Mohon tunggu...
tita trsabita
tita trsabita Mohon Tunggu... Apoteker - Pelajar

Seorang pelajar yang percaya bahwa ☆Kesuksesan dimulai dari langkah kecil yang berani☆ Setiap hari adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rangkaian Kata Membuatku Terbawa Emosi Tokoh

15 November 2024   06:08 Diperbarui: 15 November 2024   06:12 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Adapun perasaanku saat membaca paragraf satu sedikit bingung karena langsung berisi dialog gunjingan, entah ditujukan kepada siapa. Setelah membaca paragraf dua aku mulai paham dengan ceritanya. Tiba-tiba aku menjadi kesal karena orang yang digunjing itu sepupunya sendiri. Aku sangat kesal pada paragraf 3,4 dan 5. Tokoh "Aku" bertanya dengan baik tapi tanggapan mereka sangat jutek terlihat pada paragraf 6.

Para penggunjing itu membicarakan hal yang bukan urusannya. Seharusnya mereka tidak terganggu. Aku melihat ini dari paragraf 7. Aku baru sadar ternyata kejadian ini di rumah sakit saat membaca paragraf 9. Setelah membaca paragraf 10 dan 11 akupun lega karena operasi kakek berhasil.

Menurutku tokoh "Aku" lebih cocok laki-laki. Tokoh aku menjelaskan lebih baik dia bermain game di rumah terdapat dalam paragraf 2. Tokoh "Aku" mengatakan "Kepalanku kian kuat" terdapat di paragraf 8. Pada paragraf terakhir tokoh "Aku" menyampaikan ia hendak baku hantam dengan Edo tadi. Logikanya tidak mungkin perempuan ingin baku hantam dengan laki-laki.

Cerpen ini memang rada aneh dan agak membingungkan. Misalnya "Suasana sunyi mengantarkan setiap bunyi dengan setia" Menurutku suasana sunyi membuat tokoh "Aku" mendengar semua ucapan para penggunjing. Aku menyimpulkan ini dari paragraf 1. Tokoh "Aku" mengatakan ia bisa mendengar mereka walau bersuara rendah. Ini juga dari paragraf 1.

Awalnya aku tidak sadar cerita ini terjadi di rumah sakit. Setelah membaca paragraf 9 aku sedikit terkejut karena kejadian ini di rumah sakit. Terdapat dialog pada paragraf 9 berisi "Operasi berhasil, pasien ada di ruang pemulihan.". Ucapan syukur keluarga tokoh "Aku" menguatkan bahwa ini terjadi di rumah sakit.

Menurutku perasaan tokoh aku saat berkata "... mereka semua terikat darah denganku" pasrah. Ia sadar mereka sepupunya. Seandainya tokoh "Aku" melawan mereka pasti hubungan mereka akan terpecah belah. Tidak hanya hubungan mereka mungkin hubungan keluarganya juga.

Maksud Bahar berkata "Kamu tidak mau bergabung, dan itu mengganggu" ia kesal. Tokoh "Aku" tidak bergabung dengan mereka. Tokoh "Aku" hanya membaca buku. Baharpun mulai menggunjingkan tokoh "Aku" akan hal itu. Seharusnya Bahar tidak terganggu karena membaca buku keinginan tokoh "Aku".

Perasaan tokoh pada paragraf 9 khawatir. Mereka memikirkan keadaan kakek. Setelah sekian lama mereka menunggu operasi kakek akhirnya pintu dibuka. Mendengar kalimat "Kaluarga Bapak pattarani" mereka terkejut dan cemas. Ini aku dapat pada paragraf 9.

Menurutku judul cerpen ini sudah cocok. Judul Yang Lebih Penting dari Aku cocok dengan cerita ini. Keluarga memang lebih penting dari diri kita. Dalam cerita ini keluarganya terlihat tidak akur. Setelah mendengar operasi kakek berhasil mereka kembali akur. Kakek sumber keakuran mereka.

Sudut pandang salah satu unsur cerpen. Sudut pandang dalam cerita adalah cara pandang pengarang dalam menyampaikan cerita kepada pembaca atau pendengar. Cerita ini kemudian menjadi lebih hidup serta disampaikan dengan baik kepada para pendengar atau pembacanya. Secara sederhana sudut pandang merupakan cara penulis dalam menempatkan dirinya dalam suatu cerita.

Sudut pandang ada 3. Pertama sudut pandang orang pertama. Penulis menggunakan kata ganti "Aku" atau "Saya" jika tunggal. Jika bentuknya jamak penulis menggunakan kata ganti "Kami". Penulis adalah bagian dari cerita dalam sudut pandang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun