Mohon tunggu...
tita trsabita
tita trsabita Mohon Tunggu... Apoteker - Pelajar

Seorang pelajar yang percaya bahwa ☆Kesuksesan dimulai dari langkah kecil yang berani☆ Setiap hari adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kijang Melaju Membawanya

13 September 2024   22:15 Diperbarui: 14 September 2024   15:35 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang anak bermata indah. Ya, anak itu bernama Lia. Sekarang usianya sudah 15 tahun.

Lia saat ini sedang menempuh ilmu di MTsN Padangpanjang.

Lia diberikan tugas oleh Bu Siti untuk membuat cerita pendek tentang kesalahannya di masa lampau 

"Anak-anak buatlah CERPEN dengan tema penyesalan di masa lampau!". Lia pun teringat kejadian konyol 11 tahun yang lalu.

Kala itu Lia menginjak umur 4 tahun. Wajah lugu dengan mata indahnya membuat siapapun terpana dengan wajahnya. Tidak lupa dengan rambut Lia selalu di kepang kala itu.

Sinar mentari pagi menerangi halaman rumah Lia. Hari Minggu cerah menemani cerita Lia kala itu. 

Pagi itu Lia sedang bermain dengan Abangnya bernama Andi. Jarak umur Andi hanya 2 tahun lebih tua dari Lia. Andi selalu baik kepada adiknya walaupun adiknya sedikit jahil. Andi juga memiliki alis tebal sebagai cirikhasnya.

Lia dan Abangnya memainkan mobil Tamiya. Mobil Tamiya itu di mainkan pada lintasannya. Mereka berdua berlomba-lomba untuk menjadi pemenang. Lia sangat senang memainkan Tamiya bersama Abangnya. 

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat mengakibatkan baterai Tamiya habis Tamiya pun berhenti mendadak.

Lia dan Abangnya berhenti memainkan itu. Andi Abangnya Lia pun segera membereskan mainan mereka.

Selesai membereskan, Abangnya Lia menyuruh Lia untuk meminjam HP kepada bundanya 

"Lia pinjam HP dong sama Bunda" Ucap Andi dengan berbisik. Lia pun pergi menemui bundanya untuk meminjam HP.

"Bunda Lia mau pinjam HP untuk main sama Abang boleh?" Tanya lia dengan lugunya serta mata berkedi-kedip.

"Boleh tapi jangan lama-lama, Bunda perlu HP nanti."Jawab bundanya dengan sedikit tegas.

Segera Lia mengambil HP di atas meja rias bundanya. 

Lia balik menemui Abangnya dengan HP di genggamannya. Andi mengatakan pada Lia

"Lia mau main apa?"

Tanya Andi sembari mengambil HP di genggaman Lia.

"Lia mau main Angry Birds." Jawabnya sambil menunggu Andi memberikan HP kepadanya. 

Setelah membukakan aplikasi Angry Birds Andi memberikan HP itu kepada Lia. Lia bermain dengan sesekali berbicara karena kesal 

 

'Ih kenapa gak kena sih.' Ucapnya dengan cemberut.

Andi pun tertawa mendengar ocehan adik kecilnya. 

Setengah jam berlalu lia pun bosan bermain HP. Namun Andi Abangnya Lia masih asyik memainkan benda pipih itu.

Lia pergi ke teras sambil membawa hp. Lia melihat bunga-bunga di terasnya. Muncul ide Lia untuk menyiram bunga di terasnya. Lia meletakkan HPnya di belakang mobil Kijang milik Ayahnya.

Segera ia mengambil penyiram bunga. Lia mengambil air terlebih dahulu sebelum menyiram bunga. Hati nya senang menyiram bunga ia pun bernyanyi

 

'Lihat kebunku penuh dengan bunga.' Terpampang wajah Lia sumringah.

Selesai menyiram bunga Lia masuk ke dalam rumah. Lia pergi ke lantai 2 untuk melihat pemandangan.

Lia sangat senang hingga dia lupa meninggalkan HPnya di belakang mobil Kijang. Lia masih menikmati pemandangan di lantai dua ia juga bermain boneka beruang. Lia pun terlena bermain dengan beruangnya. 

Ayah bersama Bunda Lia berencana pergi ke pasar dengan mobil Kijang.

"Ayah pergi dulu ya." Pamit Ayah pada orang di rumah. 

Lia pun di rumah bersama Abang Andi ada juga Nenek Lia menemaninya.

Lia masih dengan boneka beruangnya. Lama kelamaan ia pun bosan. Lia menuruni tangga ke lantai satu. Terlihat Abangnya sedang belajar. 

Lia melihat sekitar ia menemukan mainan peralatan dapur. Lia memainkan mainan itu dengan diisi pasir. Lia bermain sekitar setengah jam.

Tiba-tiba nenek Lia bertanya 

"Dimana HP Lia tadi nak?" Dengan alis dinaikkan. Lia pun berpikir.

'Waduh dimana ya?' dengan alis bertautan. 

"Eh tadi kan ada di belakang mobil Nek."Jawabnya kepada Nenek.

"Ayah sudah pergi sama mobil Lia." Jawab nenek sambil menatap Lia.

Lia terkejut segera ia berlari ke luar untuk melihat mobil. Benar saja mobilnya sudah dibawa pergi sama Ayah Lia. Lia pun panik. 

"Nek Lia lupa ngambilnya tadi."Dengan mata berkaca-kaca. Lia pun menangis.

"Nek nanti Ayah sama Bunda marah gimana?" Tanya Lia sambil menangis.

Nenek segera menenangkan Lia 

"Nanti biar Nenek bicara sama Ayah." 

Jawab Nenek sambil tersenyum. 

Lia sedikit tenang walau masih menyalahkan kecerobohannya. Nenek mengajak Lia menonton TV agar tidak terlalu kepikiran. Lia pun nonton TV bersama Nenek walau masih tersedu sedu.

Dua jam berlalu Ayah Lia sampai di rumah bersama Bunda Lia. Ayah Lia bertanya 

"Mana HP tadi Lia?"

Tanya Ayah. Lia segera pergi mendekati Nenek. 

Nenek pun berkata 

"HPnya tadi di belakang mobil sebelum kamu pergi"

Jawab Nenek dengan tenang.

Ayah Lia pergi ke luar untuk melihat ke belakang mobil. Ternyata HPnya sudah tidak ada. Ayah Lia mencari HP di sekitar mobil juga di jalanan terdekat.

Ayah Lia juga menanyakan kepada orang-orang pasar apakah mereka melihat HP tersebut. Nyatanya tidak ada satu orangpun yang melihat.

Susah payah Ayah Lia mencari sampai mengendarai mobil lagi ke jalan tetapi HPnya tidak ditemukan juga. 

Akhirnya Ayah Lia memutuskan untuk kembali ke Rumah dengan sedikit kesal kepada Lia. 

Setibanya di rumah Ayah Lia marah

"Kenapa disana di letakkin!" 

Dengan sedikit membentak.

Lia menggerutu dalam hatinya 

'Lia kenapa dirimu bisa lupa sih.' Dengan tangan gemetar.

Lia berlari ke belakang Neneknya. Nenek memeluk Lia untuk menenangkannya. 

"Gimana lagi udah kejadian juga "

Ucap Nenek dengan menatap tajam Ayah Lia.

"Bicara sama anak tuh baik-baik, Jangan dibentak! Pernah kecil gak sih?" 

Ucap Nenek membalas bentakkan Ayah Lia. 

Ayah Lia bertambah kesal

'Ini juga udah tau cucunya salah masih juga dibela hadeh.' Ucapnya dalam hati. Wajah Ayah Lia memerah karena menahan amarahnya.

Ayah Lia segera ke kamar. Ia menceritakan kejadian itu kepada Bunda Lia.

Lia hanya bersama Nenek setelah Ayahnya membentak.

Sore hari Bunda memanggil Lia 

"Lia kesini sebentar!" Dengan nada bicara sedikit tinggi. 

'Bunda mau bilang apa ya sama Lia?.' Ucap Lia dalam hati sambil menebak-nebak.

Lia segera menemui Bundanya. Bunda memarahi Lia 

"Lia kenapa dihilangin HPnya!" Ucap Bunda Lia.

"Kan Lia udah bilang Lia lupa Bunda!." Ucap Lia dengan mata berkaca-kaca.

Lia mendengarkan Bundanya marah sambil ketakutan hingga jantungnya berdetak kencang. Lia pun menangis karena dimarahi. 

Bunda Lia segera memegang tangan lia menuju kamar mandi. Lia dikunci di kamar mandi sebagai hukuman menghilangkan HP.

Lia berteriak

"Bundaa Lia takut" ucapnya sambil menangis histeris karena Bunda Lia mematikan lampu kamar mandi. 

"Renungin kesalahan kamu, ngerti?." Ucap Bunda berteriak dari luar kamar mandi.

Lia menangis di dalam kamar mandi selama 10 menit. 

Bunda Lia pun membuka pintu kamar mandi. Lia berlari kocar kacir dari kamar mandi. Lia segera memeluk Bundanya.

"Bunda maafin Lia tadi Lia lupa ngambil HPnya." dengan menangis. 

Bunda Lia masih marah kepada Lia. Bundanya hanya diam menantap putrinya itu. Tidak mendapat jawaban dari Bunda, Lia pergi ke tempat Nenek di ruang nonton. Nenek memeluk Lia sambil menenangkan.

"Bunda udah gak sayang sama Lia lagi Nek Bunda marah sama Lia." Ucap Lia sembari menghapus sisa air matanya.

"Bunda sayang sama Lia Nak Bunda mau ngasih pemahaman sama Lia kalau Lia ga boleh ceroboh lagi." 

Ucap Nenek mengusap kepala Lia. 

Lia merasa Bunda jahat kepadanya. Namun ucapan Nenek membuat Lia tenang.

Ayah Lia masih marah kepadanya. Ayah memarahi Lia memberi pemahaman.

"Jangan ceroboh lagi seperti tadi!." Ucap Ayah Lia dengan tatapan tajam.

Lia segera meminta maaf kepada Ayahnya. 

"Iya yah Lia gak bakal ngulangin lagi." Ucapnya dengan gemetar.

"Minta maaf sama Bunda bukan sama Ayah." Ucap Ayah Lia dengan sedikit ketus. 

Lia pergi ke tempat Bunda 

"Bunda maafin Lia udah ngilangin HP Bunda." Ucapnya dengan raut wajah sedih. 

Bunda menjawab

"Iya udah Bunda maafin jangan diulangi lagi! Hal kecil itu jangan pernah dilupain." Ucap Bunda Lia memberi peringatan.

"Iya Bunda." Ucap Lia menunduk.

Bunda Lia pun memeluk tubuh kecil putrinya.

"Maafin Bunda juga ya nak." 

Ucap Bunda sambil tersenyum. 

"Iya Bunda Lia udah maafin Bunda kok."

Ucap Lia tersenyum bahagia. 

Lia menceritakan kepada Nenek kejadian itu. Nenek mengatakan

"Nah Bunda tu sayang sama Lia." Ucap Nenek dengan senyuman.

"Iya Nek Bunda sayang sama Lia."Ucapnya sembari menatap Neneknya.

Lia sekarang telah berumur 15 tahun pun menuliskan ceritanya dalam tugas sekolahnya. Ternyata cerita mobil Kijang memiliki kenangan indah dalam hidupnya. 

Mobil Kijang itu mungkin telah membawanya pergi tapi kenangan tercipta di antara deru mesinnya akan tetap hidup dalam ingatan tak peduli seberapa jauh ia melangkah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun