Mohon tunggu...
Adjie Rahardja
Adjie Rahardja Mohon Tunggu... -

Ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Humor

HUMOR ALA RASULULLAH SAW

31 Agustus 2012   02:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:06 5376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Sulit dipungkiri bahwa tersenyum dan tertawa merupakan salah satu kebutuhan dalam hidup manusia. Humor adalah salah satu hal yang dapat mengundang senyum dan tawa seseorang. Di sela-sela kesibukan di dalam bekerja untuk mencari nafkah, humor menjadi warna penting untuk menghidupkan kembali suasana hati. Seorang yang humoris pun lebih dinanti dibandingkan seorang yang dingin. Humor juga dapat memberikan banyak manfaat, yang antara lain:


  1. dapat mengurangi rasa sakit,
  2. dapat membuat hati menjadi rileks,
  3. dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
  4. dapat mengurangi stres, dan
  5. dapat mengurangi rasa takut yang tidak perlu.


Di dalam ajaran Islam yang begitu komprehensif pun ada batasan-batasan seseorang untuk bercanda yang apabila dipatuhi akan melahirkan humor-humor yang positif, manusiawi, tidak ada unsur menyakiti hati, dan tidak ada unsur dusta atau kebohongan. Batasan-batasan humor di dalam Islam antara lain:


  1. Tetap berada pada tujuan bahwa humor sekedar untuk menghidupkan suasana dan tidak berlebihan, misalnya sampai harus menjatuhkan kehormatan orang lain
  2. Tidak boleh menjadikan tauhid, yang merupakan inti ajaran Islam, sebagai bahan lelucon
  3. Tidak ada perkataan yang mengandung dusta (kebohongan) di saat bercanda sebagaimana Rasullullah SAW bersabda, “Aku menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seseorang yang memperbaiki akhlaknya.” (HR. Abu Dawud).
    Rasullullah SAW pun telah memberi ancaman terhadap orang yang berdusta untuk membuat orang lain tertawa dengan sabda beliau, “Celakalah seseorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
    Para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai, Rasullullah! Apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami?” Maka Rasulullah SAW dengan sabdanya, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Imam Ahmad dengan derajat shahih)
  4. Tidak menakut-nakuti seorang muslim dalam bercanda. Rasullullah SAW bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya, baik bercanda maupun bersungguh-sungguh.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
    Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR. Abu Dawud)
  5. Tidak boleh  melecehkan sekelompok orang tertentu, misalnya bercanda dengan melecehkan penduduk daerah tertentu, atau profesi tertentu, bahasa tertentu dan lain sebagainya, yang perbuatan ini sangat dilarang.
  6. Menghindari bercanda yang berisi tuduhan dan fitnah terhadap orang lain. Sebagian orang bercanda dengan temannya lalu mencela, memfitnahnya, atau menyifatinya dengan perbuatan yang keji untuk membuat orang lain tertawa.
  7. Menghindari bercanda dengan aksi atau kata-kata yang buruk.  Allah telah berfirman, yang artinya, “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kalian.” (QS. al-Isra’:53)
  8. Tidak banyak tertawa sebagaimana Rasulullah SAW telah mengingatkan agar tidak banyak tertawa, “Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah)


Adapun contoh praktis tentang humor yang tidak melewati batasan-batasan dalam Islam, sebagaimana yang pernah diajarkan Rasulullah dapat kita lihat berikut ini.

Anak Unta

Seseorang sahabat mendatangi Rasulullah SAW dan meminta agar Rasulullah SAW membantunya mencari unta untuk memindahkan barang-barangnya. Rasulullah berkata, “Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”.

Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat, “Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barang ku ini?”

Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta”

Sahabat itupun tersenyum dan dia mengerti canda Rasulullah.

(Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi. Sanad sahih)

Zahir Si Lelaki Padang Pasir

Seorang sahabat bernama Zahir yang agak lemah daya pikirannya, namun Rasulullah SAW mencintainya, begitu juga Zahir mencintai Rasulullah SAW.  Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir sehingga Rasulullah SAW berkata, “Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”.

Suatu hari ketika Rasulullah SAW sedang ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah SAW memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir pun kaget, “Heii……siapa ini?? lepaskan aku!!!”, Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah SAW.

Zahir segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah SAW. Rasulullah SAW berkata, “Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini??”

Zahir berkata, “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka”

Rasulullah SAW menjawab, “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia?”

Zahir makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah SAW.

(Riwayat Imam Ahmad dari Anas RA)

Bila Siti Aisyah RA Marah

Rasulullah SAW juga pernah bersabda kepada ‘Asiyah, “Aku tahu saat kamu senang kepadaku dan saat kamu marah kepadaku.” Aisyah bertanya, “Dari mana engkau mengetahuinya?”

Beliau menjawab, ” Kalau engkau sedang senang kepadaku, engkau akan mengatakan dalam sumpahmu “Tidak demi Tuhan Muhammad”. Akan tetapi jika engkau sedang marah, engkau akan bersumpah, “Tidak demi Tuhan Ibrahim!”.

Aisyah pun menjawab, “Benar, tapi demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak akan meninggalkan, kecuali namamu saja”

(HR Bukhari dan Muslim)

Berlomba dengan Aisyah RA

Aisyah RA berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, saat itu tubuhku masih ramping. Beliau lalu berkata kepada para sahabat beliau, ”Silakan kalian berjalan duluan!” Para sahabat pun berjalan duluan semua, kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.” Aku pun menyambut ajakan beliau dan ternyata aku dapat mendahului beliau dalam berlari."

Beberapa waktu setelah kejadian itu dalam sebuah riwayat disebutkan: ”Beliau lama tidak mengajakku bepergian sampai tubuhku gemuk dan aku lupa akan kejadian itu.” Suatu ketika aku bepergian lagi bersama beliau. Beliau pun berkata kepada para sahabatnya. “Silakan kalian berjalan duluan.” Para sahabat pun kemudian berjalan lebih dulu. kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.”

Saat itu aku sudah lupa terhadap kemenanganku pada waktu yang lalu dan kini badanku sudah gemuk. Aku berkata, “Bagaimana aku dapat mendahului engkau, wahai Rasulullah, sedangkan keadaanku seperti ini?” Beliau berkata, “Marilah kita mulai.” Aku pun melayani ajakan berlomba dan ternyata beliau mendahului aku. Beliau tertawa seraya berkata, ” Ini untuk menebus kekalahanku dalam lomba yang dulu.”

(HR Ahmad dan Abi Dawud)

Tidak Ada Perempuan Tua di Surga

Seorang perempuan tua bertanya pada Rasulullah SAW, “Ya Utusan Allah, apakah perempuan tua seperti aku layak masuk surga?”

Rasulullah menjawab,“Ya Umi, sesungguhnya di surga tidak ada perempuan tua”.

Perempuan itu menangis mengingat nasibnya. Kemudian Rasulullah SAW mengutip salah satu firman Allah SWT di surat Al Waaqi’ah ayat 35-37, “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya”

(Riwayat At Tirmidzi, hadits hasan)

Rasulullah SAW Bercanda dengan Ali bin Abi Thalib RA

Suatu hari Rasulullah SAW bersama Ali dan sahabat yang lain sedang makan kurma bersama-sama. Pada saat makan kurma itu biji kurma bekas Ali diletakkan di depan Rasulullah SAW. Ketika hampir selesai, sambil senyum-senyum Ali berkata,  “Ya, Rasulullah kelihatan engkau sangat lapar karena makan kurma begitu banyak, lihat biji kurma itu banyak di depan engkau.”

Kemudian dengan cepat Rasulullah SAW mejawab, ”Bukannya engkau yang sangat lapar karena makan kurma bersama biji-bijinya? Lihat tidak ada biji kurma di depan mu." :D

Rasulullah SAW Bercanda Bersama Keluarganya

Aisyah bercerita, "Rasulullah SAW dan Saudah binti Zum'ah berada disisiku, lalu aku buatkan harirah (tepung yang dimasak dengan susu atau lemak) dan aku hidangkan untuk beliau. lalu aku hidangkan untuk Saudah," Makanlah !"

"Aku tidak suka," kata saudah, menolak

"Kau harus makan atau aku lumurkan ke mukamu!"

"Aku benar-benar tidak suka," lagi lagi saudah menolak tawaranku. Lalu aku mengambil sedikit kue dari pinggan, lantas kuoleskan ke mukanya. Saat itu, Rasulullah SAW merendahkan kedua lututnya kepada Saudah agar ia dapat mendekat kepadaku. Setelah itu (dengan cepat), Saudah mengambil kue dari pinggan dan mengoleskannya ke mukaku. Melihat semua itu, Rasulullah hanya tertawa."

Demikianlah beberapa contoh bagaimana manusia paling agung itu menciptakan sedikit tempat peristirahatan bagi hatinya di sela-sela beratnya tugas mengemban amanah agung dari Allah SWT untuk menyampaikan ajaran Islam kepada manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun