Mohon tunggu...
shofwandarismaulana
shofwandarismaulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UM

mahasiswa pendidikan tata boga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menyelami Keanekaragaman Kue Tradisional dalam Pendidikan Mata Pelajaran PCKI sebagai Upaya Melestarikan Budaya dan Warisan Indonesia

2 Desember 2024   11:30 Diperbarui: 2 Desember 2024   13:19 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil produk prkatikum siswa. Sumber : pribadi

Indonesia kaya akan warisan kuliner, salah satunya adalah kue tradisional yang mencerminkan keberagaman budaya di setiap daerah. Setiap kue memiliki cerita dan tradisi yang berhubungan erat dengan sejarah serta adat istiadat lokal. Misalnya, klepon yang berasal dari Jawa, atau kue cubir yang populer di Bali, keduanya tidak hanya menawarkan cita rasa yang khas, tetapi juga membawa nilai-nilai kearifan lokal yang berharga.

 Sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya ini, pembelajaran tentang kue Indonesia dimasukkan dalam kurikulum pendidikan Sekolah Kejuruan melalui mata pelajaran Produk Cake dan Kue Indonesia. 

Melalui mata pelajaran ini, siswa diberikan kesempatan untuk tidak hanya mempelajari cara membuat kue tradisional, tetapi juga memahami teknik, bahan, dan filosofi di balik setiap resep. 

Selain itu, dalam pelaksanaannya, program asistensi mengajar menjadi salah satu metode efektif untuk memperdalam pemahaman siswa, sekaligus memperkenalkan nilai-nilai budaya di balik pembuatan kue tradisional. Dengan melibatkan siswa secara langsung dalam pengajaran dan praktik, mereka dapat lebih memahami keterkaitan antara kuliner dengan identitas budaya, serta merasakan pentingnya mempertahankan warisan kuliner nusantara di era modern ini.

Kue Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan kue dari negara lain, baik dari segi bahan, rasa, maupun cara penyajiannya. Keunikan ini muncul dari penggunaan bahan-bahan lokal yang khas, seperti tepung beras, kelapa parut, santan, dan gula merah, yang memberikan cita rasa khas yang tidak ditemukan pada kue-kue internasional. 

Misalnya, klepon, kue lumpur, dan dadar gulung adalah contoh kue basah yang sering ditemukan dalam berbagai perayaan atau sebagai camilan sehari-hari. 

Kue-kue ini menggunakan bahan lokal seperti tepung beras, santan, dan gula aren yang memberi rasa manis alami serta tekstur lembut yang memikat. Di sisi lain, kue kering seperti nastar, kastengel, dan putri salju, meskipun lebih populer di musim perayaan, juga mencerminkan keahlian dalam menggunakan bahan-bahan lokal seperti mentega, keju, dan selai nanas, yang telah menjadi simbol kue khas Indonesia. 

Kue-kue ini sering disajikan saat Lebaran, Natal, atau perayaan besar lainnya, menciptakan suasana hangat di antara keluarga dan sahabat.

Selain kelezatannya, kue-kue tradisional Indonesia menyimpan nilai budaya yang tinggi, karena sering digunakan dalam berbagai upacara adat dan tradisi masyarakat, seperti selamatan, pernikahan, atau acara keagamaan. Setiap kue tradisional tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki makna dan simbolisme yang mendalam dalam masyarakat. 

Misalnya, kue tumpeng yang melambangkan rasa syukur atau kue-kue yang digunakan dalam ritual adat tertentu. Di samping itu, kue-kue tradisional Indonesia juga memiliki potensi ekonomi yang besar. Jika diolah dengan inovasi yang tepat, kue-kue ini bisa menjadi daya tarik pasar, baik di dalam negeri maupun internasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun