Mohon tunggu...
Titiek Septiningsih
Titiek Septiningsih Mohon Tunggu... Lainnya - IRT yang merangkap sebagai ASN dan mencoba mengasah kemampuan menjadi penulis

5 tahun bergabung di Sekolahalam Bontang (2003-2008). Saat ini mengabdikan diri sebagai ASN di Kota Banjarbaru

Selanjutnya

Tutup

Film

"Family Room": Alasan Perceraian di Usia Perak Pernikahan

17 Agustus 2021   13:53 Diperbarui: 17 Agustus 2021   14:00 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kacamata psikologi pun, usia 25 tahun pernikahan merupakan fase krisis terakhir. Mereka yang berhasil mencapai pada fase ini akan menyadari bahwa satu-satunya yang mereka butuhkan saat ini adalah kehadiran pasangan sebagai teman hidup di masa tua.

Kembali ke "Family Room", saya masih bertanya-tanya sebenarnya pesan apa yang ingin disampaikan melalui film ini. Ternyata jawabannya ada di akhir cerita. 

Benang merah keketusan sikap Ibu, serta perbedaan prinsip yang dimaksud Bapak sehingga perayaan 25 tahun usia pernikahan justru merupakan akhir dari perjalanan kisah cinta mereka baru terlihat ketika muncul tulisan di akhir cerita. Tanpa adanya tulisan ini saya pasti akan terus menebak-nebak apa penyebab sehingga Ibu keukeh memutuskan untuk berpisah. 

Sebagai wanita saya paham kenapa si Ibu akhirnya mengambil keputusan ini. 

Sebuah pesan tersirat juga dapat saya tangkap dari beberapa percakapan Ibu dan Bapak melalui kata-kata berjamaah, waktu yang tidak terasa ketika azan berkumandang, serta secara prinsip agama membolehkan. 

Tapi saya bingung kenapa judulnya family room? Kalau diindonesiakan artinya kan ruang keluarga. Ruang keluarga itu kan sama dengan living room? Sementara dari aktivitas, film ini lebih banyak dilakukan di ruang makan atau dining room. He..he.. terserahlah apa judulnya. 

"Living Room" bisa ditonton di MAXstream secara gratis sejak tahun lalu dengan kata kunci "30 film pendek."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun