Meski begitu, mereka hanya sebatas memikirkan apa yang sebenarnya terjadi saat itu, dan kemampuan kognitif mereka berkembang pesat saat anak memasuki sekolah dasar. Karena bersekolah berarti dunia dan minat anak semakin luas, dan dengan meluasnya minat, pemahaman tentang orang dan benda yang sebelumnya kurang berarti bagi anak juga bertambah.
Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara bertahap. Jika kemampuan berpikir anak masih imajinatif dan egosentris. Kemudian pada tahap sekolah dasar ini kemampuan berpikir anak akan berkembang ke arah yang spesifik, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi begitu kuat sehingga sang anak benar-benar dalam tahap belajar.Â
Pada tahap pertengahan dan akhir, anak-anak menunjukkan perubahan penting dalam cara mereka mengatur dan mengingat informasi. Setelah anak berusia 7 tahun, tidak ada peningkatan yang jelas. Mereka memproses informasi secara berbeda dari orang dewasa.Â
Di masa kanak-kanak menengah dan akhir, ingatan jangka panjang anak-anak tampaknya membaik seiring bertambahnya usia. Hal ini dikarenakan memori jangka panjang sangat bergantung pada aktivitas belajar individu saat belajar dan mengingat informasi.Â
Menurut Marin, terdapat empat strategi ingatan yaitu retelling, organization, imagery dan retrieval. Pengulangan adalah strategi untuk meningkatkan retensi dengan mengulang informasi beberapa kali setelah disajikan.
Organisasi (organization), seperti klasifikasi dan pengelompokan, merupakan strategi ingatan yang sering digunakan orang dewasa. Imagery (perbandingan) adalah salah satu ciri perumpamaan manusia. Siswa tahun pertama telah meningkatkan daya ingatnya melalui pelatihan pembentukan perbandingan interaktif. Retrieval (pemunculan Kembali) adalah proses menghapus atau mengambil informasi dari memori.
3. Perkembangan Pemikiran Kritis
Berpikir kritis adalah tentang memahami atau merenungkan masalah secara mendalam, mengingat pendekatan dan perspektif yang berbeda, bukan hanya mempercayai informasi dari berbagai sumber.Â
Kembangkan pemikiran kritis anak dengan mengajari mereka menggunakan proses berpikir yang benar, mengembangkan strategi pemecahan masalah, meningkatkan pola pikir, dan menginspirasi anak untuk menggunakan keterampilan berpikir yang baru mereka pelajari.
4. Perkembangan Intelegensi (IQ)
Intelegensi Quotions telah lama dikenal sebagai standar yang menentukan perkembangan kemampuan dan pencapaian terbaik hasil akademik anak di sekolah. Dengan mengetahui intelegensinnya, anak dapat dikategorikan sebagai pandai/cerdas (jenius), rata-rata atau bodoh (idiot). Intelegensi dapat dijelaskan sebagai kemampuan berpikir abstrak, memecahkan masalah dengan menggunakan simbol-simbol verbal, dan belajar beradaptasi.