Mohon tunggu...
Titik Ambarwati
Titik Ambarwati Mohon Tunggu... Guru - ASN/Guru/SD NEGERI KADILANGU 2

Saya suka membaca artikel yang berhubungan dengan peningkatan serta perluasan pengetahuan khususnya di bidang pendidikan. Bagi saya kegagalan adalah penyemangat untuk mencapai keberhasilan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Koneksi Antar Materi Modul 3.3

17 November 2022   12:43 Diperbarui: 17 November 2022   15:13 4408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perasaan saya setelah memperlajari materi ''Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid'' memberikan kesan tersendiri, karena dalam materi ini memberikan pengalaman baru untuk saya mengenai bagaimana membuat program yang mendorong suara, pilihan dan kepemimpinan murid atau student agency yang berdampak positif bagi murid, serta membentuk karakter murid yang berkesesuaian dengan profil pelajar pancasila,serta dalam modul 3.3 ini memberikan pemahaman kepada saya mengenai pentingnya keterlibatan murid secara aktif untuk menentukan kesepakatan mengenai hal-hal apa saja yang murid ingin lakukan, dan yang lebih membuat saya lebih antusias dalam mempelajari modul ini adalah saya sebagai pendidik lebih menguasai dan memahami kompetensi sebagai guru penggerak dalam hal pengembangan diri dan orang lain. Senang sekali bisa berkesempatan berkenalan dan belajar modul 3.3 ini, yaitu tentang pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang saya dapat dari modul ini. Pertama tentang kepemimpinan murid atau student agency. Dalam modul 3.3 ini dikatakan, bahwa murid yang memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi, maka murid tersebut dapat dikatakan memiliki agency atau kepemimpinan. Murid tersebut dapat mengatur diri sendiri, bersikap proaktif, meregulasi diri sendiri, dan merefleksikan diri. Mereka bukan hanya menjadi penonton dari perilaku mereka sendiri, tetapi adalah kontributor untuk kehidupan mereka sendiri.

Menurut Bandura dalam artikel yang ditulisnya, ada 4 sifat inti dari human agency, yaitu atensi/kesengajaan, visi/pemikiran kedepan, aksi/kereaktifan diri, dan terakhir reflektif atau kereflektifan diri. Mari kita bahas satu persatu apa itu atensi, visi, aksi, dan reflektif.

  • Atensi yaitu kesengajaan. Murid yang memiliki agency bukan hanya memiliki sekedar niat, tapi di dalam niat mereka sudah ada rencana tindakan dan strategi untuk mewujudkannya. Dan dalam dalam mewujudkanniatnya itu, ia juga harus mempertimbangkan keinginan pihak lain, sehingga berupaya bersama-sama mengelola rencana tersebut.
  • Visi atau pemikiran kedepan. Mereka yang berpikiran kedepan menjadikan visi sebagai pemandu dan memotivasi tindakan-tindakan mereka saat ini, hal ini membuat mereka menjadi individu yang bersemangat dan betujuan
  • Kereaktifan diri. Seseorang yang memiliki agency, memiliki kemampuan untuk menkontruksi atau tindakan yang tepat dan untuk memotivasi diri serta mengatur eksekusi. Jadi setelah niat dan rencana, mereka akan berpikir untuk mulai melakukan rencana itu,
  • Refleksi atau kereflektifan diri. Seseorang yang memiliki agency akan memiliki kesadaran yang baik akan fungsi dirinya. Kebermaknaan dari yang mereka lakukan, dan akan melakukan perbaikan jika diperlukan

Peran guru adalah mendorong tumbuhkembangnya murid agar memiliki student agency atau kepemimpinan murid ini. Penting sekali seroang murid memiliki student agency, saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka akan ada perubahan dalam hubungan antara murid dan guru, yaitu menjadi bersifat kemitraan, artinya guru menganggap murid setara sehingga bagi guru tidak ada yang lebih tinggi atau rendah. Apa tujuan dengan menganggap murid adalah mitra, tujuannya agar lebih terjalin keakraban dan welbeing dalam interaksi antara guru dan murid. Apa yang bisa kita dapat dengan menciptakan hubungan yang bersifat kemitraan ini? Pertama yaitu murid berusaha untuk memahami tujuan pembelajaran uang ingin di capainya, kedua murid akan menunjukkan keterlibatan dan tanggung jawabnya dalam proses pembelajaran. ketiga murid akan menunjukkan rasa ingin tahu dan inisiatif, dia mampu membuat pilihan-pilihan tindakan serta memberikan umpan balik kepada satu sama lain.

Disisi lain, guru yang akan mengambil peranan sebagai mitra murid dalam belajar akan berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati, dan menanggapi ide-ide, pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif murid-murid mereka, guru akan memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan minat murid-murid mereka untuk memastikan proses pembelajaran sesuai untuk mereka, mendorong murid untuk mengeksplorasi minat mereka dengan memberi mereka tugas-tugas terbuka, menawarkan kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas dan mengambil risiko, mempertimbangkan sejauh mana tingkat bantuan yang harus diberikan kepada murid berdasarkan informasi yang mereka miliki serta menunjukkan minat dan keingintahuan untuk mendengarkan dan menanggapi setiap aktivitas murid untuk memperluas pemikiran mereka .Saat murid memiliki kepemimpinan, mereka sebenarnya memiiliki suara, pilhan, dan kepemilikkan. Suara adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas dan sistem pendidikan mereka yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya. Tugas kita dalam hal ini adalah mempertimbangkan suara mereka agar memiliki kekuatan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan proses pembelajaran mereka. Pilhan adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk ikut berpartisipasi dan ambil bagian dalam kelompok yang sesuai dengan bakat dan minatnya, partisipasi murid dapat dilakukan dalam ranah sosial, ranah lingkungan, dan ranah pembelajaran. ada ranah sosial, murid dapat diberikan kesempatan untuk berada dalam kelompok yang sesuai dengan tujuan atau minatnya; dalam ranah lingkungan, murid dapat diberikan kesempatan untuk memilih atau mengatur tempat belajar yang sesuai untuk mereka. Dalam ranah lingkungan, murid diberikan kesempatan untuk memilih lingkungan belajar yang paling mendukung untuk mereka belajar secara maksimal. Sementara dalam ranah pembelajaran, murid diberikan pilihan-pilihan untuk mengakses, berlatih, atau membuktikan penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam kurikulum. Yang terakhir yaitu kepemiilkan. Sikap kepemilikan yang mereka miliki akan tumbuh saat murid banyak dilibatkan dalam kegiatan sekolah, bukan hanya sebagai objek tapi juga subjek dari kegiatan tersebut. maka ketika mereka dilibatkan, mereka akan lebih memiliki tanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri dan menunjukkan keterlibatan yang lebih aktif dalam proses pembelajaran tersebut.

Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

Kepemimpinan murid atau student agency merupakan kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. Kegiatan murid pada saat menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka (Agency), sebenarnya pada proses tersebut mereka (murid) memilki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemimpinan (ownership:

  • Suara (voice) merupakan gagasan, pandangan, keinginan, kebutuhan yang diekspresikan melalui partisipasi aktif mereka dikelas, sekolah, dan sistem pendidikan mereka, yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya.
  • Pilihan (choice) merupakan kesempatan yang diberikan kepada murid untuk memilih cara dan proses mereka belajar, serta bagaimana mereka akan menunjukan pemahaman mereka.
  • Kepemimpinan (ownership) merupakan pada saat murid terhubung secara fisik, kognitif, atau sosial emosional dengan apa yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan menunjukan minat dalam proses belajarnya, sehingga mereka (murid) merasa memilki proses belajarnya.

Sedangkan tugas kita sebagai pendidik, sebenarnya hanya menyediakan dan memfasilitasi lingkungan yang dapat menumbuhkan kemimpinan murid untuk menuangkan ide-ide dan gagasannya dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian murid, sehingga pada proses tersebut murid memilki suara, pilihan dan kepemilikan dalam proses apa yang mereka pikirkan dan bagaimana cara melaksanakannya serta mereflesikan setiap tindakan yang mereka lakukan.

Setelah memahami banyak hal tentang kemampuan yang ada pada murid yang mengarah pada kemampuan kepemimpinan dan menghubungkan dengan kehidupan nyata, pada dasarnya setiap murid memiliki kemampuan kepemimpinan, meski tak secara keseluruhan kemampuan itu mereka miliki. Jika kita sebagai guru tidak melihat sikap itu tampak pada anak, bisa jadi faktor penyebabnya mereka kurang bimbingan dan motivasi baik dari guru dan teman-teman disekolah, terlebih-lebih dari keluarga sebagai pusat pendidikan pertama dan yang utama bagi murid. Sehingga kepemimpinan yang mereka miliki cendrung tidak tampak dan berkembang.

Dilain sisi juga, bisa jadi kurangnya kesempatan dan peluang sehingga kepemimpinan yang ada dalam diri mereka tidak tersalurkan. Tugas kita sebagai guru adalah menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya dimana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan. Kita sebagai guru harus lebih sering melibatkan mereka agar mampu mewujudkan kepemimpinan murid dan mendorong suara, pilihan, dan kepemilikan murid dengan beragam upaya yang bisa dilakukan guru dengan berkolaborasi bersama seluruh elemen sekolah dan keluarga.

1. Apa yang menarik bagi Anda setelah mempelajari pengelolaan program yang berdampak pada murid?

Setelah mempelajari modul ini saya mendapat pengetahuan dan juga pemahaman baru tentang bagaimana menyusun sebuah program yang berdampak pada murid, yang ternyata tidak mudah. Hal yang menarik adalah bahwa ketika kita memiliki sebuah program atau ide akan sebuah program yang akan dikembangkan di sekolah haruslah bermula dari pemetaan aset atau sumber daya di sekolah, barulah sebuah program akan lebih terarah dan memiliki tingkat kesuksesan dan keberhasilan yang tinggi. saya selama ini banyak memiliki ide atau program yang ingin saya ajukan ke sekolah namun program tersebut belum berdasarkan analiasis pemetaan 7 aset atau modal sekolah. Hal menarik lainnya adalah bagaimana pendekatan inkuiri apresiatif mode BAGJA menjadi bagian penting dalam tahapan mendesain program yang bedampak pada murid. Dalam sesi ini pemahaman saya tentang BAGJA semakin meningkat setelah sebelumnya di sesi modul 3.2 juga menggunakan model BAGJA sebagai rancanagn aksi nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun