Mohon tunggu...
Titiek Septiningsih
Titiek Septiningsih Mohon Tunggu... Lainnya - IRT yang merangkap sebagai ASN dan mencoba mengasah kemampuan menjadi penulis

5 tahun bergabung di Sekolahalam Bontang (2003-2008). Saat ini mengabdikan diri sebagai ASN di Kota Banjarbaru

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Masjid dan Sepotong Kenangan

30 April 2020   21:34 Diperbarui: 30 April 2020   21:44 1186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengumuman di depan pagar Masjid Kanzul Khairat (dokpri)

Bagi orang seperti saya, mengingat sebuah peristiwa jauh lebih mudah daripada mengingat nama. Karena itu, ketika melintasi sebuah daerah yang teringat adalah kenangannya. 

Seperti saat melintasi Jalan Trikora Banjarbaru dan melewati sebuah masjid bernuansa hijau yang berdiri berdampingan dengan sebuah menara. Masjid Agung Al Munawarah namanya. Luas bangunannya 2500 meter persegi dan didisain tanpa ada tiang penyangga di dalamnya.

Ketika berbicara tentang masjid yang diresmikan pada tanggal 1 Juli 2010 ini maka yang terlintas di benak saya adalah banyaknya kegiatan yang pernah dilaksanakan di tempat ini, di luar salat lima waktu tentunya.

Sebut saja Tablig Akbar, penyambutan jamaah haji, salat hajat dalam rangka Hari Jadi Kota Banjarbaru, salat gerhana, PHBI, dll. 

RTH Al Munawarah (dokpri)
RTH Al Munawarah (dokpri)

Hal lain yang mengingatkan saya tenang masjid ini adalah RTH yang berada tepat di sebelahnya. RTH ini diresmikan pada tahun 2018 dan mengusung konsep Islami. Pemerintah Kota Banjarbaru juga menempatkan beberapa pohon kurma di RTH ini.

RTH Al Mubawarah (dokpri)
RTH Al Mubawarah (dokpri)

Di RTH ini, saya pernah menyuapi si kecil sebelum berangkat sekolah. Mengingat makannya yang agak lambat dan si Kakak yang takut terlambat, maka si kecil baru makan setelah kakaknya diantar sekolah.

Hal lain yang juga membangkitkan ingatan saya ketika melintas di Jalan Panglima Batur Banjarbaru adalah sebuah masjid megah dengan kubah yang bernuansa ungu. 

Masjid Kanzul Khairat (dokpri)
Masjid Kanzul Khairat (dokpri)

Masjid ini bernama Masjid Kanzul Khairat. Berdiri pada tahun 1973 berupa langgar. Pembangunan masjid mulai dilakukan pada tanggal 17 Juli 1980.

 Tepat di sebelah masjid ini berdiri sebuah PAUD dengan nama yang sama. Anak saya salah satu alumnusnya.

Saya sedih melihat masjid ini sekarang karena dikelilingi police line. Beredar kabar kalau penyebabnya karena ada warga yang positif Covid-19 dan 6 hari berturut-turut salat di sana.  

Pengumuman di depan pagar Masjid Kanzul Khairat (dokpri)
Pengumuman di depan pagar Masjid Kanzul Khairat (dokpri)

Belakangan melalui akun facebook Masajid Wattalim Mubarak diketahui berita tersebut adalah hoak.

Klarifikasi berita tentang Masjid Kanzul Khairat (sumber : akun fb Masajid Wattalim Mubarak)
Klarifikasi berita tentang Masjid Kanzul Khairat (sumber : akun fb Masajid Wattalim Mubarak)

Masjid yang juga membangkitkan kenangan setiap melintasinya adalah Masjid Nurul Iman yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km 33 Banjarbaru, tepat di simpang tiga traffic light. 

Masjid Nurul Iman (dokpri)
Masjid Nurul Iman (dokpri)

Yang teringat dari masjid ini adalah kisah seorang loper koran yang dulu pernah menjadi jamaah masjid ini. Namanya Abdurrahman tapi sering dipanggil Daeng.

Setiap hari beliau mangkal di traffic light km 33 Banjarbaru. Beliau sempat lama tidak terlihat. Melalui akun facebook salah seorang teman didapatkan info dari kalau beliau kecelakaan. Tulangnya patah dan terindikasi lukanya terkena tetanus.

Berbagai relawan membantu mengumpulkan dana untuk pengobatan beliau. Qadarullah, Allah lebih sayang. 24 Juni 2019 beliau meninggal.

Yang membuat terharu adalah walaupun tinggal sebatangkara di Banjarbaru, tetapi saat meninggal yang mengantar banyak sekali. Dalam salah satu postingan seseorang bahkan bersaksi bahwa beliau tidak pernah meninggalkan salat 5 waktu di masjid ini.

Sumber : akun fb Gemah Ripah Loh Jinawi
Sumber : akun fb Gemah Ripah Loh Jinawi

Masya Allah. Bagaimana dengan kita? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun