Dengan demikian, marilah Bersama-sama mendukung pelaksanaan Asesmen Nasional mulai tahun 2021 sebagai bagian dari Reformasi Pendidikan Indonesia.
Manfaat Asesmen NasionalÂ
Ada pun Asesmen Nasional mempunyai manfaat, antara lain:
1. Potret kualitas pembelajaran di sekolah/daerah.
2. Umpan balik peningkatan kualitas pembelajaran sekolah/daerah.
3. Dasar penyusunan program peningkatan kualitas pembelajaran sekolah/daerah.
Asesmen Nasional meliputi tiga bagian, yaitu:
1. Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) mengukur kemampuan peserta didik pada aspek kognitif dalam aspek membaca (literasi) dan matematika (numerasi) sebagai modal peserta didik untuk menguasai kompetensi berbagai mata pelajaran terkait dengan membaca dan matematika.
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif, yaitu literasi dan numerasi. Kedua aspek kompetensi minimum tersebut menjadi syarat minimum bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karir yang ingin mereka tekuni di masa depan.
Fokus kepada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti penting mata pelajaran, karena justru membentu peserta didik untuk mempelajari bidang ilmu lain, terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan dalam bentuk angka atau secara kuantitatif.
Jadi, kemampuan literasi dan numerasi adalah kemampuan yang akan berdampak pada semua mata pelajaran yang diajarkan dan dipelajari oleh peserta didik.
Selain Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), peserta didik mengikuti Survei Karakter oleh pemerintah yang bertujuan Penguatan Pendidikan Karakter dengan budi pekerti yang matang, karena Survei Karakter adalah proses belajar yang pada hakikatnya ada untuk "memanusiakan manusia".
Survei karakter yang dirancang untuk mengukur pencapaian peserta didik dari hasil belajar sosial emosional berupa pilar karakter untuk mencetak profil pelajar Pancasilais dengan enam indikator utama, yaitu:
- Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia,
- Ke-Bhinekaan global,
- Kemandirian,
- Gotong-royong,
- Bernalar kritis,
- Kreativitas.
Oleh karena itu, peserta didik harus diperlakukan secara manusiawi dengan Penguatan Pendidikan Karakter yang religius, nasionalis, integritas, mandiri, gotong-royong sehingga menjadi pelajar Pancasilais yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global (membangun kebhinekaan tidak hanya di dalam negeri saja tetapi juga di negara-negara lain untuk bisa bermitra dengan negara lain), bergotong-royong, dan bernalar kritis.
Asesmen Nasional berikutnya adalah Survei Lingkungan Belajar. Survei Lingkungan Belajar untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.
Dalam hal ini, sekolah harus menjadi "taman belajar" bagi siswa
(Ki Hajar Dewantara)
Dengan demikian, potret sekolah yang kondusif (aman, nyaman) harus diwujudkan.
Menyikapi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) meliputi:
1. Literasi (membaca)
Sebagai pondasi membaca berikutnya sesuai perintah Allah SWT dalam Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu iqra', sehingga sejauh mana budaya membaca menjadi kebiasaan hidup.
2. Numerasi (Angka/berhitung)
Sebagai bagian dari literasi sehingga pembelajarannya bermakna dengan mengetahui manfaatnya dan menjadi ilmu yang bermanfaat.