Dalam mengaplikasikan program sekolah yang berdampak bagi murid, guru penggerak memilki peran yang sangat penting untuk dapat tergerak, bergerak dan menggerakan dan berpartisipasi aktif dalam organiasai profesi, dan komunitas sekolah untuk menunjang terlaksananya program sekolah yang berdampak positif pada murid, melalui peran guru untuk mewujudkan kepemimpinan murid (student agency) dengan memberikan mereka kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan tentang program sekolah yang berpihak pada murid, memberik mereka kepercayaan untuk ikut bertanggung jawab dan terjun dalam pelaksanaan program sekolah yang berpihak pada murid, mendengarkan suara, pilihan dan kepemilikan mereka.
Modul 1.3
Untuk mewujdukan pengelolaan program yang berdampak pada murid, hendaknya selaras dengan visi guru penggerak yaitu, bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang berpihak pada murid dan menjalankan renacana program sekolah melalui dukungan pemangku kepentingan dalam mendukung eskositem pada proses pembelejaran yang berpihak pada murid. Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif BAGJA (Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi), dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid. Dengan pendekatan inkuiri apresiatif BAGJA kita dapat dengan mudah merancang program yang berdampak positif pada murid, karena kita melibatkan semua pihak dan melihat semua aset yang ada.
Modul 1.4
Pengelolaan program yang berdampak pada murid diharapkan dapat memberikan dampak positif, dengan terwujudnya budaya positif berkelanjutan dilingkungan sekolah, sehingga pembelajaran selaras dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Membahas tentang budaya positif, berupa lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Ibarat petani, guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada murid. Dan dengan pembiasaan budaya positif akan tercipta profil pelajar Pancasila.
Modul 2.1
Dalam mengelola program yang berdampak pada murid, sudah seharusnya program tersebut dapat memenuhi kebutuhan murid yang memilki karakteristik yang berbeda-beda, dengan memberdayakan murid sebagai pribadi unik yang memiliki bakat dan potensi yang berbeda maka dalam pembelajaran diterapkan diferensiasi, sehingga kebutuhan murid berdasarkan kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar murid dapat terepenuhi dengan baik. Pada modul ini membahas tengang pembelajaran berdifernsiasi. seorang guru dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan pelayanan terbaik yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan solusi atas beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid. Dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi kita memberi ruang kenyamanan dan kebahagian untuk murid dalam belajar dan ini akan membuat guru nyaman dan bahagia dalam mengajar. Sehingga terciptalah merdeka belajar.
Modul 2.2
Untuk merencanakan program yang berdapak pada murid, perlu mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional pada proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk mengembalikan kesadaran penuh (mindfullness) murid, sehingga pada saat mengimplemtasikan program sekolah murid dapat memilki rasa empati,ketenangan, termotivasi, dan memilki sikap tanggung jawab. Pada modul ini, seorang guru dilatih dan diasah untuk mampu mengembangkan kompetensi sosial dan emosional pada diri murid. Dengan penerapan pembelajaran KSE kita mengembalikan kesadaran diri secara penuh pada murid, sehingga mereka tenang, focus, berempati, termotivasi dan bertanggung jawab. Teknik mindfullness menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya positif di sekolah.
Modul 2.3
Sedangkan, pendidikan pengembangan karakter positif pada murid, dapat dikembangkan melalui proses coaching, hal ini dilakukan sebagai langkah untuk menggali potensi dan melajitkan kinerja murid untuk dapat menemukan solusi atas permaslahan yang dihadapi pada saat menjalankan program yang berdampak positif bagi murid, maka dari itu sikap kreatif, inovatif dan sikap kritis murid sanat diperlukan untuk terciptanya murid yang merdeka dalam proses belajarnya. Membahas tentang praktik coaching yang merupakan sebuah teknik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak dan menggali potensi yang dimiliki oleh anak. Coaching juga memberikan keleluasaan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya, dengan memperhatikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.