(Alya dan sekar duduk di bangku taman, masing-masing membawa buku. Sekar terlihat bosan, sementara Alya tampak antusias membaca buku.)
Alya: Sekar, kamu tahu nggak, bulan ini kan Bulan Bahasa, lho! Harusnya kita ikut merayakan dengan lebih mencintai bahasa kita.
Sekar : Bulan Bahasa? Hmm, sebenarnya aku nggak terlalu peduli, Alya. Bahasa Indonesia itu kan cuma alat untuk ngomong sehari-hari, nggak lebih dari itu, kan?
Alya: (terkejut) Â Aduh, Sekar! Kamu nggak ngerti deh, bahasa itu bukan cuma alat komunikasi. Bahasa Indonesia itu indah, kaya, dan punya makna yang dalam. Kita bisa lewat bahasa untuk menyampaikan perasaan, pikiran, bahkan mengungkapkan seni!
Sekar: Â Tapi, Alya... menurut aku, bahasa itu ribet. Kadang, aku merasa kalau ngomong pakai bahasa Indonesia itu terasa kaku. Apalagi, ada banyak aturan yang bikin aku bingung.
Alya: Â Iya sih, memang ada aturan dalam bahasa, tapi justru itu yang membuat bahasa Indonesia kaya! Bayangin deh, kalau kita nggak punya aturan gramatikal, bisa kacau kan cara orang ngomong? Bahasa itu juga ada seni dalam memilih kata yang tepat.
Sekar: Â Seni? Maksud kamu gimana, Alya?
Alya: (tersenyum) Misalnya, puisi atau cerita pendek. Kalau kamu bisa menulis dengan bahasa Indonesia yang indah, bisa membuat orang merasa apa yang kamu rasakan. Itu loh yang aku suka!
Sekar : (agak skeptis) Â Hmm, menarik sih... tapi aku nggak yakin bisa nulis puisi atau cerita yang bagus. Pasti sulit.
ADEGAN 2: MENCIPTAKAN KARYA
(Alya membuka laptopnya dan mulai mengetik sesuatu. Sekar melihat dengan penasaran.)