Mohon tunggu...
Tiska Dwi
Tiska Dwi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Membentuk Diri Lebih Berpikir Logis Dan Sistemastis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa saja Perkembangan Kognitif yang Terjadi pada Masa Pertengahan dan Akhir Anak?

19 November 2022   23:15 Diperbarui: 19 November 2022   23:22 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masuknya anak-anak ke kelas satu menandai awal masa kanak-kanak menengah dan akhir. Bagi sebagian besar anak, ini merupakan perubahan besar dalam pola hidup mereka. Hal ini karena memasuki kelas satu merupakan peristiwa penting bagi anak yang dapat menimbulkan perubahan sikap, nilai, dan perilaku, serta merupakan masa kematangan seksual individu. 

Masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar merupakan awal dari masa kanak-kanak menengah dan akhir. Bagi kebanyakan anak, ini adalah bagian penting dari pola hidup. Sebab, memasuki kelas satu merupakan peristiwa penting bagi seorang anak yang mengarah pada perubahan sikap, nilai, dan perilaku.

Tahukah pada umur berapak anak anda sudah mengalami pemahaman terhadap permasalahan secara mendalam? Apakah anak anda memasuki tahap operasional konkret? Apakah anak anda sudah lebih peka terhadap perasaannya sendiri dan perasaaan orang lain? Atau apakah anda tahu bahwa setiap anak memiliki perkembangan kognitif?

Apa itu kognitif?

Kognitif adalah pengetahuan luas tentang berpikir dan mengamati, dan kognitif adalah perilaku yang diperlukan untuk mengarahkan orang memperoleh pengetahuan atau menggunakan pengetahuan itu.

1. Perkembangan Kognitif menurut Piaget

Menurut Piaget, operasi adalah hubungan logis antara konsep atau skenario. Sedangkan operasi konkrit adalah kegiatan mental yang ditujukan pada objek dan peristiwa yang berwujud atau terukur konkrit. Anak akan mengalami tiga proses yang disebut operasi, yaitu: negasi. Pada masa praoperasional, anak hanya dapat melihat awal dan akhir dari deretan benda. 

Hubungan timbal balik. Ketika anak melihat bagaimana deretan benda ini berubah, anak mengetahui bahwa benda dari benda ini telah berubah, dan posisinya berbeda dari sebelumnya, tetapi anak mengetahui bahwa jumlah bendanya sama.

 Identitas, anak-anak pada masa operasi tertentu sudah dapat mengenali objek-objek pada baris tersebut satu per satu. Anak bisa menghitung, sehingga meskipun benda dipindahkan anak dapat mengetahui bahwa jumlahnya akan tetap sama.

2. Perkembangan Memori

    Pada usia 7 tahun, anak memasuki tahap operasional konkret. Dinamakan demikian karena pada masa ini anak dapat menggunakan operasi mental untuk memecahkan masalah tertentu (actual). Anak-anak dapat berpikir lebih logis dari sebelumnya karena mereka sekarang dapat mempertimbangkan semua aspek dari suatu situasi. 

Meski begitu, mereka hanya sebatas memikirkan apa yang sebenarnya terjadi saat itu, dan kemampuan kognitif mereka berkembang pesat saat anak memasuki sekolah dasar. Karena bersekolah berarti dunia dan minat anak semakin luas, dan dengan meluasnya minat, pemahaman tentang orang dan benda yang sebelumnya kurang berarti bagi anak juga bertambah.

Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara bertahap. Jika kemampuan berpikir anak masih imajinatif dan egosentris. Kemudian pada tahap sekolah dasar ini kemampuan berpikir anak akan berkembang ke arah yang spesifik, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi begitu kuat sehingga sang anak benar-benar dalam tahap belajar. 

Pada tahap pertengahan dan akhir, anak-anak menunjukkan perubahan penting dalam cara mereka mengatur dan mengingat informasi. Setelah anak berusia 7 tahun, tidak ada peningkatan yang jelas. Mereka memproses informasi secara berbeda dari orang dewasa. 

Di masa kanak-kanak menengah dan akhir, ingatan jangka panjang anak-anak tampaknya membaik seiring bertambahnya usia. Hal ini dikarenakan memori jangka panjang sangat bergantung pada aktivitas belajar individu saat belajar dan mengingat informasi. 

Menurut Marin, terdapat empat strategi ingatan yaitu retelling, organization, imagery dan retrieval. Pengulangan adalah strategi untuk meningkatkan retensi dengan mengulang informasi beberapa kali setelah disajikan.

Organisasi (organization), seperti klasifikasi dan pengelompokan, merupakan strategi ingatan yang sering digunakan orang dewasa. Imagery (perbandingan) adalah salah satu ciri perumpamaan manusia. Siswa tahun pertama telah meningkatkan daya ingatnya melalui pelatihan pembentukan perbandingan interaktif. Retrieval (pemunculan Kembali) adalah proses menghapus atau mengambil informasi dari memori.

3. Perkembangan Pemikiran Kritis

Berpikir kritis adalah tentang memahami atau merenungkan masalah secara mendalam, mengingat pendekatan dan perspektif yang berbeda, bukan hanya mempercayai informasi dari berbagai sumber. 

Kembangkan pemikiran kritis anak dengan mengajari mereka menggunakan proses berpikir yang benar, mengembangkan strategi pemecahan masalah, meningkatkan pola pikir, dan menginspirasi anak untuk menggunakan keterampilan berpikir yang baru mereka pelajari.

4. Perkembangan Intelegensi (IQ)

Intelegensi Quotions telah lama dikenal sebagai standar yang menentukan perkembangan kemampuan dan pencapaian terbaik hasil akademik anak di sekolah. Dengan mengetahui intelegensinnya, anak dapat dikategorikan sebagai pandai/cerdas (jenius), rata-rata atau bodoh (idiot). Intelegensi dapat dijelaskan sebagai kemampuan berpikir abstrak, memecahkan masalah dengan menggunakan simbol-simbol verbal, dan belajar beradaptasi.

5. Perkembangan Kecerdasan Emosional (EQ)

Menurut Goleman Emotional Quotions (Kecerdasan Emosional) memiliki lima komponen penting, yaitu: Mengenali Emosi, Mengelola Emosi, Memotivasi Diri Sendiri, Mengenali Emosi Orang Lain, dan Membangun hubungan. 

Seiring bertambahnya usia anak, mereka menjadi lebih peka terhadap perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Mereka lebih mampu mengatur ekspresi emosional mereka dalam situasi sosial dan mampu mengatasi tekanan emosional orang lain. Pada usia 7 atau 8 tahun, rasa malu dan bangga terlibat dalam perilaku mereka dan jenis sosialisasi yang mereka terima.

6. Perkembangan Kecerdasan Spiritual (SQ)

Spiritual Quations atau kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang menghadapi dan menyelesaikan pertanyaan makna dan nilai, yaitu kecerdasan yang menempatkan tindakan dan kehidupan kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, menilai bahwa tindakan atau gaya hidup seseorang lebih bermakna daripada kecerdasan orang lain.

Aspek di dalam SQ adalah kecerdasan yang mengolah dan menyelesaikan persoalan makna dan nilai, SQ adalah kecerdasan yang mengidentifikasi perilaku dan kehidupan manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, SQ adalah kecerdasan yang menilai bahwa perilaku atau cara hidup seseorang lebih bermakna daripada yang lain. 

Kecerdasan yang bermakna. Lainnya, SQ adalah kecerdasan yang tidak hanya mengetahui nilai-nilai yang ada, tetapi juga secara kreatif menemukan nilai-nilai baru. 

7. Perkembangan Kreativitas

Kreativitas mengembangkan kemampuan untuk memikirkan hal-hal dengan cara yang baru dan tidak biasa dan menghasilkan solusi unik untuk masalah. Definisi sederhana dari kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru. Manifestasinya adalah perilaku manusia. Melalui penelitiannya di Indonesia, Utami Munandar (1977) menyebutkan ciri-ciri kepribadian kreatif yang diharapkan oleh masyarakat Indonesia, yaitu:

  •  1. Mempunyai daya imajinasi yang kuat
  •  2. Mempunyai inisiatif
  •  3. Mempunyai kebebasan dalam berfikir
  •  4. Mempunyai minat yang luas
  •  5. Bersifat ingin tahu
  •  6. Mempunyai kepercayaan diri yang kuat
  •  7. Selalu ingin pendapatkan pengalaman-pengalaman baru
  •  8. Penuh semangat                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           

8. Perkembangan Bahasa                                                                                                                                                                                               

Perkembangan bahasa berlanjut pada akhir masa kanak-kanak. Kosa kata anak anda meningkat, dan cara mereka menggunakan kata dan kalimat menjadi lebih kompleks dan lebih seperti bahasa orang dewasa. 

Dari berbagai pelajaran yang diberikan di sekolah, mulai dari membaca, berbicara dengan anak lain, hingga melalui radio dan televisi, anak-anak menambah kosa kata yang mereka gunakan dalam berbicara atau menulis.

 Pada saat seorang anak masuk kelas satu, kosa kata katanya mencapai 20.000 hingga 24.000 kata. Saat anak anda duduk di kelas 6 SD, kosa katanya sudah mencapai 50.000 kata.        

  •                                    
  • Jadi perkembangan kognitif yang terjadi pada masa pertengahan dan akhir anak ada 8 yaitu :
  • Perkembangan Kognitif
  • Perkembangan Memori
  • Perkembangan Pemikiran Kritis
  • Perkembangan Intelegensi (IQ)
  • Perkembangan Kecerdasan Emosional (EQ)
  • Perkembangan Kecerdasan Spiritual (SQ)
  • Perkembangan Kreativitas
  • Perkembangan Bahasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun