal ini adalah mempertimbangkan suara mereka agar memiliki kekuatan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan proses pembelajaran mereka. Pilhan adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk ikut berpartisipasi dan ambil bagian dalam kelompok yang sesuai dengan bakat dan minatnya, partisipasi murid dapat dilakukan dalam ranah sosial, ranah lingkungan, dan ranah pembelajaran. ada ranah sosial, murid dapat diberikan kesempatan untuk berada dalam kelompok yang sesuai dengan tujuan atau minatnya; dalam ranah lingkungan, murid dapat diberikan kesempatan untuk memilih atau mengatur tempat belajar yang sesuai untuk mereka. Dalam ranah lingkungan, murid diberikan kesempatan untuk memilih lingkungan belajar yang paling mendukung untuk mereka belajar secara maksimal. Sementara dalam ranah pembelajaran, murid diberikan pilihan-pilihan untuk mengakses, berlatih, atau membuktikan penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam kurikulum. Yang terakhir yaitu kepemiilkan. Sikap kepemilikan yang mereka miliki akan tumbuh saat murid banyak dilibatkan dalam kegiatan sekolah, bukan hanya sebagai objek tapi juga subjek dari kegiatan tersebut. maka ketika mereka dilibatkan, mereka akan lebih memiliki tanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri dan menunjukkan keterlibatan yang lebih aktif dalam proses pembelajaran tersebut.

Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

Kepemimpinan murid atau student agency merupakan kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. Kegiatan murid pada saat menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka (Agency), sebenarnya pada proses tersebut mereka (murid) memilki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemimpinan (ownership:

  • Suara (voice) merupakan gagasan, pandangan, keinginan, kebutuhan yang diekspresikan melalui partisipasi aktif mereka dikelas, sekolah, dan sistem pendidikan mereka, yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya.
  • Pilihan (choice) merupakan kesempatan yang diberikan kepada murid untuk memilih cara dan proses mereka belajar, serta bagaimana mereka akan menunjukan pemahaman mereka.
  • Kepemimpinan (ownership) merupakan pada saat murid terhubung secara fisik, kognitif, atau sosial emosional dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan menunjukan minat dalam proses belajarnya, sehingga mereka (murid) merasa memilki proses belajarnya.

Sedangkan tugas kita sebagai pendidik, sebenarnya hanya menyediakan dan memfasilitasi lingkungan yang dapat menumbuhkan kemimpinan murid untuk menuangkan ide-ide dan gagasannya dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian murid, sehingga pada proses tersebut murid memilki suara, pilihan dan kepemilikan dalam proses apa yang mereka pikirkan dan bagaimana cara melaksanakannya serta mereflesikan setiap tindakan yang mereka lakukan.

Setelah memahami banyak hal tentang kemampuan yang ada pada murid yang mengarah pada kemampuan kepemimpinan dan menghubungkan dengan kehidupan nyata, pada dasarnya setiap murid memiliki kemampuan kepemimpinan, meski tak secara keseluruhan kemampuan itu mereka miliki. Jika kita sebagai guru tidak melihat sikap itu tampak pada anak, bisa jadi faktor penyebabnya mereka kurang bimbingan dan motivasi baik dari guru dan teman-teman disekolah, terlebih-lebih dari keluarga sebagai pusat pendidikan pertama dan yang utama bagi murid. Sehingga kepemimpinan yang mereka miliki cendrung tidak tampak dan berkembang.

Dilain sisi juga, bisa jadi kurangnya kesempatan dan peluang sehingga kepemimpinan yang ada dalam diri mereka tidak tersalurkan. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya dimana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan. Kita sebagai guru harus lebih sering melibatkan mereka agar mampu mewujudkan kepemimpinan murid dan mendorong suara, pilihan, dan kepemilikan murid dengan beragam upaya yang bisa dilakukan guru dengan berkolaborasi bersama seluruh elemen sekolah dan keluarga.

1. Apa yang menarik bagi Anda setelah mempelajari pengelolaan program yang berdampak pada murid?

Setelah mempelajari modul ini saya mendapat pengetahuan dan juga pemahaman baru tentang bagaimana menyusun sebuah program yang berdampak pada murid, yang ternyata tidak mudah. Hal yang menarik adalah bahwa ketika kita memiliki sebuah program atau ide akan sebuah program yang akan dikembangkan di sekolah haruslah bermula dari pemetaan aset atau sumber daya di sekolah, barulah sebuah program akan lebih terarah dan memiliki tingkat kesuksesan dan keberhasilan yang tinggi. saya selama ini banyak memiliki ide atau program yang ingin saya ajukan ke sekolah namun program tersebut belum berdasarkan analiasis pemetaan 7 aset atau modal sekolah. Hal menarik lainnya adalah bagaimana pendekatan inkuiri apresiatif mode BAGJA menjadi bagian penting dalam tahapan mendesain program yang bedampak pada murid. Dalam sesi ini pemahaman saya tentang BAGJA semakin meningkat setelah sebelumnya di sesi modul 3.2 juga menggunakan model BAGJA sebagai rancanagn aksi nyata.

2. Apa hal-hal baru yang Anda temukan dalam proses pembelajaran tentang pengelolaan program yang berdampak pada murid?

Konsep kepemimpinan murid yaitu mencakup tiga konsep utama, yakni: Suara Murid (voice), Pilihan Murid (Choice), dan Kepemilikan Murid (ownership). Sebagaimana diungkapkan bahwa dalam perspektif pedagogis kepemimpinan siswa dimaknai sebagai suara (voice) dan pilihan (choice) dimana siswa membangun pilihan secara autentik dimana siswa melihat pilihan tersebut sebagai milik mereka sehingga tindakan mereka berdampak nyata pada diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka, kepemilikan murid dimaknai sebagai sebuah kondisi dimana murid terhubung (baik secara fisik, kognitif, sosial emosional) dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan menunjukkan minat dalam proses belajarnya, maka kita dapat mengatakan bahwa tingkat rasa kepemilikan mereka terhadap proses belajar tinggi.

Strategi untuk menumbuh kembangkan kepemimpinan murid yaitu guru sekaligus pendidik berupaya secara sadar menumbuhkembangkan kepemimpinan murid dengan menyediakan kesempatan murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai pelajar pancasila yang tidak hanya menjadi pribadi yang merdeka, namun juga menjadi pribadi yang memerdekakan bangsanya. Artinya, proses pembelajaran diruang-ruang kelas ditangan para pendidik, mereka, siswa, dituntun agar memiliki tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, guru memberi kesempatan murid memiliki suara terhadap apa yang akan mereka pelajari, bagaimana mereka belajar, dan mengorganisir pembelajaran, dan akhirnya murid dapat menentukan arah cara pencapaian kompetensi pembelajaran sendiri tentu sesuai dengan indikator capaian kompetensi berdasar kompetensi dasar yang dipelajari

3. Perubahan apa yang akan Anda lakukan setelah memahami atau mempelajari materi ini?

Perubahan yang akan saya lakukan adalah merancang program yang berdampak pada murid sesuai dengan kriteria langkah atau prosedur yang telah saya pelajari di modul 3.3 ini yaitu menggunakan tahapan BAGJA. Selain itu juga saya harus melakukan pemetaan aset yang potensial di sekolah sebelum mendesain sebuah program yang berdampak pada murid, ataupun sebelum saya mengadopsi sebuah program dari sekolah lain. Karena sebuah program yang sukses di sekolah lain, belum tentu akan sukses atau sesuai untuk diterapkan di sekolah saya. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisis dampak program secara komprehensif untuk siswa baik dari segi keuntungan atau sisi positif maupun resiko resiko yang mungkin muncul.

Gagasan yang saya miliki untuk menginisiasi kegiatan sekolah yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid yaitu, saya akan menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka, baik dalam kegiatan intrakurikuler, kegiatan kokulikuler, ataupun  kegiatan ekstra kurikuler

Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?

Keterkaitan antar modul 1.1 hingga 3.2 dengan modul 3.3, menggambarkan bahwa Tujuan Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, adalah :

Modul 1.1

Dapat disimpulkan bahwa sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya Pengelolaan Program Sekolah harus berdampak positif bagi murid, hal ini bertujuan untuk merawat dan menuntun tumbuhkembang murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara (KHD), menjelaskan tentang pemikiran-pemikiran tokoh pendidikan kita ini, salah satunya yaitu tentang dasar-dasar pendidikan yang menuntun. KHD menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kdorat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam proses 'menuntun' ini, murid diberi 'kebebasan' dalam mengeskpresikan ide, gagasan, keinginannya dalam konteks pembelajaran untuk mencapai kemerdekaan dalam belajar. Kebebasan disini bukan berarti murid bebas melakukan apapun semau mereka, tapi terkait dengan bagaimana mereka bebas mengekspresikan diri sesuai minat dan bakat mereka, guru memfasilitasi kebutuhann belajar murid sesuai profil belajar dan kesiapan belajar mereka, dimana model pembelajaran seperti ini bisa murid temukan dalam pembelajaran berdiferensiasi. Tujuannya agar murid mampu merasakan kebahagiaan dan kemerdekaan belajar dengan tetap dalam bimbingan dan arahan dari guru. Tujuannya agar murid mampu merasakan kebahagiaan dan kemerdekaan belajar dengan tetap dalam bimbingan dan arahan dari guru. Selain itu, pendidikan bertujuan untuk menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samat-sama adar dapat memperbaiki laku-nya untuk menjadi manusia seutuhnya. Sama dengan menumbuhkan kepemimpin murid. Sikap kepemimpinan murid harus ditumbuh kembangkan agar murid mampu merasakan dan menampilkan sisi kepemimpinan mereka secara optimal.

Modul 1.2

Dalam mengaplikasikan program sekolah yang berdampak bagi murid, guru penggerak memilki peran yang sangat penting untuk dapat tergerak, bergerak dan menggerakan dan berpartisipasi aktif dalam organiasai profesi, dan komunitas sekolah untuk menunjang terlaksananya program sekolah yang berdampak positif pada murid, melalui peran guru untuk mewujudkan kepemimpinan murid (student agency) dengan memberikan mereka kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan tentang program sekolah yang berpihak pada murid, memberik mereka kepercayaan untuk ikut bertanggung jawab dan terjun dalam pelaksanaan program sekolah yang berpihak pada murid, mendengarkan suara, pilihan dan kepemilikan mereka.

Modul 1.3

Untuk mewujdukan pengelolaan program yang berdampak pada murid, hendaknya selaras dengan visi guru penggerak yaitu, bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid dan menjalankan renacana program sekolah melalui dukungan pemangku kepentingan dalam mendukung eskositem pada proses pembelejaran yang berpihak pada murid. Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif BAGJA (Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi), dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid. Dengan pendekatan inkuiri apresiatif BAGJA kita dapat dengan mudah merancang program yang berdampak positif pada murid, karena kita melibatkan semua pihak dan melihat semua aset yang ada.

Modul 1.4

Pengelolaan program yang berdampak pada murid diharapkan dapat memberikan dampak positif, dengan terwujudnya budaya positif berkelanjutan dilingkungan sekolah, sehingga pembelajaran selaras dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Membahas tentang budaya positif, berupa lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Ibarat petani, guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada murid. Dan dengan pembiasaan budaya positif akan tercipta profil pelajar Pancasila.

Modul 2.1

Dalam mengelola program yang berdampak pada murid, sudah seharusnya program tersebut dapat memenuhi kebutuhan murid yang memilki karakteristik yang berbeda-beda, dengan memberdayakan murid sebagai pribadi unik yang memiliki bakat dan potensi yang berbeda maka dalam pembelajaran diterapkan diferensiasi, sehingga kebutuhan murid berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid dapat terepenuhi dengan baik. Pada modul ini membahas tengang pembelajaran berdifernsiasi. seorang guru dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan pelayanan terbaik yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan solusi atas beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid. Dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi kita memberi ruang kenyamanan dan kebahagian untuk murid dalam belajar dan ini akan membuat guru nyaman dan bahagia dalam mengajar. Sehingga terciptalah merdeka belajar.

Modul 2.2

Untuk merencanakan program yang berdapak pada murid, perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional pada proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk mengembalikan kesadaran penuh (mindfullness) murid, sehingga pada saat mengimplemtasikan program sekolah murid dapat memilki rasa empati,ketenangan, termotivasi, dan memilki sikap tanggung jawab. Pada modul ini, seorang guru dilatih dan diasah untuk mampu mengembangkan kompetensi sosial dan emosional pada diri murid. Dengan penerapan pembelajaran KSE kita mengembalikan kesadaran diri secara penuh pada murid, sehingga mereka tenang, focus, berempati, termotivasi dan bertanggung jawab. Teknik mindfullness menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya positif di sekolah.

Modul 2.3

Sedangkan, pendidikan pengembangan karakter positif pada murid, dapat dikembangkan melalui proses coaching, hal ini dilakukan sebagai langkah untuk menggali potensi dan melajitkan kinerja murid untuk dapat menemukan solusi atas permaslahan yang dihadapi pada saat menjalankan program yang berdampak positif bagi murid, maka dari itu sikap kreatif, inovatif dan sikap kritis murid sanat diperlukan untuk terciptanya murid yang merdeka dalam proses belajarnya. Membahas tentang praktik coaching yang merupakan sebuah teknik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak dan menggali potensi yang dimiliki oleh anak. Coaching juga memberikan keleluasaan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya, dengan memperhatikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.

Modul 3.1

Pemimpin pembelajaran merupakan orang-orang yang mau melakukan perubahan ke arah yang positif dan senang berkolaborasi, sehingga pada prosesnya sebagai pemimpin pembeajaran akan mendapatan permaslahan-permalsahan seperti dilema etika maupun bujukan moral, maka agar pada saat megambil keputusannya dapat bermanfaat bagi orang sekitar, perlu memperhatikan 3 prisnip berpfikir, 4 paradigma pengambilan keputusan, dan melakukan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, seorang guru harus dapat mengambil keputusan secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid. Dasar, prinsip serta paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus konsisten , terutama berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral. Dan dalam mengambil keputusan kita harus berpihak pada murid dengan memperhatikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.

Modul 3.2

Pengelolaan sumber daya yang berdampak pada murid, hendaknya memperhatikan modal aset yang dimiliki oleh sekolah melalui pemetaan modal aset seperti modal modal manusia, modal fisik, modal sosial, modal finansial, modal politik, modal lingkungan/ alam, serta modal agama dan budaya. Sehingga pemanfaatan sumber daya menjadi prioritas seluruh warga sekolah untuk mewujdukan prorgam pengelolaan yang berdampak pada murid. Membahas tentang pengelolaan sumber daya, bahwa seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset akan lebih dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah. Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah. Dengan berfokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik.

 

Setelah melihat keterkaitanantara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

Program yang berdampak positif pada murid adalah program program sekolah yang sifatnya berpihak pada murid dan dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa secara aktif. Sehingga ending dari program itu adalah murid dapat merasakan manfaat yang sebesar-besarnya. Program tersebut dapat menciptakan iklim pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, serta budaya dan lingkungan yang positif, program tersebut memberikan kesempatan dan peluang kepada siswa untuk menampilkan suara dan pilihannya, membantu menumbuh kembangkan karakter positif dan nilai-nilai kebajikan pada siswa, serta media dalam pengembangan kompetensi, bakat dan minat siswa, dan yang terpenting dari program itu, membantu menumbuh kembangkan student agency atau kepemimpinan murid. Agar program tersebut mampu membawa manfaat sebanyak banyaknya bagi siswa, maka program yang dibuat harus berpihak pada murid, karena sejatinya, sekolah sebagai sebuah komunitas yaitu tempat anak memperoleh pendidikan dan pengajaran, dan maksud dari pendidikan itu sendiri adalah untuk mengantarkan anak mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya. Maka dalam pelaksanaanya, mulai dari rencana, aksi nyata, akhir kegiatan, diupayakan guru melatih siswa untuk terlibat secara aktif dan langsung. Harus kita sadari bahwa murid memilllliki suara, pilhan, dan kepemilikan, dengan ketiga hal tersebut, kita dapat melatih menumbuh kembangkan kepemimpinan siswa dengan mendorong mereka untuk tampil, memberikan mereke kepercayaan sesuai kompetensi mereka, mendengarkan suara mereka (ide, gagasa, keinginan, pandangan, yang berkontribusi dalam pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya. Guru memberikan mereka kesempatan untuk berkontribusi penuh terhadap kegiatan tesebut, sehingga dari semua itu, akan muncul rasa kepemilikan ,rasa tanggung jawab untuk melaksanakan kepercayaan yang diberikan kepadanya dengan penuh tanggung jawab.

Yang selama ini kadang kita lihat, jarang sekali melibatkan murid dalam penyusunan program sekolah, hal ini bukannya program itu tidak berpihak pada mereka, hanya ketika harus melibatkan mereka secara langsung dalam perencanaa dan aksi nyata, mendengarkan suara dan pilihan mereka, terkadang sebagian kecil guru merasa bertambah beban, apalagi untuk hal yang urgen, sehingga sekalipun perlu, maka kehadiran siswa dianggap bukan hal penting, dan suara mereka terwakilkan oleh kesepakatan saat itu. Padahal ketika kita melibatkan mereka, terkadang keinginan mereka tidak sejalan dengan asumsi yang guru berikan.

Menurut saya, program atau kegiatan sekolah pada pengelolaan program tersebut melalui perencanaan yang matang dan diselenggarakan berdasarkan kebutuhan murid sesuai karakteristik lingkungan melalui memetakan sumber daya (modal aset) sebagai kekuatan atau potensi. Perencanaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan langkah BAGJA (B-uat pertanyaan, A-mbil pelajaran, G-ali mimpi, j-abarkan rencana, dan A-tur eksekusi), sehingga program-program tersebut dapat menumbuhkan kepimpinan murid yang akan dikembangkan, dan melibatkan murid dalam mendorong suara, pilihan dan kepimpinannya untuk mencapai sebuah kesepakatan. Sebagai contoh, pada program "Giat Peduli Lingkungan'' langkah pertama yang dilakukan adalah :

  • Melakukan sesi dialog bersama murid kelas 4-6 untuk menguatkan ide/gagasan pada tahap awal. Curah pendapat bersama murid kelas 4-6 untuk mengetahui program giat peduli lingkungan dengan bekerja sama denga pengurus kantin.
  • Wawancara dengan pengurus kantin mengenai jenis-jenis sampah yang dihasilkan setiap harinya dan mengidentifikasi jenis sampah yang dapat didaur ulang.
  • Curah pendapat bersama murid kelas 4-6 untuk mengenai design dan model jenis produk yang dapat di buat melalui melalui pemilahan sampah kantin dan membuat desain dan model mengenai jenis produk yang dapat di buat melalui pemilahan sampah kantin.
  • Melakukan dialog bersama muird dalam menentukan rencana program ''Giat Peduli Lingkungan'' melalui kerja sama dengan kantin sekolah. Membuat program kegiatan mengenai program "Giat Peduli Lingkungan'' melalui kerja sama dengan kantin sekolah.
  • Membuat jadwal mengenai teknik pengumpulan dan pengolahan sampah kantin sekolah.
  • Mensosialisasikan program kegiatan kepada kepala sekolah, dewan guru, komite dan pengawas sekolah Setalah merencanakan program yang berdampak bagi murid, melalui keterlibatan aktif murid, dan kolabaorasi dengan rekan sejawat, dan pengurus kantin, maka program tersebut akan di laksanakan dan dievalusi.
  • Mengajak rekan guru, dan Kepala Sekolah untuk mengobservasi kegiatan Giat Peduli Lingkungan setiap sebulan sekali.
  • Murid kelas 4-6 memiliki sikap peduli yang tinggi terhadap lingkungan dan mampu menciptakan berbagai produk yang dihasilkan dari sampah, kemudian dipublikasikan pada saat kegiatan pameran sekolah serta didokumentasikan dan diuploud di channel Youtube sekolah.
  • Rekan sejawat memberikan umpan balik atau masukan terkait pembelajaran sebagai bahan evaluasi pada kegiatan berikutnya.

Bapak Ibu guru, modul ini mengajarkan kepada kita sebagai guru, bahwa murid selain punya hak untuk mendapatkan kasih sayang, ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan menggunakan fasilitas sekolah, mereka juga memiliki hak agar suara mereka didengarkan, mereka mendapatkan hak untuk menggunakan pilihan yang mereka dapatkan untuk mendorong kepemimpinan dalam diri mereka. Karena kontribusi mereka dalam program-program sekolah yang dibuat, akan menjadi implemetasi dari impian mereka sebagai murid bahagian dan merdeka, lewat kepemilikan mereka, program sekolah akan menjadi lebih bermakna bagi mereka.

TERIMAKASIH ....... SEMOGA BERMANFAAT

SALAM DAN BAHAGIA BAPAK DAN IBU GURU HEBAT 

TERGERAK BERGERAK MENGGERAKKAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun