Selanjutnya sudut pandang orang kedua. Penulis menggunakan kata ganti "Kamu" atau "Anda". Pembaca seolah menjadi tokoh utama dalam sudut pandang ini.Â
Lanjut sudut pandang orang ketiga. Penulis menggunakan kata ganti "Dia","Mereka", dan "Ia" atau nama tokoh untuk menggambarkan peristiwa.
Sudut pandang orang pertama. Penulis menceritakan cerita perspektif dirinya sendiri. Penulis sebagai tokoh dalam cerita. Kata gantinya "Aku", "Saya" jika tunggal. "Kami" jika jamak.
Pada sudut pandang orang pertama seperti yang terdapat pada paragraf sebelumnya kata ganti yang digunakan "Aku" dan "Saya" jika tunggal. "Kami" dan "Kita" jika jamak. Penulis berada dalam cerita. Penulis menjadi tokoh utama.
Paragraf pada cerpen Yang Lebih Penting dari Aku yang menggunakan sudut pandang orang pertama. Aku kembali membaca bukuku, tetapi tak satu pun kalimat kupahami. Suara-suara yang menyindirku itu masih terdengar, kadang diselingi tawa. Aku cukup yakin, jika aku mengangkat wajah, salah satu atau beberapa orang dari mereka melirikku. Aku tidak suka, tetapi mau bagaimana lagi? Walau tak kukenal dengan baik, mereka semua terikat darah denganku.
Kita ubah ke sudut pandang orang ketiga. Dia kembali membaca bukunya, tetapi tak satu pun kalimat ia pahami. Suara-suara yang menyindirnya itu masih terdengar, kadang diselingi tawa. Dia cukup yakin, jika ia mengangkat wajah, salah satu atau beberapa orang dari mereka sedang meliriknya. Ia tidak suka, tetapi mau bagaimana lagi? Walau tak ia kenal dengan baik, mereka semua terikat darah dengannya.
Bila dilihat dari segi gaya bahasa. Maka cerpen ini sudah menggunakan gaya bahasa kekinian. Gundah artinya perasaan khawatir atau cemas terhadap sesuatu. Menggunjingkan artinya bergosip atau membicarakan orang lain. Deru artinya bunyi atau suara. Terakhir berdengung artinya seperti suara lebah. Semua kosa kata itu terdapat pada bahasa gaul.
Kata gaul lain yang bisa dipahami pada cerpen. Sunyi artinya tidak ada suara seperti diam dan hening. Baku hantam artinya bertengkar seperti memukul secara brutal oleh dua pihak. Syukur artinya perasaan berterima kasih saat kita mendapatkan suatu hal yang bagus. Mencengkram artinya menggenggam kuat seperti hewan buas mencengkram. Terakhir mustahil artinya tidak mungkin terjadi ketika suatu hal susah terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H