Mohon tunggu...
Tita
Tita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Linguistik

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Idul Fitri: Makna dan Romantikanya | Kajian Semantik

12 Mei 2022   14:35 Diperbarui: 12 Mei 2022   14:48 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sebelum ajaran islam diturunkan kepada Nabi Muhammad  SAW di Makkah, masyarakat Jahiliyah Arab sudah memiliki dua hari raya, yakni Nairiuz dan Marjaan. Kaum Arab Jahiliyah menggelar kedua hari raya itu dengan menggelar pesta-pora. Selain menari-nari, baik tarian perang maupun ketangkasan, mereka juga merayakan hari raya dengan bernyanyi dan menyantap hidangan lezat serta minuman memabukan. 

"Nairuz dan Marjaan merupakan tradisi hari raya yang berasal dari Zaman Persia Kuno. 

Setelah turunnya kewajiban menunaikan ibadah puasa Ramadhan pada 2 Hijriyah, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan An-Nasa'I Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha."(HR Daud dan Nasai). 

Sejarah Hari Raya Idul Fitri berkaitan erat dengan dua peristiwa dalam sejarah Islam, yaitu Perang Badar dan Hari Raya masyarakat Jahiliyah. Perayaan Idul Fitri pertama kali digelar pada tahun ke -2 Hijriah, yaitu bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin pada Perang Badar. 

Perang yang terjadi pada Ramadhan itu dengan jumlah pasukan disisi umat Muslim yang jauh lebih sedikit dibanding kaum kafir, nyatanya diganjar Allah dengan perayaan yang luar biasa indah dan barokah yaitu Idul fitri. Imam Ibnu Katsir pernah menjabarkan bagaimana perayaan idul Fitri terjadi di masa Rasulullah SAW. 

Dalam sebuah Riwayat hadis shahih. Rasulullah pernah merayakan hari pertama raya Idul Fitri dalam kondisi letih. Beliau bahkan sampai bersandar pada Bilal bin Rabah dan menyampaikan khutbahnya. Tulis khazanah islam.

Hari raya Idul Fitri merupakan suatu perayaan yang dilakukan umat Islam atas kemenangannya menahan diri dari makan dan minum serta menjauhi dari berbagai pekerjaan atau aktivitas yang mencederai pahala puasa Ramadhan sebulan penuh. Pada hari itu syariat islam mengharamkan pemeluknya melakukan puasa.

Secara Bahasa atau harfiah, idul fitri artinya kembali ke fitrah. Kata fitrah berasal dari kata futhur yang berarti kembali makan pagi atau sarapan.  Jadi, idul fitri bermakna kembali sarapan, tidak seperti pada bulan Ramadhan yang harus berpuasa. 

Menurut Prof. HM Baharudin, hakikat perayaan Idul Fitri sendiri sejatinya adalah perayaan kemenangan iman dan ilmu atas nafsu di medan jihad Ramadhan. Umat Islam yang berhasil menjinakan nafsu selama Ramadhan kembali fitrah dan layak untuk merayakan dengan cara yang baik dan benar. 

Adapun pada hari raya idul Fitri umat muslim melaksanakan shalat sunnah yang disebut shalat sunnah  Idul Fitri. Sholat sunnah Idul Fitri ini bermakna sebagai penutup dan ungkapan syukur atas selesainya ibadah puasa yang dilakukan selama satu bulan penuh, sebagaimana shalat sunnah Idul Adha sebagai penutup dan ungkapan syukur atas dilaksanakannya ibadah haji.

Pada Dinasti Abbasiyah, perayaan Idul Fitri dilakukan dengan rangkaian kegiatan yang meriah. Biasanya pada zaman tersebut perayaan dilakukan selama tiga hari yang diakhiri dengan menyantap beraneka ragam makanan halal yang disajikan.

Adapun berbagai tradisi perayaan idul Fitri di Indonesia di antaranya:

1. Ketupat

Disetiap perayaan lebaran tidak pernah lepas dari kehadiran ketupat. Hampir setiap rumah akan menyajikan kuliner khas ini dihari raya Idul Fitri lengkap dengan berbagai lauk pendamping yang tak kalah khas seperti opor, rendang, sambal goreng dan lainnya.

2. Salam Tempel

Tradisi salam tempel adalah dimana anggota keluarga yang telah dewasa dan berpenghasilan akan membagi-bagikan amplop berisikan THR kepada anak-anak kecil. Tak heran ini merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu oleh anak kecil.

3. Baju Baru

Tradisi Idul Fitri yang cukup melekat di masyarakat Indonesia adalah kebiasaan mengenakan pakaian serba baru. Kebiasaan ini berkaitan dengan anjuran dalam agama islam untuk mengenakan pakaian terbaiknya saat menyambut idul fitri sebagai makna syukur.

4. Parcel Lebaran

Parcel Lebaran merupakan salahsatu tradisi yang sangat popular di Indonesia dimana orang-orang akan membagikan bingkisan kepada sanak saudara atau kerabat yang merayakan idulfitri. Adapun isi parcel lebaran tersebut biasanya minuman dan makanan ringan khas Idul Fitri seperti kue dan lainnya.

5. Takbiran

Takbiran merupakan tradisi lebaran di Indonesia selanjutnya yang berlangsung malam hari menjelang hari lebaran dimana orang-orang berkeliling mengumandangkan takbir sembari menabuh beduk dengan meriah. Pawai takbiran ini sendiri bisa berbeda beda disetiap daerah tergantung tradisi di daerah tersebut.

6. Petasan dan Kembang api

Petasan dan kembang api merupakan salahsatu cara merayakan perayaan Idul Fitri di Indonesia biasanya petasan dan kembang api ini dinyalakan di pagi hari setelah idul Fitri dan di malam takbiran.

7. Ziarah atau nyekar

Melakukan ziarah kubur atau nyekar ke makam keluarga dan leluhur adalah salahsatu tradisi lebaran dan juga kerap dilakukan masyarakat di Indonesia dihari raya Idul Fitri.

8. Halal bi halal

Di Indonesia tidak hanya memaknai Idul fitri  atau Lebaran sebagai hari raya maupun hari kemenangan saja, tetapi juga memaknainya sebagai bentuk penguatan silatuharim diantara keluarga, tetangga, dan masyarakat dengan saling memaafkan. 

Tradisi maaf-memaafkan ini tidak lepas dari makna Idul Fitri itu sendiri. Kelapangan dada dalam makna ini turut mewarnai Idul Fitri sehingga masyarakat Indonesia menyebutnya Lebaran (asal kata lebar, artinya lapang)  tulis Fathoni Ahmad.

9. Mudik

Tradisi lebaran selanjutnya di Indonesia yaitu mudik atau pulang kampung. Momen mudik ini bisa dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga sebelum kembali ke rutinitas setelah libur lebaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun